TEMPO.CO, Halmahera - Anggota Forum Permanen Perserikatan Bangsa Bangsa untuk isu Masyarakat Adat (UN Permanent Forum on Indigenous Issues), Raja Devasish Roy, meminta pemerintah Indonesia tetap berkomitmen melindungi hak adat warga negaranya.
“Hak masyarakat adat untuk mengatur diri sendiri (self determination) harus diakui, dengan menghormati integritas dan kedaulatan negara,” kata Roy yang berbicara dalam pembukaan Kongres Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) IV di Tobelo, Halmahera Utara, Kamis 19 April 2012 siang tadi.
Selama 10 tahun terakhir, kata Roy, ada banyak kemajuan di dunia dalam pengakuan dan perlindungan masyarakat adat. Salah satu puncaknya adalah pengesahan Deklarasi PBB tentang Hak Masyarakat Adat pada September 2007 silam. Setelah deklarasi itu dibentuklah Forum Permanen untuk Isu Masyarakat Adat guna mengawal isi kesepakatan internasional tersebut. “Sekarang baru ada satu wakil Asia di forum itu, yakni saya sendiri,” kata Roy. Tahun depan akan ada dua wakil Asia di forum itu.
Hak masyarakat adat termasuk hak atas tanah adat, pengakuan identitas budaya, serta hak mengatur sendiri tata kelola dan sumber daya alamnya. “Seiring dengan makin kuatnya masyarakat adat, Indonesia akan makin kuat,” kata Roy. “Inilah inti pembangunan yang berbasis masyarakat adat.”
WAHYU DHYATMIKA
Berita terkait
Hari Bumi 22 April, Ford Foundation Ingatkan Soal Keadilan Tata Kelola Tanah Adat
4 hari lalu
Ford Foundation menilai Hari Bumi bisa menjadi momentum untuk mengingatkan pentingnya peran komunitas adat untuk alam.
Baca SelengkapnyaKetua Adat Sorbatua Siallagan Ditangkap Polda Sumut Atas Laporan Toba Pulp Lestari
30 hari lalu
Sorbatua Siallagan gencar melawan upaya pencaplokan Toba Pulp Lestari. Ia dilaporkan karena menduduki kawasan hutan di area konsesi PT TPL.
Baca SelengkapnyaKomitmen Iklim Uni Eropa Dipertanyakan, Kredit Rp 4 Ribu Triliun Disebut Mengalir ke Perusak Lingkungan
32 hari lalu
Sinarmas dan RGE disebut di antara korporasi penerima dana kredit dari Uni Eropa itu dalam laporan EU Bankrolling Ecosystem Destruction.
Baca SelengkapnyaOmbudsman Minta OIKN Hati-hati di Pembebasan Lahan Warga Kawasan IKN
34 hari lalu
Ombudsman meminta Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) hati-hati dalam pembebasan lahan warga di kawasan IKN.
Baca SelengkapnyaTerkini: Jokowi akan Resmikan Bandara Mutiara Sis Al-Jufri Pasca Kena Gempa 2018, Polemik Pembangunan IKN Terakhir Dugaan Penggusuran Masyarakat Adat
35 hari lalu
Dalam waktu dekat Presiden Jokowi bakal meresmikan Bandara Mutiara Sis Al-Jufri, Palu, setelah direkonstrasi usai terdampak Gempa Palu pada 2018.
Baca SelengkapnyaReaksi DPR hingga Amnesty International Soal Rencana Penggusuran Warga Pemaluan demi IKN
38 hari lalu
Anggota DPR mengingatkan jangan sampai IKN membuat warga setempat jadi seperti masyarakat adat di negara lain yang terpinggirkan.
Baca SelengkapnyaMasyarakat Adat di IKN Nusantara Terimpit Rencana Penggusuran dan Dampak Krisis Iklim, Begini Sebaran Wilayah Mereka
38 hari lalu
AMAN mengidentifikasi belasan masyarakat adat di IKN Nusantara dan sekitarnya. Mereka terancam rencana investasi proyek IKN dan dampak krisis iklim.
Baca SelengkapnyaPakar Sosiologi Unair Tekankan Dialog Hukum Adat dan Negara untuk Selesaikan Konflik Masyarakat Adat-IKN
39 hari lalu
Dialog, komitmen, dan simpati dari pihak IKN terhadap masyarakat lokal dinilai belum terwujud.
Baca SelengkapnyaAnggota DPR: Masyarakat Adat di IKN Jangan Diperlakukan seperti Aborigin di Australia
39 hari lalu
Anggota DPR mengatakan bahwa jangan sampai IKN membuat warga setempat menjadi seperti masyarakat adat di negara-negara lain yang terpinggirkan.
Baca SelengkapnyaSoal Ultimatum Otorita IKN, Pakar Sebut Hukum Tak Melindungi Masyarakat Adat
40 hari lalu
Pakar hukum Unair menyebut sejumlah kebijakan terbaru otorita IKN sebagai salah satu bukti hukum yang belum melindungi masyarakat adat.
Baca Selengkapnya