Program Berubah, Komisi Penyiaran Persoalkan Agropolitan TV
Reporter
Editor
Kamis, 15 September 2011 15:21 WIB
TEMPO Interaktif, Batu - Komisi Penyiaran Indonesia Daerah Jawa Timur mengevaluasi kerja sama Agropolitan TV milik Pemerintah Kota Batu dengan Kompas TV. Evaluasi dilakukan karena isi program televisi tersebut berubah dari program lokal ke nasional.
"Banyak laporan masyarakat jika program Agropolitan TV sudah berubah 100 persen," kata Ketua Bidang Pengawasan Isi Siaran Komisi, Dony Maulana Arief, kepada Tempo Kamis, 15 September 2011.
Komisi Penyiaran sudah memanggil Dewan Pengawas dan Direksi Agropolitan TV dua hari lalu. Keterangan dari dewan pengawas dan direksi akan dibahas dalam rapat pleno yang akan digelar pekan ini. Hasil pleno akan dipakai sebagai standing opinion soal kerja sama tersebut. Standing opinion ini bisa dipakai sebagai referensi untuk mengeluarkan perizinan atau menentukan kelangsungan kerja sama oleh pihak terkait.
Berdasarkan pengakuan Dewan Pengawas dan Direksi ATV, perbandingan komposisi isi program lokal dan nasional nantinya adalah 30 persen acara lokal dan 70 persen acara nasional.
Menurut Doni, perbandingan tersebut sebenarnya hanya berlaku untuk kerja sama antara Lembaga Penyiaran Publik (LPP) dengan LPP lain. Namun, tidak berlaku untuk kerja sama antara LPP dengan Lembaga Penyiaran Swasta atau Production House. "Karena ATV adalah TV publik untuk Batu, seharusnya tetap menyiarkan isi program lokal secara mayoritas," ujarnya.
Anggota Dewan Pengawas Agropolitan TV Syamsul Huda membenarkan jika ada pemanggilan dari Komisi Penyiaran Daerah Jawa Timur. "Dimintai keterangan soal isi program," katanya. Dia enggan memberikan penjelasan lebih detail tentang kerja sama tersebut.
Wali Kota Batu Eddy Rumpoko menilai, kerja sama antara ATV dan Kompas TV menguntungkan ATV karena mendapatkan pemasukan bagi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Batu. "Semua aset tetap menjadi milik ATV atau Pemerintah Kora Batu dan tetap mendapatkan keuntungan," ujarnya.
Eddy berpendapat, yang harus dilakukan manajemen adalah tidak menghilangkan semua konten lokal tentang Batu, baik melalui berita maupun program lain. "Jangan semua program diisi program nasional," katanya.