TEMPO Interaktif, Jember - Di tengah ancaman Australia untuk menghentikan ekspor sapi hidupnya ke Indonesia, Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) I Jember berhasil menjalin kerja sama dengan 'Negeri Kanguru' itu.

Menurut Kepala SMKN 1, Rinoto, mulai tahun ini sekolah yang dipimpinnya itu akan membuka program Ruminansia khusus untuk peternakan sapi Madura.

"Rencananya dalam tahap awal ini kami akan menerima siswa baru untuk 20 kelas dalam program tersebut," katanya kepada Tempo, Minggu, 5 Juni 2011.

Demi mengembangkan program baru itu, SMKN 1 Sukorambi telah menjalin kerja sama dengan Pemerintah Australia dan International Chamber of Commerce (ICC).

Rinoto menambahkan, dipilihnya Australia untuk diajak kerja sama dalam mengembangkan program keahlian peternakan sapi karena saat ini negeri itu memiliki program peternakan dan mengembangkan peternakan sapi dengan kualitas yang bagus.

"Diharapkan dengan program keahlian ini setidaknya mampu meningkatkan produktivitas sapi di Kabupaten Jember," ujar Rinoto. Apalagi, sampai saat ini populasi sapi lokal Madura di Kabupaten Jember terus mengalami peningkatan.

Kepala Dinas Peternakan dan Kelautan Jember, M. Dalhar, mengaku mendukung program kerja sama tersebut. Apalagi, menurutnya, dalam tahun ini produktivitas dan harga sapi potong Jember terus menurun. "Di sini juga punya potensi populasi sapi Madura yang belum dikembangkan secara modern dan profesional," katanya.

Seluruh populasi sapi potong di Kabupaten Jember hingga tahun 2011 ini mencapai 225 ribu ekor. Sebanyak 90 persen di antaranya adalah jenis Sapi Madura. Selama ini, sapi potong asal Jember banyak dijual di sekitar Jember dan luar kota, seperti Surabaya hingga Jakarta.

"Kalau selama ini kita selalu dikirimi sapi Australia, berarti sekarang saatnya kita ambil ilmu dan keahlian mereka untuk mengembangkan ternak kita," katanya.

Peternakan sistem Ruminansia adalah peternakan hewan yang mempunyai sistem pakan yang khas sehingga menyebabkan ternak tersebut mampu mengkonversi pakan-pakan berkualitas relatif rendah menjadi produk bergizi tinggi, seperti daging dan susu.

MAHBUB DJUNAIDY