Cara Ampuh Gubernur Soekarwo Tangani Penyakit Difteri

Reporter

Editor

Jumat, 21 Oktober 2011 15:33 WIB

Soekarwo. TEMPO/ Wahyu Setiawan

TEMPO Interaktif, Surabaya - Gubernur Jawa Timur Soekarwo hingga saat ini masih menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) Difteri di daerahnya meskipun jumlah penderitanya terus menurun.

Soekarwo mengemukakan berbagai alasannya mempertahankan status KLB yang telah ditetapkan sejak Senin, 10 Oktober lalu. “Dengan ditetapkannya status KLB, maka mudah bagi kami untuk mengatasinya dengan cepat. Sedangkan kalau tidak dengan status KLB, penanganannya rumit, anggaran tidak bisa kami gunakan,” katanya kepada wartawan di Surabaya, Jumat, 21 Oktober 2011.

Diakui Soekarwo, ketika menetapkan status KLB terhadap penyakit yang menyerang anak usia 5-10 tahun tersebut, dirinya sempat diprotes Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih. ”Yang meninggal hanya 11, kok sudah KLB. Ya, saya jelaskan kepada Ibu Menteri, kalau enggak KLB maka enggak ada yang mau divaksin."

Alasan Soekarwo ternyata ampuh. Pemerintah Provinsi Jawa Timur bisa menggelontorkan anggaran Rp 8 miliar untuk mengatasi difteri di seluruh daerah kabupaten dan kota. Vaksinasi bisa dilakukan dengan mudah sehingga jumlah penderita pun bisa ditekan.

Kepala Dinas Kesehatan Jawa Timur Mudjib Affan membenarkan ampuhnya alasan Gubernur Soekarwo. Ketika ditetapkan status KLB, Senin, 10 Oktober 2011, jumlah penderita mencapai 355 anak yang yang tersebar di berbagai daerah di Jawa Timur. Sebanyak 11 di antaranya meninggal dunia.

Dengan dikucurkannya anggaran penanganan Rp 8 miliar, petugas Dinas Kesehatan tingkat provinsi hingga seluruh daerah kabupaten dan kota bisa langsung bergerak cepat melakukan penanganan.

Sejak ditetapkan status KLB, Dinas Kesehatan menyalurkan sebanyak 40 ribu vaksin difteri. Bahkan, saat ini mendapatkan tambahan 30 ribu vaksin dari Kementerian Kesehatan yang siap didistribusikan ke seluruh daerah di Jawa Timur.

Selain itu, dari 355 anak yang terjangkit difteri dan dirawat di rumah sakit di berbagai daerah di Jawa Timur, sebanyak 341 anak telah sembuh dan sudah bisa pulang ke rumahnya masing-masing. "Sisanya, 14 anak masih dirawat di rumah sakit di Malang, Pasuruan, Bangkalan, Mojokerto, dan Surabaya," papar Mudjib Affan.

Meski hanya tersisa 14 pasien, menurut Mudjib Affan, penerapan status KLB difteri memang masih perlu dipertahankan hingga seluruh pasien tersebut sembuh. ”Difteri adalah penyakit yang mudah menular. Dari satu anak yang menderita kemungkinan masih akan menular ke anak lainya,” ucap Mudjib Affan.

FATKHURROHMAN TAUFIQ

Berita terkait

Segudang Manfaat Buah Bidara Upas, Penyembuh Radang Usus Buntu hingga Diabetes

4 Juli 2023

Segudang Manfaat Buah Bidara Upas, Penyembuh Radang Usus Buntu hingga Diabetes

buah bidara dipercaya berkhasiat menyembuhkan berbagai penyakit

Baca Selengkapnya

Punya Hewan Peliharaan, Awas Tertular Penyakit Berikut

8 Februari 2021

Punya Hewan Peliharaan, Awas Tertular Penyakit Berikut

Punya hewan peliharaan memang menghibur. Tapi awas, mereka juga bisa menularkan penyakit kepada pemiliknya.

Baca Selengkapnya

Banjir Lagi, Waspadai Penyakit Akibat Virus dan Jamur Berikut

8 Februari 2021

Banjir Lagi, Waspadai Penyakit Akibat Virus dan Jamur Berikut

Banjir selalu menyisakan berbagai masalah, bukan hanya kotoran dan lumpur tapi juga beragam penyakit akibat virus dan jamur.

Baca Selengkapnya

Mengenal Vertigo, Penyakit Penyebab Wafatnya Rektor Paramadina

7 Februari 2021

Mengenal Vertigo, Penyakit Penyebab Wafatnya Rektor Paramadina

Rektor Paramadina, Firmanzah, wafat karena vertigo. Penyakit ini banyak dialami orang tapi kurang dipahami bahayanya.

Baca Selengkapnya

Cegah Stroke dengan Selalu Gembira dan Aktif

7 Februari 2021

Cegah Stroke dengan Selalu Gembira dan Aktif

Dokter mengatakan membangkitkan rasa gembira dan bahagia merupakan cara efektif serta mudah yang dapat dilakukan untuk mencegah stroke.

Baca Selengkapnya

Hindari Faktor Pemicu Kanker, Dokter Beri Saran

6 Februari 2021

Hindari Faktor Pemicu Kanker, Dokter Beri Saran

Dokter menjelaskan penyebab penyakit kanker dan faktor pemicu yang sebenarnya bisa dihindari, termasuk memilih gaya hidup sehat.

Baca Selengkapnya

Pentingnya Peran Bidan sebagai Garda Terdepan Deteksi Kanker Payudara

2 Februari 2021

Pentingnya Peran Bidan sebagai Garda Terdepan Deteksi Kanker Payudara

Bidan sebagai tenaga kesehatan yang berada di tengah masyarakat dan lini terdepan pelayanan kesehatan pun harus paham deteksi dini kanker payudara.

Baca Selengkapnya

Sering Terlambat Terdeteksi, Ini Pesan Pakar tentang Kanker Payudara

2 Februari 2021

Sering Terlambat Terdeteksi, Ini Pesan Pakar tentang Kanker Payudara

Pakar mengingatkan perlunya mengenali gejala kanker payudara lebih dini untuk menurunkan risiko keparahan penyakit dan mempercepat penyembuhan.

Baca Selengkapnya

5 Penyakit dengan Kasus Kematian Tertinggi yang Perlu Diwaspadai

25 Januari 2021

5 Penyakit dengan Kasus Kematian Tertinggi yang Perlu Diwaspadai

Indonesia mengalami kenaikan jumlah prevalensi penyakit tidak menular dan menjadi penyebab kematian tertinggi. Penyakit apa saja itu?

Baca Selengkapnya

Radang Usus Kronis dan GERD Tak Sama, Pakar Jelaskan Bedanya

24 Januari 2021

Radang Usus Kronis dan GERD Tak Sama, Pakar Jelaskan Bedanya

Jangan samakan GERD dengan radang usus kronis atau IBD meski sama-sama menyerang lambung. Simak penjelasan pakar berikut.

Baca Selengkapnya