TEMPO.CO, Sleman - Center for Religious and Cross Culture Studies (CRCS) UGM melansir laporan kehidupan beragama Indonesia selama 2011 yang menyimpulkan kondisi kebebasan beragama makin buruk. Sebabnya, posisi pemerintah pusat dalam memberi perlindungan makin melemah, sedangkan pemerintah daerah makin kuat mendukung pelanggaran.
“Era otonomi daerah, pelanggaran hak beragama kami anggap di level lampu merah,” kata Suhadi Cholil, pengajar di CRCS UGM saat memaparkan isi laporan, Rabu 21 Maret 2012.
Suhadi menuturkan kasus-kasus pelanggaran kebebasan beragama selama 2011, terutama di kasus Ahmadiyah dan GKI Yasmin. Kasus-kasus ini menunjukkan melemahnya posisi pemerintah pusat dan menguatnya keterlibatan pemerintah daerah dalam mendukung pelanggaran.
“Ada tren pembiaran kasus pelanggaran hak beragama,” kata Suhadi.
Laporan CRCS selama Januari-Oktober 2011, ada 19 peraturan gubernur, bupati dan walikota untuk mendukung diskriminasi terhadap komunitas Ahmadiyah. Kasus sengketa izin GKI Yasmin juga menjelaskan adanya fenomena makin kuatnya kewenangan pemerintah daerah untuk melegitimasi pemberangusan hak beragama sehingga pemerintah pusat nampak makin tak berdaya.
Laporan setebal 84 halaman ini mencatat, selain kasus komunitas Ahmadiyah, selama 2011 ada tujuh kasus tuduhan penodaan agama, yang menimpa pada sejumlah kelompok keagamaaan seperti Komunitas Millah di Aceh dan komunitas Syiah di Sampang, Madura. Komunitas Ahmadiyah disebut menjadi sasaran aksi kekerasan sebanyak 20 kali selama Januari-Agustus 2011.
“Jumlah aksi kekerasan tak banyak, tapi kualitasnya makin parah. Kasus Cikeusik, Temanggung, Pasuruan dan Sampang buktinya,” kata Suhadi.
Sementara pembahas lain, Dian Nafi, pimpinan Pondok Pesantren Al-Muayyad Solo, berpendapat laporan CRCS masih belum memuat pengamatan terhadap ketegangan budaya yang menjadi akar kekerasan atas nama agama. Riset mengenai ketegangan budaya bermanfaat untuk merumuskan strategi perdamaian untuk mengimbangi kampanye kekerasan atas nama agama. “Media, akademisi, agamawan punya tugas memprovokasi perdamaian,” kata Nafi.
ADDI MAWAHIBUN IDHOM
Berita terkait
Viral Pengeroyokan, India Marak Aksi Kekerasan atas Nama Agama
27 Juni 2019
Protes kekerasan atas nama agama digelar di India, setelah gerombolan Hindu melakukan aksi pengeroyokan terhadap seorang pria Muslim pekan lalu.
Baca SelengkapnyaSETARA Curiga Kekerasan Pemuka Agama Sebagai Sebuah Rangkaian
20 Februari 2018
Hendardi mengatakan bahwa tujuan dari pihak yang melakukan penyerangan itu, yakni menciptakan instabilitas.
Baca SelengkapnyaKasus Kebaktian Pulogebang: Djarot Minta?Penghuni Rusun?Toleran
26 September 2017
Djarot mengatakan tindakan Joker membubarkan kebaktian Pulogebang tidak mencerminkan Islam yang damai dan penuh rahmat.
Baca SelengkapnyaRusun Tempat Kebaktian Pulogebang Jadi Percontohan Toleransi
26 September 2017
Setelah kasus kebaktian Pulogebang terjadi, Forum Komunikasi akan menunjuk perwakilan dari agama dan suku pada setiap blok selaku komunikator.
Baca SelengkapnyaPolisi Ungkap Dampak Video Viral Rusuh Kebaktian Pulogebang
26 September 2017
Sukatma pun menerangkan bahwa video rusuh kebaktian Pulogebang yang viral tersebut tidak lengkap .
Baca SelengkapnyaKasus Perusuh Kebaktian Pulogebang Dianggap Selesai Setelah...
26 September 2017
Tokoh masyarakat telah membuat kesepakatan agar insiden pembubaran kebaktian Pulogebang tidak terulang.
Baca SelengkapnyaKomnas Perlindungan Anak Minta Kasus Kebaktian Pulogebang Diusut
25 September 2017
Arist?berpendapat, menjalankan ibadah, termasuk kebaktian?Pulogebang,?adalah hak fundamental yang dilindungi secara universal.
Baca SelengkapnyaPria Perusuh Kebaktian Pulogebang Sudah Kembali ke Rusun
25 September 2017
Pria bernama Nasoem Sulaiman alias Joker terekam kamera tengah membubarkan kebaktian Pulogebang
Baca SelengkapnyaSisi Lain Joker Si Perusuh Kebaktian Pulogebang
25 September 2017
Nasoem alias Joker rajin beribadah dan menjadi tokoh masyarakat di rusun. Dia dibawa ke kantor polisi lantaran membuat rusuh kebaktian di Pulo Gebang.
Baca SelengkapnyaBegini Permintaan Maaf Joker Telah Ganggu Kebaktian Pulogebang
25 September 2017
Tak sampai 24 jam setelah mengganggu kebaktian di Rumah Susun Pulogebang, Joker dihajar empat orang pria bertubuh tinggi dan besar di rumahnya.
Baca Selengkapnya