Bongkar Kasus Munir, Butuh Keberanian Politik Presiden  

Reporter

Editor

Minggu, 19 Desember 2010 10:36 WIB

TEMPO/Eko Siswono Toyudho
TEMPO Interaktif, Jakarta -Mantan anggota Tim Pencari Fakta kasus Munir, Usman Hamid, menyatakan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono hanya membutuhkan sedikit keberanian politik untuk membongkar misteri pembunuhan Munir. "Ini karena kasus ini sudah semakin terang dengan bocornya dokumen kawat diplomatik pejabat Amerika Serikat terkait pembunuhan aktivis HAM ini," katanya Minggu (19/12).

Sebelumnya Wikileaks melansir sejumlah dokumen kawat diplomatik terkait pembunuhan Munir berjudul "Dugaan Keterlibatan Pejabat Tinggi". Dalam dokumen itu tercantum nama mantan Kepala Badan Intelejen Nasional, A.M Hendropriyono, sebagai dalang pembunuhan Munir. Hendro disebut pernah memimpin rapat untuk menyusun skenario pembunuhan Munir pada awal Januari 2004.

Dalam rapat tersebut, BIN menyunsun beberapa skenario pembunuhan bagi aktvis Hak Azasi Manusia ini. Awalnya, BIN berencana membunuh Munir di kantornya. Selain itu, skenario lainnya adalah membunuh di rumah, dengan bom mobil bahkan menggunankan santet.

Menurutnya, pemerintah selama ini telah gagal dalam membongkar siapa dalang dibalik pembunuhan ini. Sejauh ini, baru satu orang yang terjerat hukum dalam kasus ini. Dalam kasus ini Pollycarpus, mantan pilot Garuda Indonesia, telah divonis 20 tahun penjara karena dinilai terbukti telah membunuh Munir. Namun, siapa yang merencanakan, apa motif dibalik pembunuhan ini, dan siapa yang memerintahkan Pollycarpus, sampai saat ini masih gelap.

Usman menyatakan, ketidakmampuan pemerintahan SBY mengungkap kasus ini menjadi catatan penting dalam penegakan hukum di Indonesia. "Realitas hukum kita selalu terbalik, apa yang dikatakan polisi tidak terbukti adalah kebalikan dari fakta yang ada," katanya.

Aktivis KontraS ini menyatakan, selama ini pemerintah hanya diam dalam pengungkapan fakta kasus ini. Beberapa temuan TPF tidak pernah diungkapkan kepada publik. Namun, ia bersyukur fakta ini akhirnya terungkap melalui dokumen yang dibocorkan Wikileaks. "Sejak awal saya sudah menduga bahwa fakta ini akan terungkap, tinggal menunggu waktu saja," ujarnya.

Usman menambahkan, SBY juga hanya diam ketika kesepakatan antara BIN dan TPF dicederai. Usman bercerita, pada awalnya TPF menandatangani kesepakatan dengan BIN untuk mencari fakta terkait pembunuhan ini. Dalam kesepakatan itu, BIN berjanji akan memberikan akses kepada TPF untuk memeriksa pejabat-pejabatnya yang diduga terkait pembunuhan ini. "Faktanya banyak pejabat BIN yang kami panggil tapi tidak mau datang," ujarnya.

Selain itu, BIN juga pernah berjanji akan memberikan notulensi rapat yang diduga merencanakan skenario pembunuhan terhadap Munir. Namun, lagi-lagi janji itu diingkari. "Mereka malah memberikan dokumen yang tidak kami minta," kata Usman. Karena itu, Usman berharap dokumen ini dapat memberikan pencerahan kepada masyarakat terkait kasus ini. Selain itu, Usman juga berharap hal ini dapat mengungkap misteri dibalik pembunuhan Munir.

FEBRIYAN

Berita terkait

Istri Munir Pesimistis Komnas HAM Bisa Selidiki Kasus Kematian Suaminya

42 hari lalu

Istri Munir Pesimistis Komnas HAM Bisa Selidiki Kasus Kematian Suaminya

Suciwati mengatakan Komnas HAM hanya memeriksa 3 saksi dalam waktu satu tahun tiga bulan dalam penyelidikan kembali kematian Munir.

Baca Selengkapnya

7 Tahun Jokowi Usut Kasus Pembunuhan Munir Malah Dokumen TPF Hilang, Suciwati: Presiden Joko Widodo Pembohong

13 Oktober 2023

7 Tahun Jokowi Usut Kasus Pembunuhan Munir Malah Dokumen TPF Hilang, Suciwati: Presiden Joko Widodo Pembohong

Hari ini, 13 Oktober, 7 tahun lalu Presiden Jokowi minta Jaksa Agung usut kasus pembunuhan Munir. Malah dokumen TPF Munir hilang. Begini kata Suciwati

Baca Selengkapnya

KASUM Masih Mendiskusikan Nama untuk Diajukan ke Tim Ad hoc Kasus Munir

24 Desember 2022

KASUM Masih Mendiskusikan Nama untuk Diajukan ke Tim Ad hoc Kasus Munir

Komite Aksi Untuk Munir (KASUM) masih mendiskusikan nama untuk diajukan ke tim ad hoc Komnas HAM menyelidiki kasus Munir.

Baca Selengkapnya

Komnas HAM akan Bentuk Tim Adhoc Penyelidikan Kasus Munir

23 Desember 2022

Komnas HAM akan Bentuk Tim Adhoc Penyelidikan Kasus Munir

Tim adhoc penyelidikan kasus Munir akan diumumkan pada 10 Januari 2023.

Baca Selengkapnya

Resensi Buku Mencintai Munir: Pesan untuk Melawan Lupa dan Mencintai Munir

10 Oktober 2022

Resensi Buku Mencintai Munir: Pesan untuk Melawan Lupa dan Mencintai Munir

Istri akvitis hak asasi manusia (HAM) Munir, Suciwati, merilis buku berjudul "Mencintai Munir".

Baca Selengkapnya

18 Tahun Munir Diracun: Misteri Kematian Ongen Latuihamallo Saksi Kunci Pembunuhan Munir

16 September 2022

18 Tahun Munir Diracun: Misteri Kematian Ongen Latuihamallo Saksi Kunci Pembunuhan Munir

Teka-teki kematian Munir telah 18 tahun. Ongen Latuihamallo saksi kunci pembunuhan aktivis HAM itu, ditemukan tewas saat menyetir mobil.

Baca Selengkapnya

18 Tahun Munir Dibunuh, Begini Profil Aktivis HAM Pendiri KontraS dan Imparsial Itu

8 September 2022

18 Tahun Munir Dibunuh, Begini Profil Aktivis HAM Pendiri KontraS dan Imparsial Itu

Munir aktivis HAM dibunuh dengan racun arsenik saat perjalanannya ke Belanda 7 September 2004. Kini sudah 18 tahun lamanya, dalang tak juga ditemukan

Baca Selengkapnya

Komnas HAM Bentuk Tim Ad Hoc Penyelidikan Kasus Kematian Munir

7 September 2022

Komnas HAM Bentuk Tim Ad Hoc Penyelidikan Kasus Kematian Munir

Komnas HAM membentuk tim ad hoc penyelidikan pelanggaran HAM berat kasus pembunuhan Munir Said Thalib.

Baca Selengkapnya

Bambang Widjojanto Mengenang Aktivis HAM Munir: Saya Meminta Munir Gabung di YLBHI Jakarta

7 September 2022

Bambang Widjojanto Mengenang Aktivis HAM Munir: Saya Meminta Munir Gabung di YLBHI Jakarta

Sesama aktivis HAM, Bambang Widjojanto mengenang kematian Munir 18 tahun lalu. Saat itu sebagai Ketua YLBHI, ia meminta Munir gabung di Jakarta.

Baca Selengkapnya

18 Tahun Kematian Munir, Begini Kronologi Pembunuhan Aktivis HAM Itu dengan Racun Arsenik

7 September 2022

18 Tahun Kematian Munir, Begini Kronologi Pembunuhan Aktivis HAM Itu dengan Racun Arsenik

Munir Said Thalib, aktivis HAM pendiri IKontraS dibunuh dengan racun arsenik saat penerbangan Jakarta - Belanda 18 tahun lalu. Siapa dalangnya?

Baca Selengkapnya