TEMPO Interaktif, Jakarta - Yunus Husein berjanji akan bersikap independen jika terpilih jadi komisioner Komisi Pemberantasan Korupsi. Ia menyangkal persepsi yang menuduhnya dekat dengan lingkaran Istana Presiden.
Tuduhan itu dikaitkan dengan posisi Yunus sebagai anggota Satuan Tugas Pemberantasan Mafia Hukum yang dibentuk Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. "Tapi saya akan independen bersama komisioner lain bila terpilih dan kami akan transparan," kata Yunus dalam uji kelayakan dan kepatutan calon pemimpin KPK, Rabu, 30 November 2011 di ruang sidang Komisi Hukum DPR.
Sejumlah anggota Komisi Hukum mempertanyakan independensi Yunus lantaran dikenal dekat dengan lingkungan kekuasaan. Anggota dari Fraksi Golkar, Bambang Soesatyo, misalnya, meminta jaminan independensi Yunus bila terpilih menjadi komisioner KPK mendatang. Sikap senada muncul dari anggota Fraksi Demokrat, Saan Mustopa.
Contoh lain, anggota Fraksi PDIP, Ahmad Basarah, yang mempertanyakan komitmen Yunus, mengungkap aliran dana talangan pemerintah untuk Bank Century sebesar Rp 6,7 triliun. "Karena tidak mungkin dana Rp 6,7 triliun itu disebarkan dengan mobil boks, Pak," ujar dia.
Adapun Eva Kusuma Sundari dari PDI Perjuangan menyindir kerja Yunus saat menjabat sebagai Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan. Menurut Eva, Yunus tak sanggup mengungkap aliran dana dalam kasus Century. "Apa yang Bapak janjikan untuk menunjukkan kemajuan?" kata legislator PDI Perjuangan ini.
Yunus menyatakan, setiap pejabat penegak hukum diwajibkan berkomitmen untuk selalu independen ketika mengemban tugas. Independensi penegak hukum dijamin dengan undang-undang dan kode etik.
Namun, menurut Yunus, independensi penegak hukum juga harus didukung dengan sikap pemerintah dan DPR yang tidak berusaha ikut campur dalam setiap penanganan kasus, termasuk penanganan kasus korupsi oleh KPK. "Terutama jangan intervensi untuk kasus yang terkait kekuasaan," kata dia.
MAHARDIKA SATRIA HADI
Berita terkait
Kepala PPATK Pertama Yunus Husein jadi Saksi di Sidang Haris Azhar, Jaksa Protes
2 Oktober 2023
Sidang pencemaran nama baik Luhut Binsar Pandjaitan dengan terdakwa Haris Azhar dan Fatia Maulidianty kembali digelar di PN Jakarta Timur
Baca SelengkapnyaBW Anggap Pembangkangan KPK ke Ombudsman Hal yang Tak Patut
6 Agustus 2021
KPK menolak menjalankan tindakan korektif yang diberikan Ombudsman perihal alih status pegawai.
Baca SelengkapnyaYunus Husein Setuju Satgas Illegal Fishing Dibubarkan, Asal
10 Mei 2019
Wakil Ketua Satuan Tugas atau Satgas Anti Illegal Fishing 115, Yunus Husein, tidak mempermasalahkan jika satgas yang ia pimpin harus dibubarkan.
Baca SelengkapnyaDeputi Pencegahan Bantah Lakukan Pelanggaran Kode Etik KPK
4 Mei 2019
Dia mengatakan tak pernah diperiksa oleh Direktorat Pengawasan Internal dan Pengaduan Masyarakat KPK.
Baca SelengkapnyaCatatan 19 Dugaan Pelanggaran Kode Etik Internal KPK versi ICW
18 Oktober 2018
ICW merilis data mengenai 19 dugaan pelanggaran kode etik di internal KPK dalam rentang 2010-2018.
Baca SelengkapnyaTanggapi Data ICW, KPK: Sebagian Besar Sudah Ditindaklanjuti
18 Oktober 2018
ICW merilis data 19 dugaan pelanggaran kode etik di internal KPK dalam rentang 2010-2018.
Baca SelengkapnyaICW Sebut Ada 19 Pelanggaran Kode Etik di Internal KPK
17 Oktober 2018
ICW menyebut ada 19 pelanggaran kode etik di internal KPK para periode 2010-2018.
Baca SelengkapnyaTito Karnavian: Aris Budiman Tanpa Cacat dan Berintegritas
25 Oktober 2017
Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengatakan, selama di Polri, Dirdik KPK Aris Budiman tanpa cacat dan berintegritas.
Baca SelengkapnyaKajian Internal Soal Aris Budiman Sudah di Meja Pimpinan KPK
6 September 2017
Hasil telaah pengawas internal terhadap Direktur Penyidikan KPK Aris Budiman sudah berada di tangan pimpinan KPK.
Baca SelengkapnyaKomisi Hukum Nilai Laporan Aris Budiman Belum Tentu Ada Pidana
3 September 2017
Nasir berpendapat bahwa laporan Aris Budiman terhadap Novel tidak akan menganggu hubungan antara kepolisian dengan KPK.
Baca Selengkapnya