Dede mengaku, diminta gubernur untuk mengundang sejumlah akademisi, pelaku seni, dan praktisi film untuk meminta masukan soal itu. Mereka yang diundang itu di antaranya Prof. Endang Caturwati, Bucky Wikagoe, Eddy D Iskandar, Tisna Sanjaya, Herry Dim, Aat Suratin, Hawe Setiawan, serta Diah Fatma.
Belum semua yang diundang datang, kendati pukul 1 siang, jadwal pertemuan itu digelar. Dede mengatakan, pertemuan itu sebagai respon gubernur atas desakan sejumlah fihak soal film itu, untuk mencari masukan. "Supaya langkah gubernur tidak salah atau malah jadi polemik baru," katanya.
Bucky Wikagoe, akademisi yang mengambil desertasi doktornya tentang interaksi simbolik Tari Ronggeng mengatakan, persoalan ini harus mendapat perhatian pemerintah karena film itu sudah menimbulkan keresahan warga Karawang. "Reaksi mereka sangat keras," katanya.
Dia mencontohkan, film yang hingga kini belum diputat di Karawang itu, sudah menuai aksi unjuk rasa penolakan di sana. Terakhir, katanya, Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Karawang mengeluarkan pernyataan keberatanya atas peredaran film itu.
Bukcky mempertanyakan, observasi panjang yang sudah dilakukan untuk membuat film AGK, seperti klaim produser film itu yang dilansir sejumlah media. "Kalau sutradara itu sudah melakukan observasi panjang, observasi seperti apa," katanya.
Kendati belum menonton film itu, dari cuplikan yang ditampilkan di televisi, Bucky menilai, film itu hanya menitikberatkan sebagai komoditas semata tanpa menimbang aspek empati terhadap masyarakat Karawang.
"Jadi hal-hal yang kira-kira akan menimbulkan keresahan, ketersinggungan itu tidak menjadi pertimbangan, hanya aspek dagang yang dipertimbangkan," kata Bukcy.
Dari penelitiannya soal tari ronggeng yang dikerjakannya 4 tahun lebih, Bukcy mengatakan, tidak pernah menemukan perilaku ronggeng atau sinden di atas panggung melakukan atraksi memanggil arwah lalu kesurupan di atas panggung. "Dalam pertunjukan Ronggeng itu tidak pernah ada, apalagi dikaitkan dengan penampilan sensual, jorok, itu gak ada," katanya.
Bucky sendiri mengaku sudah berniat nonton film AGK hari ini, pukul 2 siang. Rencana itu batal setelah gubenur lewat staf ahlinya mengundangnya ke Gedung Sate, Bandung.
Ahmad Fikri