Buruh Migran di Taiwan Banyak Masalah

Reporter

Editor

Kamis, 18 Desember 2003 14:08 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Buruh migran yang berada di Taiwan banyak yang bermasalah. Permasalahan itu dimulai dari tanah air karena perusahaan pengerah jasa tenaga kerja Indonesia (PJTKI) yang mengirim para buruh migran banyak melakukan penipuan. Ketika sampai di Taiwan para buruh migran diperlakukan semena-mena. Pernyataan tersebut dikemukakan Sisilia, salah seorang buruh migran yang bekerja di Taiwan, ketika mengikuti demonstrasi peringatan Hari Buruh Migran Internasional di Jakarta, Kamis (18/12). Bagi para buruh migran yang akan berangkat jangan ke Taiwan dulu, kata Sisilia dalam orasinya di depan kantor PBB. Saat ini, katanya, banyak buruh migran Taiwan yang pulang ke Indonesia, di antaranya, karena gaji mereka tidak dibayar. Menurut Sisilia, hak-hak para buruh migran di Taiwan banyak dirampas. Para buruh migran yang bermasalah seringkali harus berurusan dengan pengadilan di Taiwan yang memakan waktu tidak sebentar. Kami bukan sapi perahan, katanya.Hal senada dikemukakan oleh Sigit, salah seorang buruh migran yang sudah bekerja selama dua tahun di Taiwan. Ia mengharapkan sebelum berangkat para buruh migran harus diperiksa lebih jauh. Jangan sampai mereka dikirim oleh PJTKI yang bermasalah. Selama di Taiwan, Sigit mempunyai pengalaman mendapatkan gaji yang kurang dari UMR. Bahkan, agen dan majikannya menekan agar bekerja keras dengan upah rendah. Ia juga meminta Terminal III Bandara Soekarno-Hatta ditutup. Di terminal itu, katanya, banyak para buruh migran yang baru saja datang dari luar negeri dimintai biaya secara paksa. Dalam demonstrasi yang berlangsung di depan kantor PBB, mereka melakukan tahlilan di Jalan Thamrin. Mereka duduk membentuk lingkaran dan ditengah-tengah mereka terdapat keranda yang menandakan korban buruh migran yang sampai saat ini terus berjatuhan. Empat orang wakil demonstran terlihat diterima petugas di kantor PBB. Namun mereka hanya sampai di ruang tamu kantor PBB. Menurut Anggota Indonesian Migran Workers Union Hong Kong, Wahyu Nanipurwandari, setelah bertemu dengan wakil International Labour Oganization (ILO) di kantor PBB, pihak ILO menyatakan sudah memberikan technical assistant kepada pemerintah Indonesia. ILO sebagai lembaga internasional, katanya, sudah berusaha memberikan masukan kepada Pemerintah Indonesia agar meratifikasi Undang-Undang Buruh Migran. Tapi itu tergantung kepada pemerintah Indonesia sendiri, katanya mengutip ILO. Program itu, kata Wahyu, sudah dilakukan sejak tahun 1970. Namun, sampai sekarang Pemerintah Indonesia belum memberikan implementasi kepada buruh migran Indonesia. Menurut Wahyu, ILO sudah memfasilitasi antara buruh dengan pemerintah sebagai lembaga internasional. Namun, ILO tidak dapat mencampuri urusan dalam negeri pemerintah Indonesia. Ini urusan bangsa Indonesia, kata Wahyu mengutip perkataan wakil ILO. Diakui, implementasi dari pendampingan yang selama ini diberikan ILO belum ada.Setelah bertemu dengan wakil ILO demonstran bergerak menuju Istana Negara. Mereka melakukan aksi demonstrasi dengan tertib. Lalu lintas di Jalan Thamrin sempat terganggu, namun itu hanya berlangsung sekitar lima menit.Agriceli - Tempo News Room

Berita terkait

Polisi Philadelphia Tolak Permintaan Kampus UPenn untuk Serbu Demo Dukung Palestina

4 menit lalu

Polisi Philadelphia Tolak Permintaan Kampus UPenn untuk Serbu Demo Dukung Palestina

Kepolisian Philadelphia menolak permintaan Universitas Pennsylvania untuk membubarkan paksa perkemahan mahasiswa pendukung demo Palestina

Baca Selengkapnya

Taliban Siapkan Promosi Wisata Afganistan untuk Tingkatkan Perekonomian

6 menit lalu

Taliban Siapkan Promosi Wisata Afganistan untuk Tingkatkan Perekonomian

Dalam beberapa tahun terakhir, pariwisata Afganistan meningkat. Turis asing paling banyak berasal dari Cina.

Baca Selengkapnya

Resmi Pensiun, Kento Momota Nikmati Persaingan dengan Anthony Sinisuka Ginting hingga Viktor Axelsen

12 menit lalu

Resmi Pensiun, Kento Momota Nikmati Persaingan dengan Anthony Sinisuka Ginting hingga Viktor Axelsen

Kento Momota ingin membuat lebih banyak orang mencintai bulu tangkis lebih dari dia mencitainya usai resmi pensiun.

Baca Selengkapnya

Bendesa Adat Peras Pengusaha yang Mau Investasi Kejati Bali: Baru Pertama Kali Terungkap

13 menit lalu

Bendesa Adat Peras Pengusaha yang Mau Investasi Kejati Bali: Baru Pertama Kali Terungkap

Kejaksaan Tinggi Bali melakulan operasi tangkap tangan terhadap Bendesa Adat yang diduga memeras seorang pengusaha.

Baca Selengkapnya

Projo Banten Dorong Program Calon Kepala Daerah Searah dengan Program Prabowo-Gibran

14 menit lalu

Projo Banten Dorong Program Calon Kepala Daerah Searah dengan Program Prabowo-Gibran

Projo Banten berharap program-program Prabowo-Gibran dapat berjalan dan searah dengan program kepala daerah.

Baca Selengkapnya

Cuaca Panas di Kamboja Sebabkan Gudang Amunisi Meledak, 20 Tentara Tewas

14 menit lalu

Cuaca Panas di Kamboja Sebabkan Gudang Amunisi Meledak, 20 Tentara Tewas

Cuaca panas menerjang sejumlah negara di Asia. Di Kamboja, gudang amunisi meledak hingga menyebabkan 20 tentara tewas.

Baca Selengkapnya

Pembaca Nominasi Baeksang Arts Awards 2024: Song Hye Kyo hingga Lee Junho

15 menit lalu

Pembaca Nominasi Baeksang Arts Awards 2024: Song Hye Kyo hingga Lee Junho

Deretan bintang Korea Selatan ternama yang akan menjadi pembaca nominasi dan pemenang Baeksang Arts Awards 2024.

Baca Selengkapnya

Jokowi Instruksikan Pendataan dan Relokasi Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang

25 menit lalu

Jokowi Instruksikan Pendataan dan Relokasi Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang

Jokowi meminta pendataan penduduk terdampak erupsi Gunung Ruang dan persiapan tempat relokasi

Baca Selengkapnya

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

27 menit lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Sidang Sengketa Pileg, Hakim Arief Hidayat Bingung Tanda Tangan Surya Paloh Beda

34 menit lalu

Sidang Sengketa Pileg, Hakim Arief Hidayat Bingung Tanda Tangan Surya Paloh Beda

Hakim MK Arief Hidayat menyinggung tanda tangan Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh yang berbeda di suratarie kuasa dan KTP.

Baca Selengkapnya