Kontras: Jelang Insiden Bima, Korban Peluk Aparat  

Reporter

Editor

Minggu, 1 Januari 2012 15:46 WIB

Seorang pengunjukrasa yang tergabung dalam "Front Rakyat Anti Tambang (FRAT) Kecamatan Sape dan Lambu" yang mengalami luka parah dievakuasi aparat berseragam dan berpakaian sipil saat pembubaran paksa pengunjukrasa di Pelabuhan Sape, Kecamatan Sape, Bima, Kabupaten Bima, NTB, Sabtu (24/12). ANTARA/Rinby

TEMPO.CO, Jakarta - Koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Tindak Kekerasan, Haris Azhar, menyatakan, sebelum diserang, pengunjuk rasa menyambut ramah pasukan polisi. "Warga dan polisi sempat berpelukan sebelum terjadi keributan," ujar Haris saat dihubungi Tempo, 1 Januari 2012.

Pintu gerbang pelabuhan yang tertutup dibuka secara baik-baik oleh salah seorang perwakilan warga, kata Haris. "Yang membuka adalah tokoh masyarakat yang biasa dipanggil Om Budi (Syahbudin)," ujarnya. Kemudian warga mempersilakan polisi untuk berunding dengan perwakilan mereka.

Keadaan menjadi panas setelah salah seorang juru runding warga, Hasanuddin, tiba-tiba ditangkap paksa oleh aparat. Hasanuddin ditangkap saat sedang mengimbau warga untuk bersikap tenang selama perundingan. "Setelah ditangkap, ia diseret dan dipopor hingga pingsan. Ia lalu mendapati luka tembak di kaki saat siuman," ujar Haris.

Suasana seketika menjadi rusuh, polisi merangsek masuk dan mendesak pengunjuk rasa ke arah dermaga. Warga kalang kabut karena polisi bertindak kalut, menembaki pengunjuk rasa dengan peluru karet dan peluru tajam. Tembakan berlangsung hingga satu jam. Dua pengunjuk rasa, Arif Rahman dan Saiful, roboh. "Mereka tewas di tempat," ujar Haris yang terjun langsung ke Bima untuk penelusuran fakta.

Insiden penyerangan aparat terhadap warga Pelabuhan Sape, Kabupaten Bima, itu terjadi pada Sabtu, 24 Desember 2011. Para pengunjuk rasa memprotes pencabutan SK Bupati Bima Ferry Zulkarnaen nomor 188.45/357/004/2010 soal izin eksplorasi tambang emas oleh PT Sumber Mineral Nusantara. "Dalam insiden berdarah ini, 3 orang tewas, 77 luka-luka dan dikriminalisasikan," ujar Haris.

M. ANDI PERDANA

Berita terkait

Awas, Kejahatan Kebencian Bisa Berujung Fatal

28 November 2021

Awas, Kejahatan Kebencian Bisa Berujung Fatal

Kejahatan bisa terjadi kapan saja. Kewaspadaan amat penting, terlebih adanya kejahatan kebencian yang bisa tak terduga, bahkan terhadap aparat.

Baca Selengkapnya

Jejak Milisi RSF Sudan yang Diduga Membuang Mayat ke Sungai Nil

7 Juni 2019

Jejak Milisi RSF Sudan yang Diduga Membuang Mayat ke Sungai Nil

Dalam perang di Yaman tahun 2015, milisi RSF di Sudan dikirim ke Yaman dan mendapat dukungan, uang dan senjata, dari Arab Saudi dan Uni Emirat Arab.

Baca Selengkapnya

Polisi Minta Bubar, Demonstran Mahasiswa Mengaji

20 Oktober 2017

Polisi Minta Bubar, Demonstran Mahasiswa Mengaji

Aliansi mahasiswa tetap demonstrasi meski waktu penyampaian pendapat sudah melebihi batas, yakni hingga pukul 18.00.

Baca Selengkapnya

Alasan Polisi Pakai Water Canon Bubarkan Pengepung LBH Jakarta

18 September 2017

Alasan Polisi Pakai Water Canon Bubarkan Pengepung LBH Jakarta

Kapolda Metro Jaya ungkap alasan polisi menggunakan water
canon untuk membubarkan massa yang mengepung kantor LBH
Jakarta, Senin dinihari.

Baca Selengkapnya

Pasca Bentrok di Depan LBH, Jalan Diponegoro Sudah Bisa Dilintasi

18 September 2017

Pasca Bentrok di Depan LBH, Jalan Diponegoro Sudah Bisa Dilintasi

Pagi ini Jalan Diponegoro di depan gedung LBH, Jakarta Pusat,
kembali dapat dilintasi kendaraan setelah bentrokan antara
polisi dan pengunjuk rasa.

Baca Selengkapnya

Penjelasan Kapolda Sumsel Soal Polisi Memukul Mahasiswa Unsri

4 Agustus 2017

Penjelasan Kapolda Sumsel Soal Polisi Memukul Mahasiswa Unsri

Agung mengatakan kepolisian sebenarnya tak ingin ada insiden kekerasan saat pengamanan aksi mahasiswa Unisri.

Baca Selengkapnya

Bentrokan Pemilu di Kongo, 44 Orang Tewas

21 September 2016

Bentrokan Pemilu di Kongo, 44 Orang Tewas

Ribuan orang turun ke jalan ibu kota Kongo, Kinshasa, Senin lalu, untuk menentang penundaan pelaksanaan pemilu.

Baca Selengkapnya

Komas HAM Temukan 10 Fakta Bentrok TNI AU dan Warga di Medan

29 Agustus 2016

Komas HAM Temukan 10 Fakta Bentrok TNI AU dan Warga di Medan

Blokade dilakukan warga di area publik, yakni akses masuk utama Pangkalan Udara Soewondo. TNI AU tidak dapat menerapkan konsekuensi hukum ala militer.

Baca Selengkapnya

Pendukung Permaisuri Sultan Ternate Bentrok dengan Polisi  

21 April 2016

Pendukung Permaisuri Sultan Ternate Bentrok dengan Polisi  

Polisi membubarkan pendukung Boki Nita karena memblokir jalan menunju bandara.

Baca Selengkapnya

Novel FPI Ditahan Mulai Hari Ini  

9 Oktober 2014

Novel FPI Ditahan Mulai Hari Ini  

Dia diancam maksimal 8 tahun penjara.

Baca Selengkapnya