Koordinator Taruna Siaga Bencana (Tagana) Kabupaten Pandeglang Tubagus Ade Mulyana menyatakan, sejak Senin (6/12) lalu banjir telah merendam delapan kecamatan yakni Kecamatan Pagelaran, Patia, Sukaresmi, Labuan, Panimbang, Cikeusik, Angsana dan Munjul. “Ketinggian banjir dari 50 senti meter hingga 1,5 meter telah merendam ribuan rumah warga,” kata Ade kepada Tempo, Kamis (8/12).
Menurut dia, dari 8 kecamatan yang terendam banjir, baru empat kecamatan yaitu Kecamatan Pagelaran sebanyak 677 kepala keluarga (KK), Patia 1.127 KK, Sukaresmi 1.283 KK, dan Labuan 4.072 KK, yang terdata.
Adapun untuk sawah yang terendam, untuk Pagelaran 229 hektare, Patia 721 hektare dan Sukaresmi 392 hektare. Namun untuk di Kecamatan Labuan tidak ada sawah yang terendam. “Data sementara rumah yang terendam yaitu sebanyak 6.949 rumah dan sawah sebanyak 1.342 hektare,” kata Ade.
Banjir tahunan yang terjadi di Pandeglang kali ini tergolong sangat parah, karena selain merendam ribuan rumah, banjir juga sempat memutuskan akses jalan antar kecamatan dan menghanyutkan rumah-rumah warga.
Asep, 32 tahun, warga Desa Pagelaran, Kecamatan Pagelaran, mengatakan hujan deras kembali melanda wilayah Banten Selatan sejak Senin (6/12) lalu mengakibatkan luapan air dari Sungai Cilemer tak dapat dibendung. Akibatnya ribuan rumah terendam banjir.
Bapak dua orang anak tersebut mengatakan pasca hujan yang mengguyur sebagian wilayah Banten tersebut mengakibatkan perabotan rumah tangga yang ada di dalam rumahnya ludes lantaran air sangat cepat memasuki rumahnya. "Sekitar 20 menit air sudah menggenangi seluruh ruangan rumah," katanya.
WASI’UL ULUM