Mencegah Kejahatan dalam Pemilu, UU Pemilu harus Direvisi

Reporter

Editor

Jumat, 1 Juli 2011 19:02 WIB

TEMPO Interaktif, Batam - Ketua Panitia Kerja Rancangan Undang-Undang Paket Politik Pemilihan Umum 2014, Ganjar Pranowo mengatakan, untuk mengatasi kejahatan dalam Pemilihan Umum (Pemilu) UU Pemilu harus direvisi. Selama ini UU Pemilu belum mencerminkan keberpihakan kepada rakyat. Akibatnya, sering timbul masalah pada setiap pemilihan kepala daerah maupun legilatif.

Ganjar mencontohkan, soal calon kepala darah yang memerlukan dana senilai Rp.10 miliar hingga Rp 20 Miliar. Padahal bila dihitung, gaji Bupati/Walikota itu secara kumulatif per tahun Rp 1,2 miliar. " Lalu bagaimana mengembalikan uang tersebut," tanya Ganjar dalam acara diskusi di Batam, Jumat, 1 Juli 2011.



Tak hanya itu, dalam sistem suara terbanyak dalam pemilu, kata Ganjar, membuat para calon baik legislatif maupun yudikatif terpaksa gontok-gontokan dalam satu partainya. Oleh sebab itu, harus ada arah perubahan untuk menyempurnaan RUU Paket Politik.



UU yang perlu direvisi, kata Ganjar, adalah UU Politik, antara lain UU Parpol, UU Penyelenggara Pemilu, UU Pemilu dan UU MD3. Bila mengacu pada pasal 33 UUD 1945 tentang hak berserikat, berkumpul, berpendapat dijamin konstitusi, batasannya harus diperjelas.



Fungsi Parpol, belum berjalan dengan baik, mulai dari pendidikan politik, rekruitmen kader, menyerap dan menyalurkan aspirasi,serta menciptakan iklim politik yang kondusif. Sering terjadinya konflik baik menjelang, sedang, dan usai pemilihan umum. Ini terjadi karena janji-janji para calon baik calon legislatif, maupun yudikatif tidak ditepati.



ak hanya itu, kinerja DPR RI saat ini jeblok. "Dari 70 RUU yang seharusnya diselesaikan, hanya empat belas yang jadi Undang-Undang, sisanya masih menumpuk," ungkap Ganjar. Selain itu, Ganjar melanjutkan, kebanyakan anggoya dewan, selain masih muda-muda, juga tergolong orang berduit, sehingga lebih memilih tidak menghadiri rapat atau sidang. Akibatnya keputusan rapat sering ditolak usai diputuskan.

Ditanya soal panitia kerja ( panja ) Anti Mafia Pemilu, menurut Ganjar, terkait dengan tindak pidana korupsi dalam pemilihan umum, Panja bisa merekomendasikan perbaikan sistem pemilu ke depan. "Karena tugas DPR adalah pengawasan, jadi sesuai dengan fungsi pengawasan itu," ucapnya.

Ketua Komisi Pemilihan Umum ( KPU ) Kepulauan Riau, Den Yealta mengatakan, RUU Pemilu yang kini tengah dibahas sangat merugikan anggota KPU, sebab ada klausul-klausul yang berbentuk pengekangan. Den mencontohkan, anggota KPU yang tidak boleh mengundurkan diri selama menjabat sebagai anggota KPU, dan tidak boleh menduduki jabatan publik selama lima tahun usai tugas di KPU berakhir. " Ini memberatkan," ucap Den. Ia khawatir bila UU Pemilu tidak direvisi maka tidak ada orang yang ingin menjadi anggota KPU.



Advertising
Advertising

Burhanuddin Muhtadi, dari Lembaga Survei Indonesia dalam makalahnya menyampaikan, pada pemilu 2014, sebaiknya partai kecil itu merger, sebab sulit untuk maju bila hanya bertahan pada partainya sendiri. " Pasti Parpol peserta pemilu akan sedikit," kata Burhanuddin.





RUMBADI DALLE

Berita terkait

Sri Mulyani: Anggaran Pemilu 2024 Belum Terbelanjakan Rp 12 Triliun

8 hari lalu

Sri Mulyani: Anggaran Pemilu 2024 Belum Terbelanjakan Rp 12 Triliun

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan masih ada Rp 12,3 triliun anggaran Pemilu 2024 yang belum terbelanjakan.

Baca Selengkapnya

Bawaslu Sebut Laporan Pelanggaran Pemilu oleh Menteri Tak Penuhi Syarat Materiil

36 hari lalu

Bawaslu Sebut Laporan Pelanggaran Pemilu oleh Menteri Tak Penuhi Syarat Materiil

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, Menko Perekonomian Airlangga Hartato, dan Menteri BUMN Erick Thohir dilaporkan melakukan pelanggaran pemilu.

Baca Selengkapnya

Jaga Pemilu Ungkap Ratusan Kasus Dugaan Pelanggaran Pemilu 2024

39 hari lalu

Jaga Pemilu Ungkap Ratusan Kasus Dugaan Pelanggaran Pemilu 2024

Jaga Pemilu mengungkapkan ada ratusan kasus dugaan pelanggaran Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Realisasi Anggaran Pemilu 2024 Rp 23,1 Triliun

40 hari lalu

Sri Mulyani: Realisasi Anggaran Pemilu 2024 Rp 23,1 Triliun

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan realisasi anggaran Pemilihan Umum atau Pemilu 2024 sebesar Rp 23,1 triliun.

Baca Selengkapnya

Vonis 7 Anggota Nonaktif PPLN Kuala Lumpur Lebih Rendah daripada Tuntutan Jaksa, Ini Hal-hal yang Meringankan

44 hari lalu

Vonis 7 Anggota Nonaktif PPLN Kuala Lumpur Lebih Rendah daripada Tuntutan Jaksa, Ini Hal-hal yang Meringankan

Hakim juga menjatuhkan pidana denda kepada seluruh terdakwa PPLN Kuala Lumpur itu masing-masing sebesar Rp 5 juta.

Baca Selengkapnya

H-2 Pengumuman KPU: Daftar Dugaan Pelanggaran Kategori TSM di Pilpres 2024

47 hari lalu

H-2 Pengumuman KPU: Daftar Dugaan Pelanggaran Kategori TSM di Pilpres 2024

Henry Yosodiningrat mengatakan adanya kecurangan TSM berupa mobilitas kekuasaan dalam Pilpres 2024. Ini mulai dari mengerahkan aparatur negara.

Baca Selengkapnya

Bawaslu Solo: Laporan Dugaan Pelanggaran Administrasi dari PDIP terhadap KPU Belum Penuhi Syarat

54 hari lalu

Bawaslu Solo: Laporan Dugaan Pelanggaran Administrasi dari PDIP terhadap KPU Belum Penuhi Syarat

Bawaslu menyebutkan ada tiga laporan PDIP dengan terlapor KPU.

Baca Selengkapnya

Komisi II DPR Siap Panggil KPU Bahas Dugaan Kecurangan Pemilu 2024, Berikut Sanksi Bagi Pelakunya

55 hari lalu

Komisi II DPR Siap Panggil KPU Bahas Dugaan Kecurangan Pemilu 2024, Berikut Sanksi Bagi Pelakunya

Komisi II DPR akan panggil KPU pada 14 Maret 2024 untuk bahas indikasi kecurangan atau pelanggaran pemilu. Apa saja sanksi bagi para pelakunya?

Baca Selengkapnya

Bawaslu Ambon Terima 6 Laporan Dugaan Pelanggaran Pemilu 2024, Mayoritas Dugaan Politik Uang

57 hari lalu

Bawaslu Ambon Terima 6 Laporan Dugaan Pelanggaran Pemilu 2024, Mayoritas Dugaan Politik Uang

Bawaslu Ambon menerima 6 laporan dugaan pelanggaran Pemilu 2024. Mayoritas laporan berisikan dugaan politik uang.

Baca Selengkapnya

DPD RI Sepakati Bentuk Pansus Kecurangan Pemilu 2024

5 Maret 2024

DPD RI Sepakati Bentuk Pansus Kecurangan Pemilu 2024

DPD akan membentuk Panitia Khusus (Pansus) Kecurangan Pemilu untuk mengungkap banyaknya dugaan pelanggaran dan kecurangan.

Baca Selengkapnya