Etnis Tionghoa Butuh Pengakuan Lebih dari Sekedar Ditetapkannya Imlek Sebagai Hari Besar Nasional

Reporter

Editor

Rabu, 23 Juli 2003 15:28 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Ketua Solidaritas Nusa Bangsa (SNB) Ester Yusuf Purba menegaskan, penetapan Imlek sebagai hari libur nasional, bukanlah sesuatu hal yang sangat penting bagi etnis Tionghoa. “Esensinya adalah penghapusan diskriminasi terhadap etnis Tionghoa,” tandas Ester kepada Tempo News Room, saat dihubungi per telepon di Jakarta, Minggu (17/2) malam. Menurut Ester yang perlu dilakukan pemerintah saat ini ialah memperbaiki status kewarganegaraan dan menghapuskan kontrol militer terhadap etnis Tionghoa. Sebab selama ini, tutur Ester, sepak terjang etnis Tionghoa selalu diawasi secara ketat oleh militer Indonesia. Sebagai contoh dia menyebutkan adanya Badan Koordinasi Masalah Cina di bawah naungan Badan Intelijen Negara. Mengenai status kewarganegaraan, Ester mengungkapkan, sampai saat ini masih banyak Etnis Tionghoa yang tidak dilayani hak-hak sipilnya oleh negara. Dicontohkan, bagi etnis Tionghoa, diperlukan dokumen Surat Bukti Kewarganegaraan Republik Indonesia (SBKRI). Surat itu digunakan untuk mendapatkan hak-hak sipil dari negara, seperti akta kelahiran, akta kematian, dan sebagainya. “Tanpa itu mereka tidak bisa memperoleh semua itu,” ujarnya. Dia sendiri menceritakan pengalaman pribadinya yang berkaitan dengan hal tersebut. Dalam Kartu Keluarganya, hanya namanya saja yang dilingkari, sementara suami dan anak-anaknya, tidak memperoleh perlakuan itu. Selain itu, warga etnis Tionghoa yang berada di Tegal Alur dan Cibinong, tidak mendapatkan hak-hak sipilnya. “Mungkin karena mereka miskin,” ujarnya memberi contoh. Diceritakannya, ketika warga etnis Tionghoa yang berada di dua lokasi itu ingin membuat KTP, mereka disuruh ganti agama. “Sampai sekarang mereka enggak punya akte kelahiran,” imbuhnya. Ester bersuamikan pria batak ini mebantah jika dikatakan kultur etnis Tionghoa tertutup. Kendati begitu dia tak memungkiri adanya sebagian warga etnis Tionghoa yang bersikap seperti itu. Dia sendiri menegaskan, kultur etnis Tionghoa itu sudah dihancurkan sejak zaman Orde Baru. “Saya sendiri tidak bisa bahasanya,” tambahnya. Ester mengakui, memang sampai saat ini ada prasangka-prasangka rasial antara etnis Tionghoa dengan warga Indonesia satu sama lain. Oleh karena itu, untuk menghilangkan prasangka rasial tersebut, menurut dia, etnis Tionghoa harus lebih berperan aktif terjun dalam masalah-masalah bangsa, termasuk dengan lingkungannya sendiri. (Faisal Assegaf)

Berita terkait

Masuk Awal Kemarau, Suhu Panas di Indonesia Masih Siklus Normal

52 detik lalu

Masuk Awal Kemarau, Suhu Panas di Indonesia Masih Siklus Normal

BMKG memastikan suhu panas di Indonesia masih bagian dari kondisi tahunan, seperti kemarau, bukan akibat heatwave.

Baca Selengkapnya

Syarat Penerimaan Polri Lengkap 2024 dan Cara Daftarnya

13 menit lalu

Syarat Penerimaan Polri Lengkap 2024 dan Cara Daftarnya

Berikut ini syarat penerimaan SIPSS, Taruna Akpol, Bintara, dan Tamtama Polri 2024 serta tata cara pendaftarannya yang perlu diketahui.

Baca Selengkapnya

Zulhas Cerita Panjang Lebar soal Alasan Permendag Tak Lagi Batasi Barang Bawaan dari Luar Negeri

15 menit lalu

Zulhas Cerita Panjang Lebar soal Alasan Permendag Tak Lagi Batasi Barang Bawaan dari Luar Negeri

Mendag Zulhas bercerita panjang lebar soal alasan merevisi Permendag Nomor 36 Tahun 2024 soal pengaturan impor.

Baca Selengkapnya

Tergusur Karena Proyek LRT Jakarta, Pembangunan Masjid Baru di Cakung Kini Mangkrak

29 menit lalu

Tergusur Karena Proyek LRT Jakarta, Pembangunan Masjid Baru di Cakung Kini Mangkrak

Uang pembangunan Masjid Al Barkah di Cakung Jakarta Timur diduga dibawa kabur kontraktor sebesar Rp 9,75 miliar.

Baca Selengkapnya

Syarat Pendaftaran CPNS Polsuspas Lengkap 2024

32 menit lalu

Syarat Pendaftaran CPNS Polsuspas Lengkap 2024

Polsuspas Kemenkumham menjadi salah satu formasi yang banyak diminati pelamar CPNS. Apa saja syarat pendaftaran CPNS Polsuspas 2024?

Baca Selengkapnya

Utak-atik Jatah Partai di Kabinet Prabowo

33 menit lalu

Utak-atik Jatah Partai di Kabinet Prabowo

Untuk menampung koalisi partai pengusung, jumlah kementerian kabinet Prabowo kabarnya bertambah dari 34 menjadi 41 lembaga.

Baca Selengkapnya

Selalu Disebut Dalam Prakiraan Cuaca BMKG, Apa Beda Hujan Ringan, Sedang, dan Berat?

35 menit lalu

Selalu Disebut Dalam Prakiraan Cuaca BMKG, Apa Beda Hujan Ringan, Sedang, dan Berat?

BMKG memprakirakan kondisi cuaca suatu area berdasarkan data numerik. Hujan ringan, sedang, dan lebat dibedakan berdasarkan intensitas airnya.

Baca Selengkapnya

Menang Telak di Aceh saat Pilpres 2024, Anies: Terima Kasih Orang-orang Pemberani

39 menit lalu

Menang Telak di Aceh saat Pilpres 2024, Anies: Terima Kasih Orang-orang Pemberani

Anies Baswedan mengucapkan terima kasih kepada masyarakat Aceh karena telah memberi dukungan di Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Harta Kekayaan Dirjen Bea Cukai Askolani, Investigasi Tempo soal Produk Spyware Israel Dijual ke RI

44 menit lalu

Terpopuler: Harta Kekayaan Dirjen Bea Cukai Askolani, Investigasi Tempo soal Produk Spyware Israel Dijual ke RI

Berita terpopuler ekonomi dan bisnis pada Jumat, 3 Mei 2024, dimulai dari harta kekayaan Dirjen Bea Cukai Askolani yang belakangan jadi sorotan.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Turki Hentikan Ekspor Impor ke Israel

45 menit lalu

Top 3 Dunia: Turki Hentikan Ekspor Impor ke Israel

Berita Top 3 Dunia pada Jumat 3 Mei 2024 diawali oleh Turki menghentikan semua ekspor impor dari dan ke Israel.

Baca Selengkapnya