Nyaris Punah, Bahasa Dusner di Papua Tinggal Dipakai Tiga Orang

Reporter

Editor

Kamis, 21 April 2011 15:28 WIB

Ilustrasi: TEMPO/Mahfoed Gembong
TEMPO Interaktif, London - Tim akademisi dari Universitas Oxford Inggris dikirim ke pelosok Papua untuk menyelamatkan sebuah bahasa daerah yang hanya digunakan tiga orang.

Tiga orang tersebut merupakan masyarakat yang berbicara Dusner, bahasa kuno yang digunakan di sebuah desa nelayan dalam hutan di Papua, Indonesia.

Para ilmuwan nyaris terlambat dikirim karena gempa dan banjir di tempat itu hampir memusnahkan masyarakat pengguna bahasa Dusner. Bahasa itu sendiri masih digunakan dalam upacara pernikahan.

Peneliti dari Fakultas Linguistik, Filologi, dan Fonetik Universitas Qxford menemukan bahasa itu. Tim yang dipimpin Dr Suriel Mofu terbang ke Indonesia pada Oktober lalu untuk mencatat dan mendokumentasikan bahasa itu.

Akan tetapi beberapa hari setelah ia terbang, banjir menghantam Papua sehingga tim dari Oxford tidak bisa memastikan apakah pengguna bahasa Dusner masih hidup atau tidak. Ketiga pengguna bahasa Dusner itu adalah dua wanita berusia sekitar 60 tahun dan pria berusia 70 tahun.

Kini, Dr Mofu telah menghubungi para pengguna Dusner. Dr Mofu pun memulai proyek 14 bulan untuk mencatat kosa kata dan tata bahasa Dusner.

Pemimpin proyek itu, Profesor Mary Dalrympel, mengatakan, "Banjir di Indonesia adalah musibah nyata bagi penduduk pulau indah tersebut. Dan kami telah menanti dengan rasa penasaran tinggi selama beberapa bulan untuk mengetahui apakah mereka selamat atau tidak."

"Itu mencerminkan betapa pentingnya proyek kami. Kami baru menemukan bahasa itu ada tahun lalu. Jika kami tidak mencatat bahasa tersebut sebelum punah, itu akan musnah selamanya," katanya.

Alasan bahasa tersebut mulai ditinggalkan adalah penduduk lokal kini mengajarkan anak-anak mereka Indonesia karena lebih berguna untuk mendapat pekerjaan. Namun, Dusner tetap digunakan dalam upacara-upacara adat.

"Proyek kami untuk mencatat dan mendokumentasi bahasa Dusner adalah proyek yang penting karena salah satu penggunanya meninggal tahun lalu," ujar Prof Dalrymple.

"Bahasa Dusner sudah mulai ditinggalkan karena para sesepuh menyadari anak-anak mereka memiliki peluang lebih besar untuk masuk universitas atau mendapat pekerjaan jika mereka berbicara dengan bahasa Melayu, yang merupakan bahasa ibu di Indonesia," tambahnya.

"Proyek kami sangat penting bagi para penduduk non-Dusner di Papua yang ingin menggunakan Dusner dalam upacara pernikahan sakral dan ritual pemakaman," imbuhnya.

Ilmuwan memperkirakan 6.000 bahasa di dunia akan punah dalam 50 tahun ke depan. Menurut para akademik, minat warga dan kepala desa Dusner untuk menyelamatkan bahasa mereka sangat tinggi.

Warga setempat masih melakukan aktivitas tradisional. Hanya penduduk Dusner yang menggunakan bahasa Dusner untuk acara-acara seperti itu.

Ada kekhawatiran bahasa tersebut akan punah saat para penggunanya meninggal. Dusner tidak pernah dicatat. Cerita-cerita tradisional dialihkan antar generasi melalui tradisi lisan.

TELEGRAPH| KODRAT

Berita terkait

Kemdikbudristek Sebut 11 Bahasa Daerah Punah, Apa Penyebab dan Dampaknya?

48 hari lalu

Kemdikbudristek Sebut 11 Bahasa Daerah Punah, Apa Penyebab dan Dampaknya?

Sebanyak 11 bahasa daerah dinyatakan punah, 19 lainnya terancam punah. Guru besar Unair menjelaskan penyebab, dampak, dan upaya mencegahnya.

Baca Selengkapnya

5 Bahasa Tubuh dan Maknanya. Seperti Apa Orang yang Percaya Diri?

31 Oktober 2017

5 Bahasa Tubuh dan Maknanya. Seperti Apa Orang yang Percaya Diri?

Tanpa kita sadari, bahasa tubuh seseorang bisa menjadi cermin karakternya.

Baca Selengkapnya

Sumpah Pemuda, Anies: Siswa di DKI Idealnya Belajar Bahasa Daerah

30 Oktober 2017

Sumpah Pemuda, Anies: Siswa di DKI Idealnya Belajar Bahasa Daerah

Dalam memperingati Hari Sumpah Pemuda 2017, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, idealnya, siswa di DKI juga belajar bahasa daerah.

Baca Selengkapnya

Ada Aturan Wajib Gunakan Bahasa Indonesia di Sumut

26 Oktober 2017

Ada Aturan Wajib Gunakan Bahasa Indonesia di Sumut

Aturan dalam bentuk Perda baru di Sumut itu mewajibkan warga Sumut menggunakan Bahasa Indonesia di tempat umum.

Baca Selengkapnya

Hadapi Era Globalisasi, Bahasa Inggris Adalah Keharusan

26 Oktober 2017

Hadapi Era Globalisasi, Bahasa Inggris Adalah Keharusan

Belajar bahasa Inggris semakin diperlukan di era global, terutama di kota besar seperti Jakarta

Baca Selengkapnya

Hasil Penelitian, 7 Bahasa Daerah di Maluku Punah, 22 Terancam

29 Agustus 2017

Hasil Penelitian, 7 Bahasa Daerah di Maluku Punah, 22 Terancam

Potensi punahnya bahasa daerah juga disebabkan adanya pergeseran nilai-nilai budaya di masyarakat.

Baca Selengkapnya

3 Bahasa Asing yang Dianggap Sulit Dipelajari

4 Mei 2017

3 Bahasa Asing yang Dianggap Sulit Dipelajari

Apa saja tiga bahasa asing yang dianggap paling sulit itu?

Baca Selengkapnya

Using Banyuwangi Masuk Bahasa Jawa atau Bukan?  

2 Februari 2017

Using Banyuwangi Masuk Bahasa Jawa atau Bukan?  

Ketua Yayasan Kebudayaan Rancage Rahmat Taufiq Hidayat mengatakan karya sastra berbahasa Using masih menjadi perdebatan. Masuk bahasa Jawa atau bukan?

Baca Selengkapnya

Kapan Waktu yang Tepat Belajar Bahasa Inggris?

31 Januari 2017

Kapan Waktu yang Tepat Belajar Bahasa Inggris?

Konon, belajar bahasa Inggris itu lebih baik sejak balita. Fakta atau mitos?

Baca Selengkapnya

Keunikan Kemampuan Sinestesia: Bisa 'Mendengar' Warna  

10 Januari 2017

Keunikan Kemampuan Sinestesia: Bisa 'Mendengar' Warna  

Orang-orang yang bisa berbahasa asing dapat melihat warna tertentu saat mendengarkan musik, atau menyaksikan huruf-huruf dalam warna spesifik.

Baca Selengkapnya