Air Sumur Bung Karno Jadi Rebutan  

Reporter

Editor

Jumat, 15 Juni 2012 15:17 WIB

Sejumlah siswa sekolah dasar melihat koleksi benda pribadi di Istana Gebang, Kelurahan Sananwetan, Kecamatan Sananwetan, Kota Blitar, Rabu, 13 Juni 2012. Menjelang peringatan hari lahir (Haul) Bung Karno besok tanggal 20 Juni, jumlah kunjungan ke rumah orang tua Soekarno ini meningkat tajam. TEMPO/Hari Tri Wasono

TEMPO.CO, Blitar - Menjelang peringatan Haul Bung Karno pada 20 Juni 2012, Istana Gebang Blitar ramai pengunjung. Dalam sehari, pengunjungnya bisa mencapai 200 orang. Tujuannya, menyaksikan benda-benda pribadi dan berburu air sumur yang ada di istana seluas 1,4 hektare itu. Mereka meyakini air itu membawa berkah.

Tak diketahui pasti mulai kapan fenomena berburu air sumur Bung Karno ini muncul. Namun para pengunjung yang datang biasanya berbondong-bondong minum air itu. "Usaha dan rezeki juga akan lancar," kata Solikin, salah seorang pengunjung yang antre meminum air sumur di Istana Gebang, Jumat, 15 Juni 2012.

Pria asal Blitar ini mengaku mendengar kabar air sumur berkah itu dari tetangganya sepekan silam. Ia pun tertarik membuktikan khasiatnya dengan meminum langsung dari air keran yang disedot dari sumur. Meski tak dididihkan, Solikin tak mengalami sakit perut.

Neti, pemandu tamu Istana Gebang, mengatakan popularitas air sumur ini telah menyebar ke pelosok daerah. Hal ini terlihat dari antusiasme pengunjung yang membawa pulang air tersebut seusai berwisata di rumah orang tua Soekarno di Kelurahan/Kecamatan Sananwetan, Blitar, ini.

Sumur itu berada di bagian belakang rumah, dekat kamar mandi dan dapur. Sejak dibuat 1914 lalu hingga kini, sumur itu tak pernah kering. Airnya jernih. Dulu, air dari sumur inilah yang dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarga Bung Karno dan pengelola Istana Gebang. "Saya pun meminumnya mentah-mentah," ujar Neti.

Pengelola Istana Gebang sekarang ini telah memasang sejumlah keran air di sekitar sumur untuk memudahkan pengunjung mengambil air. Bagi yang ingin meminum langsung, disediakan gelas. Jika ingin membawa pulang air, bisa membungkusnya dengan plastik ukuran satu kilogram yang sudah disediakan pengelola. Sebagai pengganti plastik, pengunjung diminta memberikan sumbangan sukarela di kaleng sumbangan. Uang sumbangan ini digunakan untuk perawatan Istana Gebang. "Sehari habis 100 kantong plastik," kata Neti.

Rumah yang pernah di tinggali Bapak Proklamator Indonesia ini, sejak dibeli pemerintah Blitar senilai Rp 35 miliar tahun lalu, terbuka untuk umum. Para pengunjung bisa mendatangi rumah bersejarah ini mulai pukul 07.00-17.00.

HARI TRI WASONO




Berita terkait

Sebagian Artefak Terdampak Kebakaran Museum Nasional Sudah Dievakuasi, Polisi: Banyak yang Masih Utuh

19 September 2023

Sebagian Artefak Terdampak Kebakaran Museum Nasional Sudah Dievakuasi, Polisi: Banyak yang Masih Utuh

Artefak yang berhasil teridentifikasi usai kebakaran Museum Nasional sudah dievakuasi ke tempat yang aman.

Baca Selengkapnya

Kebakaran Museum Nasional, Polisi Akui Sulit Bedakan Antara Benda Bersejarah dan Reruntuhan

17 September 2023

Kebakaran Museum Nasional, Polisi Akui Sulit Bedakan Antara Benda Bersejarah dan Reruntuhan

Polisi mengakui kesulitan melakukan identifikasi benda sejarah di Museum Nasional atau Museum Gajah

Baca Selengkapnya

Kelompok Hindu India Ajukan Petisi Larang Muslim Masuk Masjid Kuna, Ini Sebabnya

19 Mei 2022

Kelompok Hindu India Ajukan Petisi Larang Muslim Masuk Masjid Kuna, Ini Sebabnya

Kelompok Hindu India mengajukan petisi melarang Muslim memasuki masjid bersejarah di Mathura karena menduga ada peninggalan Hindu di dalamnya

Baca Selengkapnya

Kota Emas 3.000 Tahun yang Hilang Telah Ditemukan di Mesir

9 Maret 2022

Kota Emas 3.000 Tahun yang Hilang Telah Ditemukan di Mesir

Sebuah tim yang berisikan para arkeolog pada September 2020 memulai pencarian kuil kamar mayat di tepi barat Luxor di Mesir.

Baca Selengkapnya

7 Situs Warisan Dunia UNESCO yang Ada di Ukraina

2 Maret 2022

7 Situs Warisan Dunia UNESCO yang Ada di Ukraina

Ukraina terkenal akan budaya dan tradisinya yang kaya dan merupakan rumah bagi tujuh situs warisan dunia UNESCO.

Baca Selengkapnya

Bunker Peninggalan Perang Dunia II di Simeulue akan Dijadikan Objek Wisata

30 Oktober 2021

Bunker Peninggalan Perang Dunia II di Simeulue akan Dijadikan Objek Wisata

Bunker peninggalan Jepang yang biasa disebut korok-korok oleh warga Simeulue diantaranya ada di Desa Labuan Bakti dan Desa Labuan Bajau.

Baca Selengkapnya

3 Benda Bersejarah Indonesia yang Selamat dari Perdagangan Ilegal Barang Antik

31 Agustus 2021

3 Benda Bersejarah Indonesia yang Selamat dari Perdagangan Ilegal Barang Antik

Nilai tiga barang antik berupa patung Seated Shiva, patung Seated Parvati, dan patung Seated Ganesha, ini sebesar Rp 1,23 triliun.

Baca Selengkapnya

Bekas Tambang Hingga Museum Purba di Indonesia Masuk Daftar Situs Warisan Dunia

7 Agustus 2021

Bekas Tambang Hingga Museum Purba di Indonesia Masuk Daftar Situs Warisan Dunia

Indonesia turut menyumbang beberapa tempat ke dalam situs warisan dunia UNESCO.

Baca Selengkapnya

Keunikan Arslantepe Mound di Turki yang Jadi Situs Warisan Dunia Terbaru UNESCO

6 Agustus 2021

Keunikan Arslantepe Mound di Turki yang Jadi Situs Warisan Dunia Terbaru UNESCO

Masuknya The Arslantepe Mound menjadi tempat ke-18 yang menjadi Situs Warisan Dunia dari Turki.

Baca Selengkapnya

Makna 6 Monumen Simbol Persahabatan ASEAN di Taman Suropati

9 Juli 2021

Makna 6 Monumen Simbol Persahabatan ASEAN di Taman Suropati

Enam monumen bersejarah itu mulanya akan disebar di beberapa temoat, namun akhirnya diputuskan disimpan di Taman Suropati.

Baca Selengkapnya