TEMPO Interaktif, Yogyakarta-Mendapatkan gelar kehormatan, terlebih dari sebuah lembaga budaya seperti Keraton, bagi sebagian orang sebagai suatu penghormatan yang tak ternilai. Namun berbeda bagi Gandi Sulistyanto Soeherman, Managing Director Sinar Mas.
Begitu dikabari Dirjen Pendidikan Tinggi Djoko Santosa, bahwa dirinya masuk nominasi gelar kehormatan Keraton Pakualaman, dia tidak langsung menjawab. “Saya langsung turunkan tim untuk menyelidiki, ada apa dibaliknya. Setelah saya tahu tak ada nilai komersial dan embel-embel dibelakangnya, saya baru menjawab mau,” kata Gandi.
Selasa (31/1), dia mendapat gelar kehormatan Kanjeng Mas Tumenggung Projo Andono, dengan jabatan Bupati Anom, dalam acara ulang tahun ke 76, Tingalan Dalem Paku Alam IX, di Puro Pakualaman, Yogyakarta.
Jabatan yang diberikan kepada Gandi, termasuk jabatan yang cukup prestisius, dalam tingkatan abdi dalem. Di bawah jabatan itu, masih ada magang, jajar, mas bekel, lurah anom, lurah sepuh, dan wedono, yang bisa diterima abdi dalem, setelah bertahun-tahun mengabdi. “Meski pemberian gelar itu hak prerogatif Paku Alam, namun jabatan yang diberikan Keraton Pakualaman juga melihat peran seseorang dan kiprahnya di masyarakat,” kata Juru Bicara acara itu, Kanjeng Pangeran Haryo Indro Kusumo.
Pemberian gelar itu, karena Gandi dinilai berjasa kepada warga Yogyakarta, lewat yayasan yang dia pimpin EKa Cipta Foundation, membantu banyak sekolah roboh, baik saat terjadi gempa bumi di Bantul, mau pun erupsi Merapi di Sleman. Sehingga, warga kembali bangkit lewat pemberdayaan di berbagai bidang, mulai dari pendidikan hingga ekonomi. “Saya dulu melakukan bakti sosial tidak berpikir sampai mendapat gelar atau anugerah. Toh saya juga tak punya hubungan kekerabatan,” kata dia.
Dengan gelar ini, Gandi mengapresiasi kekayaan budaya Yogyakarta yang masih lestari, ditengah gempuran jaman yang serba modern. “Seringkali, ketika orang merasa sudah ada dalam alam serba modern dan praktis, nilai-nilai tradisi terpinggirkan. Padahal banyak sekali moralitas yang ada di situ,” kata Gandi, yang mengaku enjoy mengenakan pakaian Jawa.
Tradisi, kata Gandi, selayaknya mendapatkan tempat, meski di era modern. “Tradisi itu melengkapi kemajuan peradaban yang dominan dikuasai teknologi. Seperti Jepang, peradaban maju, tradisi bisa terjaga,” kata dia.
PRIBADI WICAKSONO