Dewan Pers Desak Polisi Usut Kasus Pemukulan Wartawan Tempo TV  

Reporter

Editor

Selasa, 2 Agustus 2011 15:50 WIB

TEMPO/Aditia Noviansyah

TEMPO Interaktif, Jakarta - Ketua Dewan Pers Bagir Manan meminta polisi tak ragu-ragu mengusut kasus pemukulan terhadap wartawan Tempo TV, Syarifah Nur Aida. Bagir mengatakan Dewan Pers akan ikut mengawal kasus ini sampai persoalan pemukulan ini diselesaikan polisi, meski tidak akan mengambil langkah penyelidikan.

"Tempo TV mendorong pihak kepolisian tidak perlu ragu untuk memeriksa sampai tuntas persoalan ini. Dewan Pers sepenuhnya setuju," kata Bagir usai bertemu dengan tim Tempo TV di kantor Dewan Pers Jakarta, Selasa, 2 Agustus 2011. Karena kasus ini sudah ditangani polisi, menurut Bagir, Dewan Pers tidak akan melakukan pekerjaan yang seharusnya ditangani polisi.

Tim dari Tempo TV mendatangi Dewan Pers siang tadi untuk melaporkan tindakan pemukulan yang terjadi pada 28 Juli 2011 lalu. Pemukulan terjadi saat Syarifah atau yang akrab dipanggil Ipeh meliput sengketa lahan antara warga dan Pangkalan Udara TNI AU Atang Sanjaya di Kampung Cibitung RW 05, Desa Sukamulya, Kecamatan Rumpin, Bogor.

Manajer Program Tempo TV Nur Hidayat berharap Dewan Pers mendesak kepolisian agar menangani kasus ini dengan lebih baik. "Kami akan tunggu sikap polisi. Seharusnya mereka melakukan investigasi yang lebih baik," katanya.

Sebelumnya, pihak kepolisian dituding ingin buru-buru menyelesaikan kasus ini tanpa melakukan penyelidikan. Polisi berkukuh Ipeh terjatuh karena pingsan. Tapi hasil visum di puskesmas setempat dan CT Scan di RSUD Pasar Rebo menunjukkan adanya bekas luka akibat benda tumpul di bagian tengkuk Ipeh. Polisi malah menyebut luka itu akibat tertimpa penyangga kamera (tripod).

"Awalnya mengatakan karena tertimpa tripod, padahal Ipeh tidak membawa tripod," katanya. Nur Hidayat berharap polisi tak lagi mengeluarkan pernyataan itu karena jelas terdapat bukti yang menyatakan adanya luka karena hantaman benda tumpul. Posisi kamera Ipeh saat ditemukan juga berada di depan tubuhnya dan masih dalam genggamannya.

Sementara itu, Direktur Utama Tempo TV Susanto mengatakan bahwa laporannya ke Dewan Pers ini untuk menegaskan bahwa kerja jurnalistik seharusnya tidak dihalangi. Ia juga meminta agar pihak TNI Angkatan Udara tidak keburu defensif dengan menyatakan Ipeh terjatuh karena kelelahan. "Tidak perlu defensif karena kami juga tidak menuduh. Yang memukul bisa siapa saja," kata dia.

KARTIKA CANDRA

Berita terkait

Dewan Pers Minta Wartawan yang Jadi Kontestan atau Tim Sukses di Pilkada 2024 Mundur

15 jam lalu

Dewan Pers Minta Wartawan yang Jadi Kontestan atau Tim Sukses di Pilkada 2024 Mundur

Insan media yang terlibat dalam kontestasi atau menjadi tim sukses pada Pilkada 2024 diminta mengundurkan diri sebagai wartawan

Baca Selengkapnya

Dewan Pers Minta Kampus Taati Perjanjian Penguatan dan Perlindungan Pers Mahasiswa

5 hari lalu

Dewan Pers Minta Kampus Taati Perjanjian Penguatan dan Perlindungan Pers Mahasiswa

Sengketa jurnalistik pers mahasiswa kini ditangani oleh Dewan Pers. Kampus diminta taati kerja sama penguatan dan perlindungan pers mahasiswa.

Baca Selengkapnya

Perkuat Kredibilitas Media Digital, AMSI dan RSF Luncurkan Journalism Trust Initiative

6 hari lalu

Perkuat Kredibilitas Media Digital, AMSI dan RSF Luncurkan Journalism Trust Initiative

AMSI dan RSF meluncurkan program sertifikasi media bertajuk Journalism Trust Initiative di Indonesia untuk memperkuat kredibilitas media digital.

Baca Selengkapnya

Bahaya Sampah Plastik Hasil Mudik

20 hari lalu

Bahaya Sampah Plastik Hasil Mudik

Isu penanganan sampah kembali mencuat di tengah perayaan Hari Raya Idul Fitri 1445 Hijriah. Sebagian di antaranya berupa sampah plastik.

Baca Selengkapnya

Kronologi Penganiayaan Jurnalis Sukandi Ali oleh Prajurit TNI AL di Halmahera Selatan

22 hari lalu

Kronologi Penganiayaan Jurnalis Sukandi Ali oleh Prajurit TNI AL di Halmahera Selatan

Baru-baru ini terjadi penganiayaan jurnalis Sukandi Ali oleh 3 prajurit TNI AL di Halmahera Selatan, Maluku Utara. Begini kejadiannya.

Baca Selengkapnya

JATAM Laporkan Menteri Investasi Bahlil ke KPK, Ini Sebabnya

27 hari lalu

JATAM Laporkan Menteri Investasi Bahlil ke KPK, Ini Sebabnya

Jaringan Advokasi Tambang melaporkan Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia, apa penyebabnya?

Baca Selengkapnya

3 Anggota TNI AL di Halmahera Selatan Lakukan Penganiayaan Jurnalis, Begini Kecaman dari Dewan Pers, AJI, dan KontraS

30 hari lalu

3 Anggota TNI AL di Halmahera Selatan Lakukan Penganiayaan Jurnalis, Begini Kecaman dari Dewan Pers, AJI, dan KontraS

Penganiayaan jurnalis oleh 3 anggota TNI AL terjadi di Halmahera Selatan. Ini respons Dewan Pers, AJI, dan KontraS. Apa yang ditulis Sukadi?

Baca Selengkapnya

Dewan Pers dan Kemendikbudristek Teken Perjanjian Penguatan dan Perlindungan Pers Mahasiswa

30 hari lalu

Dewan Pers dan Kemendikbudristek Teken Perjanjian Penguatan dan Perlindungan Pers Mahasiswa

Dengan perjanjian kerja sama ini, semua sengketa pemberitaan pers mahasiswa akan ditangani seperti layaknya pers umum, yaitu melalui Dewan Pers.

Baca Selengkapnya

Tempo Sebut Bahlil Sebarkan Misinformasi Putusan Dewan Pers

31 hari lalu

Tempo Sebut Bahlil Sebarkan Misinformasi Putusan Dewan Pers

Dewan Pers menilai substansi liputan Tempo tentang permainan pencabutan Izin Usaha pertambangan (IUP) tak melanggar etik.

Baca Selengkapnya

Dewan Pers Ungkap Kronologi Penganiayaan Jurnalis oleh TNI AL: Dipukul hingga Dicambuk Selang

32 hari lalu

Dewan Pers Ungkap Kronologi Penganiayaan Jurnalis oleh TNI AL: Dipukul hingga Dicambuk Selang

Dewan Pers mengungkap motif penganiayaan oleh 3 anggota TNI AL itu. Korban dipaksa menandatangani 2 surat jika penganiayaan ingin dihentikan.

Baca Selengkapnya