TEMPO Interaktif, Jakarta - Kementerian Lingkungan Hidup menyatakan Pulau Jawa sebagai daerah terburuk dalam kategori kualitas lingkungan secara nasional. Penilaian ini didasarkan pada pengukuran kualitas air udara dan tanah. Sedangkan Daerah Khusus Ibu kota Jakarta merupakan provinsi terburuk dalam kategori yang sama. “Itu semua disebabkan oleh industrialisasi,” kata Menteri Lingkungan Hidup Gusti Muhammad Hatta di Brebes, Sabtu, 6 Agustus 2011.
Menurut Hatta, penetapan kualitas lingkungan daerah tahun 2011 ini dilakukan setiap tahun untuk mengetahui kondisi lingkungan nasional. Penentuan daerah terburuk ini juga mengacu pada penilaian area tutupan lahan yang melebihi batas ambang, yakni minimal 30 persen dari luasan areal lahan yang ada harus menjadi daerah hijau. “Sedangkan DKI dan sejumlah kota Pulau Jawa rata-rata tumbuhan yang ditanam pada lahan tutupan kurang dari 10 persen,” jelas Hatta.
Selain menilai kualitas lingkungan, Kementerian Lingkungan Hidup saat ini berencana menggugat tujuh perusahaan nasional yang dinilai menjadi penyebab turunnya kualitas lingkungan ini. Sejumlah industri tersebut, enam di antaranya memproduksi pengolahan ikan dan satu industri pertambangan. “Sudah disiapkan sejumlah berkas sebagai acuan untuk menggugat,” tegas Hattta.
Upaya Kementerian Lingkungan Hidup untuk mempertahankan keseimbangan alam ini terhambat oleh minimnya anggaran, yakni sekitar Rp 800 miliar pada tahun 2011. Dana itu baru diserap untuk alokasi pengembalian ekosistem lingkungan di 10 titik secara nasinoal. Di antaranya untuk penanaman mangrove sebagai upaya konservasi lingkungan pantai yang saat ini tingkat kerusakannya mencapai 71 persen dari luasan lahan 9,36 juta hektare.
Anggota Komisi Lingkungan DPR, Dewi Aryani, menilai alokasi dana ini justru bertambah dua kali lipat dari tahun lalu. Ia meminta minimnya anggaran ini tak menyurutkan semangat untuk menanggulangi kerusakan lingungan di daerah.
“Kami tetap memperjuangkan dalam proses budgeting, alokasi anggaran ini memang saling tarik ulur dengan kementerian yang lain,” ujar Dewi menjelaskan.
Bagi dia, kepedulian lingkungan tak menilai dari besaran anggaran, tapi kesadaran masyarakat untuk menjaga. Ia menjamin tahun berikutnya ada penambahan anggaran khsusus konservasi lingungan. “Penambahan anggaran ini selalu meningkat. Diperkirakan 2013 nanti lebih banyak karena alokasi dari kementerian lain sudah diutamakan tahun ini,” ujar Dewi Aryani.
EDI FAISOL
Berita terkait
Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik
3 hari lalu
Kehadiran itu membahayakan tujuan perjanjian, yaitu mengatur keseluruhan daur hidup plastik untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan.
Baca SelengkapnyaBRIN Kembangkan Metode Daur Ulang Baterai Litium Ramah Lingkungan
24 hari lalu
Peneliti BRIN tengah mengembangkan metode baru daur ulang baterai litium. Diharapkan bisa mengurangi limbah baterai.
Baca SelengkapnyaMengenal Antropomorfisme, Sifat Manusia yang Memberikan Empati ke Sekitarnya
40 hari lalu
Antropomorfisme memiliki arti pengenalan ciri-ciri manusia hingga empati kepada binatang, tumbuh-tumbuhan, atau benda mati.
Baca SelengkapnyaAlasan Masyarakat Adat Suku Awyu Mengajukan Kasasi ke Mahkamah Agung
44 hari lalu
Masyarakat adat suku Awyu mengajukan kasasi ke Mahkamah Agung dalam sengketa izin lingkungan perusahaan sawit PT ASL di Boven Digoel, Papua Selatan.
Baca Selengkapnya4 Bulan DPO, Mantan Pejabat Pemkab Bangka Tersangka Kasus Perambahan Hutan Ditangkap KLHK
55 hari lalu
Tersangka Barlian merupakan aktor intelektual kasus perusakan dan perambahan hutan di kawasan hutan produksi Sungai Sembulan Bangka.
Baca SelengkapnyaMenteri Lingkungan Hidup Bertemu Dubes Norwegia Bahas Capaian Pengurangan Emisi
13 Februari 2024
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya bertemu Duta Besar Norwegia Rut Kruger Giverin membahas capaian emisi.
Baca SelengkapnyaPertemuan Anies Baswedan - Emil Salim, Mengenang Saat SMA Wawancara Menteri Lingkungan Hidup Itu
31 Januari 2024
Saat SMA, Anies Baswedan mewawancarai Emil Salim. Kini, mereka bertemu kembali untuk berdiskusi. Sehari sebelumnya, Ganjar bertemu Emil pula.
Baca SelengkapnyaAnies dan Ganjar Kompak Temui Emil Salim, Ada Apa?
29 Januari 2024
Capres Anies dan Capres Ganjar menemui mantan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Emil Salim jelang pencoblosan Pilpres. Ada apa?
Baca SelengkapnyaTemui Emil Salim, Ganjar Diskusi soal Lingkungan Hidup dan Perubahan Iklim
28 Januari 2024
Selain persoalan lingkungan, Ganjar mengatakan dirinya juga membahas pemerataan dan peningkatan kualitas pendidikan
Baca SelengkapnyaTim Kampanye Anies Baswedan Serukan Revisi UU Cipta Kerja
25 Januari 2024
Tim kampanye tiga pasangan capres-cawapres bicara tentang perlindungan lingkungan hidup. Timnas Anies Baswedan menilai UU Cipta Kerja harus direvisi.
Baca Selengkapnya