TEMPO Interaktif, Jakarta - Salah seorang anggota tim pengacara muslim (TPM), Ahmad Michdan yakin tuduhan terorisme dari kepolisian terhadap ustadz Abu Bakar Baasyir, lemah. "Tidak ada satu pun kaitan terorisme yang bisa dikenakan kepada ustadz," ujarnya kepada Tempo, usai menghadiri sidang di Pengadilan Negeri Jakarta Timur, Rabu (29/12).
Michdan mengatakan, kepolisian dan jaksa akan kebingungan untuk bisa menyeret Baasyir dalam tindak pidana terorisme. Amir Jamaah Anshorut Tauhid itu disebut terkait dengan pelatihan militer di Aceh. "Soal kapan dan dimana terorisme terjadi, semua bingung," katanya.
Saat dikonfirmasi apakah Baasyir terlibat dalam pengumpulan uang yang digunakan untuk pelatihan militer di Aceh, Michdan menjawab, memang ada, namun sejatinya dana tersebut bukan untuk kegiatan teror. "Coba tunjukan mana ada teror yang disebabkan oleh Baasyir," ujarnya.
Michdan menambahkan, pengumpulan dana yang dimaksud adalah bertujuan untuk Idad, yang artinya untuk persiapan menuju jihad. Hal itu berbeda konteks dengan terorisme. "Dalam Islam Idad itu wajib," ujarnya. "Jangan langsung diartikan untuk teror."
Michdan mengakui jika senjata yang dipakai untuk pelatihan di Aceh itu adalah senjata tak berizin. Namun tetap tidak ada hubungannya dengan Baasyir.
Baasyir ditangkap polisi Agustus lalu, usai memberikan ceramah di kota Tasikmalaya. Baasyir saat ini mendekam di tahanan Markas Besar Kepolisian. Belum ada jadwal yang pasti soal kapan Baasyir akan disidangkan. Berdasar kabar yang beredar, sidang akan digelar Januari 2011.
Sandy Indra Pratama
