TEMPO Interaktif, Jakarta - Terdakwa kasus korupsi PT Salmah Arwana Lestari dan penggelapan dana pengamanan Pemilukada Jawa Barat, Komjen Susno Duadji, menuding Maman Abdulrachman menggunakan namanya untuk memotong dana pengamanan pemilukada Jawa Barat 2008 lalu.
"Daftar pemotongan dana pengamanan pilkada Jawa Barat tersebut dibuat oleh saudara Maman sendiri," ujarnya saat membacakan pledoinya di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Kamis (24/2).
Maman Abdulrachman adalah Bendahara Polda Jawa Barat ketika Susno menjabat sebagai Kapolda 2008 lalu. Maman dalam kesaksiannya mengaku bahwa Susno memberikan perintah lisan dan tertulis untuk melakukan pemotongan dana sebesar Rp 8,6 miliar.
Selain itu, Maman juga mengaku diperintahkan Susno untuk membeli sejumlah valas berupa Dollar Amerika menggunakan uang pemotongan itu. Selain itu, Maman juga mengaku diperintahkan membeli 40 lembar cek pelawat senilai Rp 1 miliar menggunakan uang itu.
Pengakuan Maman ini pun dibantah mentah-mentah oleh Susno. "Tak ada saksi dan bukti yang membuktikan saya memerintahkan memotong dana pengamanan pilkada Jawa Barat," kata Susno.
Susno bahkan menyatakan bahwa Maman merupakan perwira menengah yang sangat fasih untuk memanipulasi administrasi. "Maman sangat paham bagaimana cara menstransfer perintah lisan menjadi perintah tertulis dengan cara mengajukan surat atau nota kepada si pemberi perintah dan menunggu sampai diberi disposisi oleh si pemberi perintah," ujarnya.
Susno pun membantah pernah memberi perintah membeli valas. "Tidak ada saksi ataupun barang bukti yang membuktikan saya memerintahkan Maman membeli valas dan menerimanya," ujar Susno.
Soal cek pelawat, Susno mengatakan bahwa ia memang memerintahkan Maman membeli 40 lembar cek pelawat senilai masing-masing Rp 25 juta. "Namun, cek itu saya beli dengan menggunakan uang pribadi saya," tuturnya. Uang itu, menurutnya berasal dari penjualan dua bidang tanahnya di Kartosuro, Solo, pada 2008 lalu.
Febriyan
