Ulama Se Jawa - Sumatera Bahas Megawati

Reporter

Editor

Rabu, 23 Juli 2003 11:27 WIB

TEMPO Interaktif, Solo:Ratusan ulama dan tokoh agama Islam dari Jawa-Sumatera akan bertemu di Pondok Pesantren Tahfidhul Qur'an Iskharimah Karanganyar, Mingu (16/2) besok. Pertemuan tersebut merupakan kelanjutan dari pertemuan sebelumnya yang digelar di Bogor pertengahan Januari lalu. Sejumlah ulama dari garis keras seperti Habib Rizieq Shihab direncanakan akan ikut hadir dalam pertemuan yang sedianya berlangsung di Pondok Pesantren Al Mukmin Ngruki, Sukoharjo itu. Menurut salah seorang panitia, Ustadz Mudzakir dari Pondok Pesantren Al Abdror, Solo, pertemuan tersebut akan membahas sejumlah agenda. Salah satu agenda yang sudah pasti adalah membicarakan ketidakseriusan pemerintahan Megawati merespon masukan ulama yang dihasilkan dalam pertemuan Bogor. "Agendanya sebenarnya mengalir tapi yang pasti adalah membicarakan bagaimana hasil dari pernyataaan sikap yang di buat di Bogor itu," ujar Mudzakir, Jumat (14/2) kepada Tempo News Room. Dalam pertemuan ulama di Bogor Januari lalu, para ulama dan tokoh agama menyatakan mereka sepakat bersatu guna mengganti pemerintahan menggunakan jalur perundang-undangan yang berlaku bila pemerintah tidak mendengarkan solusi yang mereka usulkan. Pernyataan keras tersebut sebagai peringatan atau ultimatum kepada pemerintahan Megawati Soekarnoputri yang dianggap telah menyengsarakan rakyat Indonesia. Ada lima alasan yang dikemukakan mengapa para ulama membuat pernyataan tersebut. Pertama di tengah krisis multidimensi Mega menaikan BBM, tarif dasar listrik dan tarif telepon. Kemudian yang kedua lepasnya pulau Sipadan-Ligitan, ketiga soal divestasi saham Indosat, keempat release and discharge (R & D) bagi konglomerat hitam, dan terakhir penangkapan ulama serta upaya intervensi kurikulum pondok pesantren. "Dalam pertemuan nanti akan kita bicarakan bagaimana perkembangan dari tuntutan para ulama di Bogor dulu itu karena sesuai dengan pernyataan sikap yang dulu dibuat, tenggat waktu yang diberikan kepada pemerintahan Mega sudah habis," ujar orang dekat Abu Bakar Ba'asyir tersebut. Saat ditanya apakah ada kemungkinan membahas soal rencana penggantian pemerintahan Mega bila hasil evaluasi para ulama menunjukkan Mega tidak memperhatikan usulan solusi para ulama? Mudzakir hanya menjawab "Semua tergantung dari pembicaraan nanti bagaiamana, belum tentu semua ulama sepakat bahwa Mega tidak memperhatikan usulan kita yang dulu itu," tukas dia. Pertemuan ulama se Jawa-Sumatera tersebut sebenarnya direncanakan akan berlangsung di pondok pesantren Al Mukmin Ngruki, Sukoharhjo. Namun dengan berbagai pertimbangan, pertemuan tidak jadi dilangsungkan di pondok yang didirikan Abu Bakar Ba'asyir tersebut. "Salah satu pertimbangan, dikhawatirkan pertemuan itu menganggu proses belajar para santri karena mereka tidak sedang libur," tukas salah satu pengasuh pondok, Sholeh Ibrahim. (imron rosyid)

Berita terkait

Mabes Polri Diduga Impor Belasan Alat Sadap, Pengamat Sebut Pengadaannya Harus Transparan

1 menit lalu

Mabes Polri Diduga Impor Belasan Alat Sadap, Pengamat Sebut Pengadaannya Harus Transparan

Pengamat kepolian mengatakan alat sadap tidak termasuk teknologi alutsista sehingga pengadaanya harus transparan dan terbuka ke publik.

Baca Selengkapnya

LPEM FEB UI Komentari Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tertinggi Sejak 2015

8 menit lalu

LPEM FEB UI Komentari Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tertinggi Sejak 2015

LPEM FEB UI memaparkan secara keseluruhan pertumbuhan ekonomi masih cenderung stagnan.

Baca Selengkapnya

Hasil Liga Champions: Borussia Dortmund Lolos ke Babak Final, Singkirkan PSG dengan Agregat 2-0

23 menit lalu

Hasil Liga Champions: Borussia Dortmund Lolos ke Babak Final, Singkirkan PSG dengan Agregat 2-0

Borussia Dortmund lolos ke final Liga Champions 2023/2024. Mereka menang 1-0 di markas PSG, Rabu dinihari, 8 Mei 2024, dan melaju dengan agregat 2-0.

Baca Selengkapnya

Tinggalkan Gedung KPK Usai Diperiksa 9 Jam, Dirut PT Taspen Antonius Kosasih Berstatus Tersangka Investasi Fiktif

1 jam lalu

Tinggalkan Gedung KPK Usai Diperiksa 9 Jam, Dirut PT Taspen Antonius Kosasih Berstatus Tersangka Investasi Fiktif

KPK memeriksa Dirut PT Taspen Antonius Kosasih dalam kasus dugaan investasi fiktif. Ada beberapa tersangka lain dalam kasus ini.

Baca Selengkapnya

Ukraina Temukan Puing Rudal Balistik Korea Utara di antara Bukti Serangan Rusia

1 jam lalu

Ukraina Temukan Puing Rudal Balistik Korea Utara di antara Bukti Serangan Rusia

Jaksa penuntut negara Ukraina memeriksa puing-puing dari 21 dari sekitar 50 rudal balistik Korea Utara yang diluncurkan oleh Rusia.

Baca Selengkapnya

Tanah Longsor di Kota Padang, Dua Warga Dilaporkan Hilang Tertimbun

3 jam lalu

Tanah Longsor di Kota Padang, Dua Warga Dilaporkan Hilang Tertimbun

Tanah longsor terjadi di Padang Sumatera Barat akibat hujan deras mengguyur kota itu sejak Selasa siang. Akses jalan menuju Solok terputus.

Baca Selengkapnya

Vladimir Putin Kembali Dilantik sebagai Presiden Rusia untuk Periode Kelima

4 jam lalu

Vladimir Putin Kembali Dilantik sebagai Presiden Rusia untuk Periode Kelima

Vladimir Putin kembali menjabat sebagai presiden Rusia untuk periode kelima selama enam tahun ke depan. Bakal mengalahkan rekor Stalin.

Baca Selengkapnya

Studi: Marah 8 Menit Saja Bisa Tingkatkan Peluang Serangan Jantung

4 jam lalu

Studi: Marah 8 Menit Saja Bisa Tingkatkan Peluang Serangan Jantung

Efek akut marah-marah pada kerja pembunuh darah, yang mungkin menambah peluang serangan jantung dan stroke.

Baca Selengkapnya

Tahan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Setelah 2 Kali Mangkir, Penyidik KPK Sempat Cek ke Rumah Sakit

5 jam lalu

Tahan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Setelah 2 Kali Mangkir, Penyidik KPK Sempat Cek ke Rumah Sakit

KPK akhirnya menahan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor setelah dua kali mangkir dari pemeriksaan. Tidak dilakukan jemput paksa.

Baca Selengkapnya

Lee Do Hyun Sebut Nama Lim Ji Yeon di Pidato Baeksang, Netizen Heboh

5 jam lalu

Lee Do Hyun Sebut Nama Lim Ji Yeon di Pidato Baeksang, Netizen Heboh

Pidato pendek yang dibacakan Lee Do Hyun langsung mendapat respons dari banyak pihak yang dinilai menunjukkan bucin ugal-ugalan ke Lim Ji Yeon.

Baca Selengkapnya