TEMPO Interaktif, BANDUNG - Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Badan Geologi, Dr Surono mengatakan, leleran lava disertai guguran awan panas akibat erupsi Gunung Karangetang mengarah ke bagian barat Pulau Siau. ”Kebetulan sekarang ke arah sini (barat),” katanya ditemui di kantornya di Bandung, Sabtu (19/3).
Lembaganya sudah memberikan peringatan pemerintah setempat dan BNPB soal letusan gunung itu. Kebetulan, papar Surono, Kepala BNPB sedang berada di Manado mengikuti kegiatan Asean Regional Forum Disaster Relief Exercise di sana. Tim PVMBG yang kebetulan mengikuti acara itu langsung dikirim ke gunung itu.
Lembaga itu merekomendasikan tiga kampung yang berada di bagian barat gunung itu diungsikan, yakni warga Kampung Mini, Kinali, dan Winangun. Surono mengatakan, permukiman warga itu terjepit di antara Sungi Nanitu, Sungai Pangi, dan Sungai Beha Barat yang berpotensi menjadi jalan meluruhnya luncuran awan panas. ”Kampung-kampung itu di antara potensi aliran lava dan awan panas,” kata Surono.
Gunung Karangetang berada di bagian utara Pulau Siau. Jarak dari puncak ke tepian pantai hanya sekitaran 5 klometer. Letusan gunung itu kali ini bersifat efusif bukan eksplosif. Letusan epusif gunung itu diikuti dengan leleran lava pijar dari puncak gunung.
Leleran lava yang begerak lambat itu saat ujungnya patah, menghasilkan awan panas guguran yang luncurannya bisa mencapai pantai. Leleran lava terakhir sudah mencapai jarak 2.500 meter dari kawah gunung itu.
Surono mengatakan, letusan gunung itu belum membahayakan jalur penerbangan di seputarannya. ”Penerbangan masih aman, karena letusannya efusif,” katanya.
Status Gunung Karangetang yang nyaris setiap tahun meletus itu sudah dinaikkan statusnya Awas atau Level IV, dari status sebelumnya Siaga atau Level III, sejak 18 Maret pukul 16.45 WITA. Terakhir, gunung itu meletus pada 6 Agustus 2010 lalu menyebabkan 4 orang tewas dihantam awan panas saat melintasi Sungai Nanitu motor.
Surono mengatakan, dalam peristiwa letusan kali ini, tidak dilaporkan adanya korban jiwa. Kendati, paparnya, letusan itu sempat menyebabkan 31 warga terjebak di antara dua aliran awan panas yang melintas Sungi Nanitu dan Sungai Pangi kemarin. Puluhan orang selamat dan kini sudah dievakuasi ke Kampung Lehi.
Naiknya aktivitas gunung itu sudah terpantau sejak dini hari kemarin dengan terlihatnya luncuran lidah api dari kawah gunung, diikuti leleran lava yang melintas hinga 1.500 meter dari puncaknya. Guguran lava pijar sempat terjadi mengarah Sungai Pangi danSungai Nanitu dari patahnya ujung leleran lava itu. Guguran lava pijar juga terjadi di Sungai Beha Barat.
Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu. Kendati demikian, luncuran awan panas itu menyebabkan 2 jembatn putus dan 1 rumah warga terbakar. Atap satu gereja juga dilaporkan sempat terbakar, Surono mengatakan, penyebabnya lontaran material akibat letusan gunung itu.
AHMAD FIKRI