Survei: Militer-Intelektual Pasangan Ideal 2014

Reporter

Editor

Minggu, 24 April 2011 18:13 WIB

Calon Presiden Megawati Soekarnoputri, Susilo Bambang Yudhoyono dan Muhammad Jusuf Kalla mengikuti Debat Capres putaran II di Jakarta, Kamis (25/6) malam. Debat kali ini mengambil tema "Pengentasan Kemiskinan dan Pengangguran". Tempo/Tony Hartawan
TEMPO Interaktif, Jakarta - Masyarakat perkotaan cenderung mendukung calon presiden dari kalangan intelektual pada pemilihan umum mendatang. Namun, untuk pasangan ideal, masyarakat lebih memilih kombinasi militer sebagai presiden dan kalangan intelektual sebagai wakil presiden.

Hal tersebut terungkap dalam survei yang dilakukan Institute for Strategic and Public Policy Research (Inspire) di 15 kota besar di seluruh Indonesia. Survei ini melibatkan 1.500 responden pada 26 Maret hingga 3 April 2011.

Menurut Head of Researcher Inspire Marbawi A. Katon, sekitar 72 persen masyarakat perkotaan yang disurvei berharap calon presiden dari kalangan intelektual. Popularitas pejabat tinggi dan kalangan militer juga masih tinggi, masing-masing 60,9 persen dan 60,3 persen. "Tapi, kaum intelektual jauh lebih diharapkan," katanya di Jakarta, Minggu (24/4).

Menurut Marbawi, kembalinya popularitas kalangan intelektual di mata masyarakat urban bukan hal baru. Ia mengingatkan, pada masa awal kemerdekaan tokoh-tokoh yang berpengaruh dan menduduki jabatan penting di negeri ini berasal dari kalangan intelektual. Sebut saja presiden dan wakil presiden pertama.

Sebaliknya kalangan pengusaha tidak banyak mendapatkan dukungan. Menurut survei tersebut kalangan pengusaha kurang diharapkan menduduki posisi presiden. Pengusaha menduduki posisi ketujuh dalam latar belakang calon presiden pilihan dengan persentase dukungan 48,6 persen.

Posisi lain yang juga cukup populer sebagai calon presiden adalah kalangan pemimpin partai yang menduduki posisi keempat dengan persentase 59,9 persen, menyusul pemimpin agama 57,9 persen, gubernur 55,1 persen, pengusaha 48,6 persen, DPR 43,9 persen, dan selebriti 10,1 persen.

Berdasarkan survei, sebanyak 40,9 persen menilai latar belakang ideal untuk calon presiden adalah dari kalangan tentara atau polisi, berdampingan dengan wakil presiden dari kalangan intelektual yang didukung 25,2 responden.

Menurut Nico Harjanto, peneliti dari Center for Strategic and International Studies (CSIS), yang dimaksud dengan kalangan militer tidak semata calon yang dengan profesi militer, tapi mereka yang mewakili sikap militer. "Disiplin, tegas, konsisten, menjamin keamanan, dan sebagainya," ujarnya.

Demikian pula calon dari kalangan intelektual dimaksudkan mereka yang memiliki kualitas-kualitas seperti ahli dalam perencanaan, melaksanakan program-program pembangunan, dan sebagainya. Munculnya kombinasi 2 profesi ini sebagai latar belakang capres-cawapres ideal didorong oleh kondisi pemerintahan SBY saat ini.

Pemerintahan SBY dinilainya sebagai pemerintahan yang tidak kompak dan tidak konsisten karena masing-masing menteri menyampaikan data dan sikap yang berbeda. "Contoh saja SBY, mengatakan tidak ada pengaruh perdagangan bebas, tapi menterinya mengatakan berbeda," katanya.

KARTIKA CANDRA

Berita terkait

Vonis 7 Anggota Nonaktif PPLN Kuala Lumpur Lebih Rendah daripada Tuntutan Jaksa, Ini Hal-hal yang Meringankan

43 hari lalu

Vonis 7 Anggota Nonaktif PPLN Kuala Lumpur Lebih Rendah daripada Tuntutan Jaksa, Ini Hal-hal yang Meringankan

Hakim juga menjatuhkan pidana denda kepada seluruh terdakwa PPLN Kuala Lumpur itu masing-masing sebesar Rp 5 juta.

Baca Selengkapnya

Ricuh di Bawaslu Papua Karena Dugaan Kecurangan Suara, Wakapolres Yalimo Terkena Lemparan Batu

1 Maret 2024

Ricuh di Bawaslu Papua Karena Dugaan Kecurangan Suara, Wakapolres Yalimo Terkena Lemparan Batu

Sekelompok massa menyerang Kantor Bawaslu Papua karena mereka menduga ada kecurangan suara saat rapat pleno di Distrik Abenaho.

Baca Selengkapnya

Tim Advokasi Peduli Pemilu: Pemilu 2024 Jadi Pementasan Nepotisme di Panggung Demokrasi Indonesia

1 Maret 2024

Tim Advokasi Peduli Pemilu: Pemilu 2024 Jadi Pementasan Nepotisme di Panggung Demokrasi Indonesia

Tim Advokasi Peduli Pemilu melakukan uji materi terhadap UU Pemilu agar penguasa tidak lagi sewenang-wenang saat pemilu.

Baca Selengkapnya

Pemilu 2024 Tingkatkan Kecemasan dan Depresi, Begini Rinciannya

28 Februari 2024

Pemilu 2024 Tingkatkan Kecemasan dan Depresi, Begini Rinciannya

Penelitian menemukan Pemilu 2024 berpengaruh terhadap meningkatnya risiko gangguan kesehatan mental seperti kecemasan dan depresi pada masyarakat.

Baca Selengkapnya

Bukan Hanya Komeng, Perolehan Suara Sejumlah Artis Kalahkan Politisi Berpengalaman. Siapa Saja Mereka?

20 Februari 2024

Bukan Hanya Komeng, Perolehan Suara Sejumlah Artis Kalahkan Politisi Berpengalaman. Siapa Saja Mereka?

Sejumlah artis pendatang baru di politik ungguli politisi pengalaman. Ada Komeng, Verrell Bramasta dan lainnya.

Baca Selengkapnya

Tugas dan Wewenang Komeng Jika jadi Anggota DPD

16 Februari 2024

Tugas dan Wewenang Komeng Jika jadi Anggota DPD

Perolehan suara Komeng melesat di pemilihan DPD. Apa saja tugas dan fungsinya jika terpilih?

Baca Selengkapnya

Tren Mantan Atlet Jadi Caleg di Pemilu 2024, Ini Kata Menpora Dito Ariotedjo

14 Februari 2024

Tren Mantan Atlet Jadi Caleg di Pemilu 2024, Ini Kata Menpora Dito Ariotedjo

Apa kata Menpora Dito Ariotedjo soal kehadiran sejumlah mantan atlet Tanah Air sebagai calon anggota legislatif di Pemilu 2024?

Baca Selengkapnya

Jika Pemilih Sakit di Rumah dan Tak Bisa ke TPS Apakah Hak Suaranya Gugur? Ini Jawabnya

12 Februari 2024

Jika Pemilih Sakit di Rumah dan Tak Bisa ke TPS Apakah Hak Suaranya Gugur? Ini Jawabnya

Jika calon pemilih tiba-tiba sakit, yang tidak memungkinnya menuju TPS. Apakah hak pilihnya hangus? Tidak

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Dirty Vote Bongkar Politik Gentong Babi Jokowi, TKN Prabowo-Gibran Tantang Pembuktian Pelanggaran Pemilu

12 Februari 2024

Terpopuler: Dirty Vote Bongkar Politik Gentong Babi Jokowi, TKN Prabowo-Gibran Tantang Pembuktian Pelanggaran Pemilu

Film Dirty Vote membongkar politik gentong babi Presiden Jokowi, TKN Prabowo-Gibran menantang pembuktian pelanggaran Pemilu.

Baca Selengkapnya

Pemilu 14 Februari 2024, Simak Tata Cara Pencoblosan di TPS

9 Februari 2024

Pemilu 14 Februari 2024, Simak Tata Cara Pencoblosan di TPS

Pemungutan suara dalam Pemilu 2024 akan dilaksanakan pada Rabu, 14 Februari 2024 pukul 07.00-13.00 waktu setempat. Ini tata cara pencoblosan di TPS.

Baca Selengkapnya