Warga di Banyumas Istighotsah untuk Menangkal Malaria
Reporter
Editor
Jumat, 11 Juli 2003 17:14 WIB
TEMPO Interaktif, Banyumas:Sekitar 250 warga dari lima desa di Kecamatan Sumpiuh, Kabupaten Banyumas, melakukan istighotsah sebagai upaya spiritual untuk memerangi wabah malaria yang telah meluas dan menjangkiti ribuan penduduk setempat, Minggu (6/1) siang. Doa yang dilakukan di halaman Kantor Desa Ketanda itu dimotori ulama dan pejabat pemerintahan. “Kita prihatin. Wabah malaria semakin meluas. Warga agar menjaga kebersihan lingkungan masing-masing. Kita juga tidak lupa untuk terus berdoa agar penyakit ini segera hilang,” kata Camat Mupiuh, M. Najib, saat membuka istighotsah. Perhelatan doa berlangsung khidmat. Gema tahlil mengalun. Hajat warga telah bulat yakni menolak wabah malari. Mereka datang berbondong dari Desa Ketanda, Karanggintung, Lebeng, Pandak dan Banjarpanepen. Tak sedikit warga yang memakai jaket karena demam. Mereka mengamini setiap doa yang dilantunkan KH Nurul Huda, pemimpin istighotsah. Sukarwo, warga Desa Karanggintung, mengatakan, penyakit malaria yang meluas selama satu bulan terakhir membuat masyarakat sekitarnya cemas. Padahal, setiap petunjuk, instruksi dan pengarahan dari perangkat dan aparat kesehatan telah dijalankan, seperti membersihkan lingkungan, menutup lobang-lobang yang tergenang ai, serta menjaga air di tempayan agar tetap bersih. “Semuanya sudah dilakukan. Tapi warga yang terserang demam dan berobat ke puskesmas semakin hari semakin bertambah. Mudah-mudahan dengan doa ini, sumber penyakit bisa segera hilang,” katanya. Wabah malaria telah menyerang luas ribuan warga pedesaan di lima kecamatan Kabupaten Banyuma. Di Kecamatan Sumpiuh, hingga Sabtu (5/1), tercatat 8.487 orang terserang malaria. Mereka berasal dari enam desa. Sedikitnya, 20 penderita meninggal dunia. (Syaiful Amin - Tempo News Room)
Berita terkait
Menyusul Kritik dari Israel dan AS, Ini Tanggapan Jaksa ICC
49 menit lalu
Menyusul Kritik dari Israel dan AS, Ini Tanggapan Jaksa ICC
Kantor kejaksaan Mahkamah Pidana Internasional (ICC) menyerukan diakhirinya apa yang mereka sebut sebagai intimidasi terhadap stafnya.