Aktivis Bali Galang Gerakan Koin Seribu Rupiah  

Reporter

Editor

Senin, 9 Januari 2012 11:59 WIB

Campbellcollaboration.org

TEMPO.CO, Denpasar - Aktivis Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Bali, Senin, 9 Januari 2011, mencanangkan gerakan pengumpulan koin Rp 1.000. Aksi dilakukan untuk menyikapi semakin banyaknya anak di bawah umur menjalani proses hukum hingga ke pengadilan. “Seharusnya aparat penegak hukum menempuh restorative justice,” kata Ketua LPA Bali Ni Nyoman Masni.

Menurut Masni, dalam prinsip restorative justice, pelanggaran pidana yang dilakukan anak-anak tidak boleh disertai penahanan. Sebab, hal itu justru akan merusak mental dan masa depan si anak. “Apalagi barang buktinya sangat kecil,” ujarnya.

Prinsip restorative justice mengacu pada surat keputusan bersama (SKB) tiga menteri, yakni Menteri Hukum dan HAM, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Anak, dan Menteri Sosial. Tiga kementerian tersebut menyepakati penerapan restorative justice terhadap kasus yang melibatkan anak di bawah umur.

Masni memaparkan, di Bali, banyak kasus sepele yang menjerat anak-anak dan harus menjalani proses hukum. Saat ini menimpa DW, 14 tahun, yang didakwa menjambret uang Rp 1.000.

Kasus DW yang masih duduk di kelas I SMP swasta di Denpasar terjadi pada 13 Maret 2011 sekitar pukul 23.00 WITA. Kala itu, DW bersama rekannya, A, melintas dengan sepeda motor di Jalan Ahmad Yani, Denpasar. Keduanya menjambret tas Ni Kade Susilawati yang juga sedang mengendarai sepeda motor.

Warga yang mendengar teriakan minta tolong Susilawati menangkap DW yang terjatuh dari sepeda motornya. Atas perbuatannya, DW dijerat dengan Pasal 363 ayat 1 ke 4 KUHP dengan ancaman hukuman maksimal lima tahun penjara.

Kasus lainnya terjadi di Klungkung. Seorang anak diganjar hukuman pidana karena mencuri tiga plastik dupa. Adapun di Gianyar, seorang anak berusia sembilan tahun mencuri petasan senilai tak lebih dari Rp 5.000 ditangkap polisi.

Masni berharap tak ada lagi anak di bawah umur yang diproses secara hukum, apalagi dijebloskan ke penjara. Sebab, setelah menjalani masa hukumannya, maka label pencuri pada si anak pasti melekat.

Tokoh perlindungan anak, Seto Mulyadi, yang menghadiri acara gerakan pengumpulan koin Rp 1.000 menyatakan penjara dan pengadilan pidana bukanlah tempat yang tepat bagi anak-anak. “Kita membutuhkan gerakan bersama untuk mencegahnya,” ucapnya.

Seto mengatakan sudah membicarakan masalah tersebut bersama Kapolri dan Menkum HAM. Namun sosialisasi di tingkat daerah belum cukup luas.

Kasus yang melibatkan anak-anak di Indonesia, menurut Seto, setiap tahunnya mencapai tak kurang dari 4.000 kasus. Sebagian kasus juga terjadi karena aparat memaksa anak-anak untuk mengakui perbuatan yang tidak dilakukannya. “Anak-anak itu harus diselamatkan dari penjara,” tuturnya. Dia juga membantah anggapan bahwa untuk membebaskan anak-anak haruslah disediakan uang jaminan dalam jumlah yang cukup besar.

ROFIQI HASAN

Berita terkait

Tanggapan Korban atas Vonis 15 Tahun Kiai Gadungan Pemerkosa Santri

8 hari lalu

Tanggapan Korban atas Vonis 15 Tahun Kiai Gadungan Pemerkosa Santri

Terdakwa melalui kuasa hukumnya telah memutuskan untuk mengajukan banding atas vonis hakim. Akui pemerkosaan terhadap tiga santri dan jamaah.

Baca Selengkapnya

Menteri PPPA Apresiasi Program Binaan Pertamina di Sulsel

30 hari lalu

Menteri PPPA Apresiasi Program Binaan Pertamina di Sulsel

Kunjungan kerja Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Republik Indonesia ke Provinsi Sulawesi Selatan menjadi momentum penting dalam mengapresiasi peran Pertamina dalam mendukung pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak.

Baca Selengkapnya

Marak Kekerasan Anak di Sekolah, KPAI Dorong Percepatan Pembentukan Satgas Daerah dan Tim PPKSP

46 hari lalu

Marak Kekerasan Anak di Sekolah, KPAI Dorong Percepatan Pembentukan Satgas Daerah dan Tim PPKSP

KPAI meminta segera dibentuk Satgas Daerah dan Tim Penanganan Kekerasan di Lingkungan Satuan Pendidikan (PPKSP).

Baca Selengkapnya

Viral Video Bullying di Balikpapan: Pelajar SMP Dijambak dan Ditinju, Kasus Ditangani Polisi

55 hari lalu

Viral Video Bullying di Balikpapan: Pelajar SMP Dijambak dan Ditinju, Kasus Ditangani Polisi

Dunia pendidikan Indonesia kembali tercoreng dengan kasus perundungan (bullying) siswa oleh rekan-rekannya

Baca Selengkapnya

Sudah Tetapkan Tersangka, Polisi Ungkap Motif Bullying di Binus School Serpong

57 hari lalu

Sudah Tetapkan Tersangka, Polisi Ungkap Motif Bullying di Binus School Serpong

Polres Tangerang Selatan mengungkap motif di balik bullying atau perundungan di Binus School Serpong.

Baca Selengkapnya

Satu Tersangka Bullying di Binus School Serpong sudah Bukan Pelajar

57 hari lalu

Satu Tersangka Bullying di Binus School Serpong sudah Bukan Pelajar

Polisi menetapkan 4 tersangka dan 8 Anak Berhadapan Hukum dalam kasus bullying di Binus School Serpong

Baca Selengkapnya

KPAI Minta Kasus Perundungan di Binus School Harus Dilakukan Secara Cepat

21 Februari 2024

KPAI Minta Kasus Perundungan di Binus School Harus Dilakukan Secara Cepat

Komisioner KPAI Diyah Puspitarini menyatakan akan mengawal secara transparan kasus perundungan geng Binus School ini.

Baca Selengkapnya

FSGI Imbau Masyarakat Jangan Sebar Video Perundungan Siswa Binus Serpong

20 Februari 2024

FSGI Imbau Masyarakat Jangan Sebar Video Perundungan Siswa Binus Serpong

FSGI mengimbau agar video perundungan itu tidak lagi disebarluaskan karena berpotensi ditiru oleh peserta didik lain.

Baca Selengkapnya

Korban Perundungan SMA Binus Serpong Bertemu KPAI dan PPA Tangsel, Menghindari Awak Media

20 Februari 2024

Korban Perundungan SMA Binus Serpong Bertemu KPAI dan PPA Tangsel, Menghindari Awak Media

Dalam pertemuan itu, KPAI memastikan korban bullying geng Binus School Serpong sudah mendapatkan pendampingan psikologis.

Baca Selengkapnya

Save the Children Minta 3 Kandidat Tak Lupakan Isu Kesejahteraan Anak di Debat Capres Besok

3 Februari 2024

Save the Children Minta 3 Kandidat Tak Lupakan Isu Kesejahteraan Anak di Debat Capres Besok

Tiga calon presiden yaitu Anies Baswedan, Prabowo, dan Ganjar Pranowo diminta tak melupakan isu kesejahteraan anak di debat capres terakhir besok.

Baca Selengkapnya