"Ada sebuah perahu nelayan yang disiagakn untuk mengevakuasi warga yang terjebak banjir," kata Kepala Desa Lasaen, Bernadus Nakseran yang dihubungi Tempo dari Kupang, Jum’at siang.
Tiga desa yang terendam adalah Desa Fafoe, Lasaen, dan Desa Umato'os. Ketinggian genangan banjir mencapai 1 hingga 1,5 meter.
Banjir disebabkan tingginya curah hujan yang terjadi sejak Kamis malam, 14 April 2011. Tumpahan hujan merata di hampir seluruh wilayah Kecamatan Malaka Barat.
Banjir susulan terus terjadi karena pemerintah belum memperbaiki tanggul penahan air di Sungai Benanain sepanjang 60 meter yang jebol akibat kiriman banjir dari Kabupaten Timor Tengah Utara dan Timor Tengah Selatan.
Menurut Bernadus, selain perahu nelayan, juga ada sebuah perahu karet milik pemerintah. Namun, untuk bisa memanfaatkan perahu nelayan, warga yang akan dievakuasi dikenakan biaya Rp 1.000 per orang.
Warga yang mengungsi di kantor desa terus mengalami peningkatan. Saat ini, terdapat 26 kepala keluarga yang berada di tempat pengungsian itu. "Jumlah pengungsi akan terus bertambah," ujarnya.
Dua pekan lalu, banjir di wilayah itu menggenangi 12 desa di lima kecamatan, yang mengakibatkan 662 unit rumah rusak berat, 981 unit rumah rusak ringan, dan 194 hektare areal pertanian rusak. Musibah itu juga mengakibatkan satu orang tewas. YOHANES SEO.