Dipo: Hanya Mata Kalong yang Tak Bangga

Reporter

Editor

Minggu, 22 Mei 2011 20:23 WIB

Dipo Alam. TEMPO/Eko Siswono Toyudho

TEMPO Interaktif, Jakarta - Sekretaris Kabinet Dipo Alam menyatakan semua rakyat Indonesia bangga dan mengapresiasi keberhasilan operasi Satgas Merah Putih yang berhasil menyelamatkan seluruh awak Kapal Kargo Sinar Kudus yang disandera bajak laut Somalia.

"Tidak ada satupun warga Indonesia yang disandera jadi korban. Sebanyak 20 ABK selamat dan bisa bertemu kembali dengan keluarganya. Hanya mata kalong saja yang tidak bangga dengan keberhasilan operasi penyelamatan ini," kata Dipo di Jakarta, Minggu 22 Mei 2011.

Mata Kalong" adalah istilah yang dipakai Dipo Alam untuk merujuk kepada pihak yang hanya melihat Indonesia dari hal-hal yang buruk dan gelap-gelap saja dari Indonesia. Mata kalong melihat kinerja pemerintah dan pejabatnya dari segi negatif saja dan mengingkari kebenaran.

Dalam kasus pembajakan kapal MV Sinar Kudus, misalnya, mata kalong sebelumnya ramai mengkritik di berbagai forum dan media bahwa pemerintah tidak becus dalam menyelamatkan warganya yang disandera. Mereka mengolok-olok bahwa pemerintah melakukan pembiaran, lambat dalam penanganan kasusnya, dan dinilai tidak berdaya.

Padahal, menurut Dipo Alam, sejak mengetahui adanya perompakan ini, pemerintah langsung bekerja dengan melakukan serangkaian rapat yang membahas bagaimana menyelamatkan awak MV Sinar Kudus. Hanya saja tidak diketahui oleh publik dengan alasan keamanan dan keberhasilan operasi penyelamatan.

"Dikiranya pemerintah diam. Tidak. Operasi Satgas Merah Putih untuk menyelamatkan ABK MV Sinar Kudus melibatkan ratusan personel TNI. Itu operasi khusus yang tidak dipublikasikan. Baru setelah berhasil dan semua ABK selamat tiba di Tanah Air, silahkan ramaikan," katanya.

Operasi penyelematan ABK asal Indonesia yang disandera perompak Somalia itu, kata Dipo, sekali lagi membuktikan analisa, pandangan, kritikan dan penilaian para mata kalong adalah salah dan tidak benar.

"Kasihan mereka. Mata kalong terbatas pandangannya hanya pada kegelapan, namun di siang hari yang terang benderang kalong menjadi rabun pandangannya, tidak bisa melihat indahnya Indonesia," kata Dipo.

Ia memberi contoh bahwa mereka yang terjangkit wabah mata kalong tersebut menilai pemerintah tidak beres dalam menangani bencana meletusnya gunung Merapi dan banjir di Papua.

"Nyatanya Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mendapat penghargaan PBB dalam mengatasi resiko bencana," katanya.

Penghargaan untuk SBY di bidang manajemen pengurangan risiko bencana dari Perserikatan Bangsa Bangsa itu diumumkan dan diberikan di Jenewa oleh Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki Moon. Penghargaan tersebut dilakukan bersamaan dengan Upacara Pembukaan Sidang ke-3 Global Platform Pengurangan Risiko Bencana di Jenewa, pada 10 Mei 2011.

Menurut Dipo saat memperingati Hari Kebangkitan Nasional beberapa waktu lalu, sejumlah mata kalong mengkritik pemerintah Indonesia tidak menghargai hak asasi manusia. "Kenyataannya justeru Indonesia terpilih kembali sebagai anggota Dewan HAM PBB periode 2011-2014," katanya.

Indonesia terpilih setelah memperoleh dukungan jumlah suara 184, yang merupakan suara terbanyak yang diterima oleh seluruh kandidat negara dalam pemilihan ini.

"Ini merupakan bukti konkrit dukungan dan kepercayaan komunitas internasional terhadap komitmen Indonesia dalam pemajuan dan perlindungan HAM sekaligus membuktikan pendapat para mata kalong salah dan tidak berdasar," demikian Seskab Dipo Alam.

WDA | ANT

Berita terkait

Disandera selama 4,5 Tahun, WNI Bebas dari Perompak Somalia

23 Oktober 2016

Disandera selama 4,5 Tahun, WNI Bebas dari Perompak Somalia

Satu sandera WNI meninggal dunia karena sakit malaria pada 2014.

Baca Selengkapnya

Kapal MV Marzooqah Dibajak Perompak Somalia

19 Januari 2014

Kapal MV Marzooqah Dibajak Perompak Somalia

Ini adalah pembajakan pertama yang berhasil di wilayah itu sejak tahun 2012.

Baca Selengkapnya

Perompak Somalia Bebaskan 13 Pelaut Indonesia  

3 Desember 2011

Perompak Somalia Bebaskan 13 Pelaut Indonesia  

Kapal MT Gemini yang dibajak oleh komplotan perompak Somalia sejak delapan bulan yang lalu akhirnya dibebaskan pada 30 November 2011.

Baca Selengkapnya

Perompak Somalia Dibahas di Forum Internasional

8 November 2011

Perompak Somalia Dibahas di Forum Internasional

Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa mengatakan pembajakan di laut Somalia sudah menjadi perhatian masyarakat internasional dan akan dibahas dalam forum-forum multilateral.

Baca Selengkapnya

Pembajak Somalia Bebaskan Kapal Jerman, Ditebus Rp 50 Miliar  

17 Juni 2011

Pembajak Somalia Bebaskan Kapal Jerman, Ditebus Rp 50 Miliar  

Kapal Indonesia juga pernah dibajak.

Baca Selengkapnya

Pembajakan Laut, Dunia Dirugikan US$ 12 Miliar  

6 Juni 2011

Pembajakan Laut, Dunia Dirugikan US$ 12 Miliar  

Belum ada langkah konkret untuk mengatasi pembajakan laut.

Baca Selengkapnya

Dana Penyelamatan Korban Lanun Somalia Sekitar Rp 50 Miliar  

23 Mei 2011

Dana Penyelamatan Korban Lanun Somalia Sekitar Rp 50 Miliar  

Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengatakan operasi penyelamatan awak kapal MV Sinar Kudus menghabiskan dana sekitar Rp 50 miliar.

Baca Selengkapnya

SBY Beri Tiga Tugas Operasi Militer Somalia

22 Mei 2011

SBY Beri Tiga Tugas Operasi Militer Somalia

Presiden tak mau awak Sinar Kudus mengalami nasib naas seperti pelaut Amerika Serikat yang tewas itu.

Baca Selengkapnya

Ternyata 999 Personil Dikirim Atasi Bajak Laut Somalia

22 Mei 2011

Ternyata 999 Personil Dikirim Atasi Bajak Laut Somalia

Pemerintah ternyata mengirim total sejumlah 999 personel gabungan anggota TNI, BIN dan anak buah kapal untuk operasi pembebasan Kapal Kargo Sinar Kudus dari perompak Somalia.

Baca Selengkapnya

Ini Alasan SBY Emoh Blak-blakan Soal Operasi Sinar Kudus

22 Mei 2011

Ini Alasan SBY Emoh Blak-blakan Soal Operasi Sinar Kudus

"Saya menahan diri dua bulan untuk tidak berbicara karena saya tidak ingin prajurit yang sedang bertugas, jiwa dan raganya dikorbankan," kata Yudhoyono.

Baca Selengkapnya