Soal Dana Transmigrasi Rp 500 Miliar, Banggar Dinilai Salahi Prosedur

Reporter

Editor

Kamis, 8 September 2011 17:10 WIB

TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO Interaktif, Jakarta - Dana Percepatan Pembangunan Infrastruktur Daerah (DPPID) yang diajukan Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi dalam pagu APBN-Perubahan 2011 dan disetujui Badan Anggaran DPR ternyata tidak dikomunikasikan dengan Komisi IX DPR yang membidangi ketenagakerjaan, pendidikan, dan kesehatan.

Komisi ini merasa "dilangkahi" oleh Kemenakertrans dan Badan Anggaran dalam pembahasan dana sebesar Rp 500 miliar tersebut. "Ini benar-benar melanggar (aturan), karena tidak sesuai dengan UU MD3. Jelas, Badan Anggaran (seharusnya) hanya membahas alokasi anggaran yang sudah diputuskan Komisi," kata Mamat Rahayu Abdullah, anggota Fraksi Partai Golkar dalam rapat kerja dengan Menakertrans Muhaimin Iskandar di ruang rapat Komisi IX DPR, Kamis, 8 September 2011.

Mamat menilai Badan Anggaran (Banggar) telah menyalahi prosedur pembahasan anggaran yang berlaku di internal DPR. Sesuai Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2009 tentang MPR, DPR, DPD, dan DPRD (UU MD3), anggaran yang bisa dibahas di Badan Anggaran hanyalah anggaran yang sebelumnya diputuskan di Komisi.

Senada dengan Mamat, Rieke Dyah Pitaloka dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan mengatakan Komisi tidak tahu menahu soal dana yang berasal dari dana optimalisasi tersebut. "Mengenai kasus anggaran tambahan Rp 500 miliar dari Badan Anggaran, kami anggota biasa enggak ngerti ada anggaran itu," ujarnya.

Zulmiar Yanri dari Fraksi Partai Demokrat mengatakan Badan Anggaran pun sempat dikagetkan dengan alokasi anggaran DPPID sebesar Rp 500 miliar yang diusulkan Kemenakertrans dalam APBN-P 2011. "Pada rapat pleno (Badan Anggaran) kami tahu ada DPPID Rp 500 miliar, kami sama-sama kaget. Tapi karena itu sudah disetujui oleh asumsi sebelumnya dan disahkan pada Juli 2011, tidak mungkin usulan itu berupa gelondongan, tentu ada perinciannya," ujar Zulmiar yang juga anggota Banggar DPR ini.

Sedangkan anggota Komisi dari Fraksi PDIP, Sri Rahayu, menilai Anggaran Transmigrasi memang masih dibutuhkan. Namun, mekanismenya harus ditentukan secara jelas, apakah seperti pada dana alokasi khusus (DAK) yang diusulkan daerah, usulan berasal dari Kemenakertrans, atau dengan mekanisme lainnya. "Tadi disampaikan usulan dari kementerian (transmigrasi) dibawa ke Kemenkeu. Apakah usulan ini dari kementerian apa dari bawah terus diolah?" kata dia.

Adapun soal kasus dugaan suap dalam proyek pembangunan infrastruktur kawasan transmigrasi yang menyeret dua pejabat Kemenakertrans, anggota Fraksi Partai Persatuan Pembangunan Okky Asokawati menilai janggal jika Muhaimin tidak mengetahui soal itu sama sekali.

Apalagi, menurut Okky, Muhaimin selalu berdalih bahwa pemerintah daerah sebagai pemegang kuasa anggaran tambahan transmigrasi. "Kami ragukan kepemimpinan Pak Muhaimin. Sebagai orang nomor satu di Kemenakertrans, Bapak seharusnya bisa menjelaskan dan bertanggung jawab. Tidak etis seorang pemimpin cuci tangan dan meninggalkan arena," ujarnya.

MAHARDIKA SATRIA HADI

Berita terkait

PKB Usung Gus Yusuf di Pilkada Jawa Tengah, Cak Imin: Sayang Kalau Tidak Maju

1 hari lalu

PKB Usung Gus Yusuf di Pilkada Jawa Tengah, Cak Imin: Sayang Kalau Tidak Maju

Cak Imin menyebut Gus Yusuf memiliki elektabilitas tertinggi di antara calon lain yang digadang-gadang bakal bertarung di Pilkada Jawa Tengah.

Baca Selengkapnya

Cak Imin Sebut Edy Rahmayadi Kandidat Paling Kuat di Pilkada Sumut 2024

2 hari lalu

Cak Imin Sebut Edy Rahmayadi Kandidat Paling Kuat di Pilkada Sumut 2024

Cak Imin mengatakan Edy Rahmayadi sudah mendaftar ke PKB untuk maju di Pilkada Sumut 2024.

Baca Selengkapnya

Cak Imin Bantah Sudah Beri Rekomendasi ke Bobby Nasution Maju Pilkada Sumut

2 hari lalu

Cak Imin Bantah Sudah Beri Rekomendasi ke Bobby Nasution Maju Pilkada Sumut

Cak Imin, memastikan, hingga saat ini, Bobby Nasution juga tidak mendaftar ke PKB untuk maju di Pilkada Sumut.

Baca Selengkapnya

Prabowo Subianto Terus Disoroti, Kabinet Besar hingga Peluang Koalisi

3 hari lalu

Prabowo Subianto Terus Disoroti, Kabinet Besar hingga Peluang Koalisi

Berbagai wacana yang dilepas Prabowo Subianto ters mendapat sorotan

Baca Selengkapnya

Cerita Gus Muhdlor Pindah Mendukung Prabowo Setelah OTT KPK

5 hari lalu

Cerita Gus Muhdlor Pindah Mendukung Prabowo Setelah OTT KPK

Momentum pindah dukungan Gus Muhdlor saat pilpres ditengarai dipengarui kasus korupsi yang menjeratnya.

Baca Selengkapnya

Peluang PKB Masuk Koalisi Prabowo, Muhaimin Iskandar: Tunggu Sampai Oktober

7 hari lalu

Peluang PKB Masuk Koalisi Prabowo, Muhaimin Iskandar: Tunggu Sampai Oktober

Muhaimin Iskandar bakal menentukan sikap partainya bergabung atau tidak dalam koalisi Prabowo pada Oktober mendatang.

Baca Selengkapnya

Muhaimin Iskandar Sebut PKB Buka Pintu untuk Khofifah Daftar Pilkada Jawa Timur

8 hari lalu

Muhaimin Iskandar Sebut PKB Buka Pintu untuk Khofifah Daftar Pilkada Jawa Timur

PKB menyambut baik jika nantinya Khofifah mendaftar diri mengikuti seleksi internal di partai itu untuk maju di Pilkada Jawa Timur.

Baca Selengkapnya

5 Hal tentang Airin Rachmi Diany, Maju Pilkada Banten hingga Dianggap Role Model

10 hari lalu

5 Hal tentang Airin Rachmi Diany, Maju Pilkada Banten hingga Dianggap Role Model

Airin Rachmi Diany salah satu kader Golkar yang maju mendaftar Pilkada Banten

Baca Selengkapnya

Muhaimin Sebut 2 Kader Golkar Ini Daftar di PKB untuk Pilkada 2024

10 hari lalu

Muhaimin Sebut 2 Kader Golkar Ini Daftar di PKB untuk Pilkada 2024

Dua kader Golkar ini melamar jadi calon gubernur Banten dan Jakarta lewat PKB. Muhaimin Iskandar sebut belum jamin akan berkoalisi.

Baca Selengkapnya

Bahlil Bersyukur Capres Penolak IKN Kalah Pilpres, Sindir Anies Baswedan?

11 hari lalu

Bahlil Bersyukur Capres Penolak IKN Kalah Pilpres, Sindir Anies Baswedan?

Bahlil menyebut calon presiden yang menolak IKN sama dengan tidak setuju upaya mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia timur. Sindir Anies Baswedan?

Baca Selengkapnya