TEMPO Interaktif, Jakarta - Mantan Ketua Mantiqi III Jamaah Islamiyah, Nasir Abbas, menuturkan bom di Gereja Bethel Injil Sepenuh (GBIS) Kepunton, Tegal Harjo, Jebres, Solo, Jawa Tengah, hanya membutuhkan dana kecil. "Rp 200 ribu saja bisa," katanya seusai acara tanda tangan kafan terpanjang di restoran Papa Ron's Pizza, Jakarta, Rabu, 28 September 2011.
Menurut Nasir, angka tersebut dihitung dari perkiraan bahan peledak dengan daya ledak yang menguncang gereja di Solo pada 25 September 2011. Saat ini, kata Abbas, pola teror bom memang tidak melalui jaringan besar. Dengan membentuk kelompok-kelompok kecil saja, bom bisa dibuat dengan dana patungan antar anggota. "Tidak butuh biaya besar, bisa dari patungan saja," ujar Nasir.
Pelakunya, kata Nasir, bukan dari kelompok terorganisasi. Melainkan beberapa orang yang bertindak berdasarkan emosi. "Aksi peledakan rumah ibadat umat lain adalah aksi emosi," ujar Nasir.
Pengeboman gereja di Solo mirip dengan aksi bom gereja tahun 2000. Aksi menjelang Natal tahun 2000 yang digerakkan oleh Hambali tersebut mempunyai tujuan adu domba. "Tujuannya dia ingin memindahkan konflik ambon jadi nasional," kata Nasir.
Untungnya, masyarakat di daerah yang terkena bom Natal 2000 tidak terpancing. "Kalau iya, bisa terjadi konflik SARA di mana-mana," papar pria asal Malaysia ini.
Maka apa yang terjadi di Solo, Nasir berharap juga diharapkan bisa jadi pencerdasan masyarakat. Bahwa tidak ada untungnya terpancing dengan kerusuhan dan harus menolak segala kekerasan.
Target Solo, Semarang, dan Surabaya, seperti yang diramalkan oleh Kementerian Luar Negeri Inggris, menurut Nasir, tidak bisa digeneralisasi. Memang pemerintah Inggris menganalisis berdasarkan pengalaman sebelumnya karena pelaku teroris rata-rata berasal dari tiga kota tersebut.
Tapi, lanjut Nasir, kalau kota tersebut diketatkan pengawasannya justru akan berpotensi menimbulkan sifat-sifat radikal baru. "Apalagi masyarakat membuat penolakan kepada teroris yang sudah bebas, ini masalahnya," ucap Nasir.
Kalau masyarakat sudah terdoktrin untuk menolak mantan narapidana teroris, maka teroris justru akan kembali meneror karena tidak ada yang menerimanya. "Tapi ini masih perlu kajian lagi," Nasir mengingatkan.
DIANING SARI
Berita terkait
BIN: Bom Bunuh Diri di Makassar Direncanakan Sejak Januari
3 April 2021
Bom bunuh diri di Makassar dilakukan sebagai balas dendam setelah mentor pelaku tewas.
Baca SelengkapnyaDensus 88 Tangkap Otak Perakit Bom Bunuh Diri Gereja Katedral Makassar
1 April 2021
Polisi sudah menangkap 13 orang yang dianggap terlibat dalam kasus bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar.
Baca SelengkapnyaKapolri Listyo Sigit Sebut Pelaku Bom Bunuh Diri Jaringan Filipina
28 Maret 2021
Kapolri Listyo Sigit mengatakan bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar itu dilakukan kelompok JAD.
Baca SelengkapnyaBom di Gereja Katedral Makassar, Setara Minta Penanganan Ekstremisme Tak Kendor
28 Maret 2021
Bom di Gereja Katedral di Makassar terjadi pada Ahad pagi tadi. Belasan orang mengalami luka-luka.
Baca SelengkapnyaSoal Bom Makassar, Mahfud Md Bicara Kemungkinan Upaya Adu Domba
28 Maret 2021
Terlepas dari apapun motifnya, Mahfud Md mengatakan terorisme adalah kejahatan serius yang membahayakan ideologi negara, keamanan negara.
Baca SelengkapnyaMahfud Md: Pemerintah Perintahkan TNI - Polri Perketat Keamanan di Rumah Ibadah
28 Maret 2021
Mahfud Md mengatakan telah memerintahkan enam lembaga negara untuk mengusut pihak yang terlibat dalam bom di Gereja Katedral Makassar.
Baca SelengkapnyaKata Jokowi Negara Jamin Keamanan Umat Beragama Beribadah Tanpa Rasa Takut
28 Maret 2021
Jokowi menegaskan terorisme adalah kejahatan terhadap kemanusiaan dan tak ada kaitannya dengan agama apapun.
Baca SelengkapnyaBom Bunuh Diri di Gereja Katedral Makassar, BPIP: Tindakan Tidak Beradab
28 Maret 2021
Bom bunuh diri terjadi di Gereja Katedral Makassar pada Ahad pagi tadi. Benny menilai tindakan itu tak ada kaitannya dengan agama manapun.
Baca SelengkapnyaPuan Maharani Imbau Masyarakat Tidak Terprovokasi Aksi Teror di Makassar
28 Maret 2021
Puan Maharani menilai insiden tersebut membuktikan bahwa kelompok teroris masih ada dan tidak kenal waktu.
Baca SelengkapnyaJokowi: Usut Tuntas Jaringan Bom di Gereja Makassar Sampai Ke Akarnya
28 Maret 2021
Jokowi menegaskan terorisme adalah kejahatan terhadap kemanusiaan dan tak ada kaitannya dengan agama apapun.
Baca Selengkapnya