Sejarah Monumen Korban PKI Tak Dibacakan, Para Pejabat Malah Asik Berpose Foto

Reporter

Editor

Jumat, 1 Oktober 2010 13:56 WIB

Monumen Korban Keganasan PKI Tahun 1948 di Desa Kresek, Kecamatan Wungu, Kabupaten Madiun, Jawa Timur TEMPO/ISHOMUDDIN

TEMPO Interaktif, Madiun – Upacara peringatan Hari Kesaktian Pancasila di Monumen Korban Keganasan PKI Tahun 1948 di Desa Kresek, Kecamatan Wungu, Kabupaten Madiun, Jawa Timur, tiap 1 Oktober kembali digelar.

Sayangnya, sejarah monumen sama sekali tidak dibacakan. Padahal lokasi yang kini dijadikan monumen itu sangat bersejarah karena pernah jadi tempat pembantaian masyarakat sipil, polisi, dan tentara oleh militer Partai komunis Indonesia (PKI). Di kawasan ini dibangun monumen yang di dalamnya tertulis nama-nama 17 korban keganasan PKI. Sedangkan di atas bukit terdapat patung besar yang menggambarkan kekejaman orang-orang PKI.

Prosesi upacara dilakukan secara standar sebagaimana upacara di tempat lain dengan membacakan Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, mengheningkan cipta, dan ikrar serta doa. Prosesi tabur bunga atau hanya sekadar melihat monumen nama-nama korban pun tak dilakukan.

Bahkan seusai upacara, para pejabat pemerintahan, kepolisian dan Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang bertugas di Kota dan Kabupaten Madiun itu malah asik berpose foto di depan patung besar yang berada di atas bukit di kawasan monumen. “Jangan lupa nanti minta file fotonya ya?” ujar seorang perwira TNI pada salah satu juru foto di bagian Humas.

Wali Kota Madiun Bambang Irianto bertindak selaku Inspektur Upacara dan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Madiun Tohir Rochani membacakan teks ikrar yang berisi tekad anak bangsa dalam mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang ditandatangani Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Indonesia (DPR RI).

“Dengan banyaknya rongrongan dari dalam dan luar negeri yang bisa menumbangkan ideologi Pancasila, maka kami berikrar akan tetap mempertahankan dan mengamalkan nilai-nilai luhur Pancasila demi keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia,” ujar Tohir.

Salah satu saksi sejarah keganasan PKI di Madiun tahun 1948, Masnan, berpesan pada generasi bangsa agar berhati-hati. “Saya berpesan agar generasi penerus sekarang berhati-hati dalam berpolitik dan tetap mempertahankan NKRI dan Pancasila,” ucap veteran yang pernah ikut berjuang melawan PKI di Madiun waktu itu.

Menurutnya, waktu itu banyak tokoh PKI yang sebenarnya berasal dari luar Madiun yang melakukan gerakan pemberontakan tahun 1948. Namun akhirnya TNI yang waktu itu masih bernama Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI), menerjunkan beberapa batalyon pasukan TNI Angkatan darat (AD) dari Komando Daerah Militer (Kodam) Siliwangi yang bergerilya dari Jawa Barat menuju Jawa Tengah hingga Madiun, Jawa Timur.

“Saya waktu itu selamat dan sempat lari ke wilayah Caruban (Kecamatan Mejayan) dengan melewati hutan belantara saat dikejar-kejar orang-orang PKI,” katanya.

ISHOMUDDIN

Berita terkait

Polisi Sita Bendera Berlogo Palu Arit di Kafe Garasi 66

29 September 2017

Polisi Sita Bendera Berlogo Palu Arit di Kafe Garasi 66

Meski pemiliknya menyatakan tak bertujuan menyebarkan komunisme dengan memasang bendera berlogo palu arit aparat tetap memintanya mencopot

Baca Selengkapnya

Jokowi: Tunjukkan di Mana Ada PKI, Detik Ini Juga Saya Gebuk!

3 Juni 2017

Jokowi: Tunjukkan di Mana Ada PKI, Detik Ini Juga Saya Gebuk!

Jokowi tidak terima dirinya dikait-kaitkan dengan PKI, apalagi dituding melindungi komunisme.

Baca Selengkapnya

Soal Logo Palu Arit, Fadli Zon Sependapat dengan Rizieq

25 Januari 2017

Soal Logo Palu Arit, Fadli Zon Sependapat dengan Rizieq

Fadli Zon mengaku sependapat dengan Rizieq Syihab soal adanya gambar mirip palu-arit pada logo Bank Indonesia di mata uang Rp 100 ribu.

Baca Selengkapnya

Kenakan Kaus Palu-Arit, Pemuda di Yogya Ditangkap Polisi

26 Desember 2016

Kenakan Kaus Palu-Arit, Pemuda di Yogya Ditangkap Polisi

Pemuda tersebut membeli kaus bergambar palu-arit produksi Bandung itu pada tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Ada Gambar Palu-Arit, Petugas Copot Beberapa Baliho IM3  

3 Oktober 2016

Ada Gambar Palu-Arit, Petugas Copot Beberapa Baliho IM3  

Baliho tersebut tersebar di empat titik di Jakarta Selatan, salah satunya di Jalan Lenteng Agung.

Baca Selengkapnya

Buku Komunis Beredar, Polisi Periksa Ikatan Penerbit  

3 Oktober 2016

Buku Komunis Beredar, Polisi Periksa Ikatan Penerbit  

Polisi tidak ingin buru-buru menetapkan seseorang sebagai tersangka.

Baca Selengkapnya

BIN Diminta Cari Penyebar Isu Komunis

3 Juni 2016

BIN Diminta Cari Penyebar Isu Komunis

BIN dimintamengungkap aktor di belakangnya untuk mengetahui akar persoalan sekaligus mengidentifikasi motif.

Baca Selengkapnya

Datangi Menteri Luhut, Ketua FPI Rizieq Shihab Sampaikan Hal Ini

3 Juni 2016

Datangi Menteri Luhut, Ketua FPI Rizieq Shihab Sampaikan Hal Ini

Rizieq datang seusai memimpin iring-iringan massa menyuarakan anti-PKI.

Baca Selengkapnya

AJI Kecam FPI yang Intimidasi Jurnalis di Simposium Anti-PKI

3 Juni 2016

AJI Kecam FPI yang Intimidasi Jurnalis di Simposium Anti-PKI

AJI Jakarta meminta pelaku pengusiran dan intimidasi atas jurnalis diproses secara hukum karena melanggar UU Pers.

Baca Selengkapnya

Ansor Protes Dicatut Panitia Simposium Anti-PKI  

3 Juni 2016

Ansor Protes Dicatut Panitia Simposium Anti-PKI  

Gerakan Pemuda Ansor menyampaikan protes karena nama dan logo organisasinya ikut dicantumkan.

Baca Selengkapnya