TEMPO Interaktif, Jakarta:Gara-gara memotret teman dengan pose nyaris bugil, Guntur, mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Islam Bandung (Unisba) angkatan 2002 disekap dan dipukuli oleh PD III dan teman-temannya. Peristiwa mememalukan ini terjadi di Ruang Senat FH Kampus Unisba, Jl.Taman Sari No.1 Bandung, Jumat kemarin. Hingga minggu malam (5/01), keberadaan Guntur masih belum diketahui. Menurut sumber Tempo News Room yang menyaksikan pemukulan dan penyekapan, Pembantu Dekan (PD) III FH Unisba, Dey Ravena, berada di lokasi kejadian. Ravena memang tak ikut memukul. Pejabat fakultas tersebut hanya bilang, Sok weh Pak Dey pura-pura moal nyaho,` (Artinya: Silakan saja, Pak Dey pura-pura tidak tahu.`). Sayang, hingga kini Dey Ravena tak bisa dikonfirmasi. Telepon selulernya tak pernah aktif. Menurut saksi mata, Guntur disiksa di ruang senat FH Unisba sejak siang hingga Jumat malam. Guntur dikunci di ruang senat berukuran sekitar 5 x 8 meter. Karena dipukuli, wajahnya bengab. Korban menangis dan merintih minta ampun. Selain pukulan tangan, tendangan juga dilayangkan ketubuh Guntur. Ironisnya, ini dilakukan ruang tempat mahasiswa menimba ilmu hukum legal di kampus Universitas Islam Bandung. Aksi main hakim sendiri, ternyata bukan hanya dilakukan secara fisik. Kata sumber, meski barang bukti belum didapatkan, korban sudah diancam drop out oleh PD III FH Hukum, saat acara pemukulan dilakukan. Dari keterangan beberapa sumber yang bisa dipercaya, Bulan lalu Guntur berhasil meminta seorang siswi sebuah SMU swasta mahasiswi FH Unisba angkatan 2002 untuk menjadi model pemotretan. Nah, setelah hasil pemotretan jadi, sang mahasiswi kaget karena posenya sungguh syuur. Merasa kecolongan, ia melaporkan hal ini ke sesama mahasiswa, yang juga mengenal Guntur. Tapi, mekihat gelagat buruk, Guntur sempat menghilang dari kampusnya. Nah, saat pekan lalu mahasiswa asal Jakarta ini muncul di kampus, ia langsung disambut pemukulan dan penyekapan. Bobby Gunawan --- Tempo News Room