TEMPO Interaktif, Banda Aceh:Gerakan Aceh Merdeka akan menempatkan senjatanya di 32 lokasi yang tersebar di delapan kabupaten yang telah memiliki tim monitoring, yakni Pidie, Aceh Utara, Bireuen, Aceh Besar, Aceh Selatan, Aceh Barat, Aceh Timur, dan Aceh Tengah. Di masing-masing kabupaten akan ditentukan empat lokasi yang bersifat rahasia. Hal itu dikemukakan salah satu anggota Tim Komite Keamanan Bersama mewakili Gerakan Aceh Merdeka, Teuku Kamaruzzaman, Minggu (9/2). Ia menyatakan, untuk menandai dimulainya proses peletakan senjata, demiliterisasi TNI, serta refungsionalisasi Brimob yang dimulai pada Minggu (9/2) ini, pihaknya telah memaparkan persiapan-persiapan pihak GAM, dan kesediaan meletakkan senjata kepada Direktur Henry Dunant Centre, Martin Griffiths. "Bagi GAM, kita tetap berpegang teguh pada apa yang telah ditandatangi pada 9 Desember lalu," kata pria, yang akrab disapa Ampon Man ini. Dijelaskan, peletakan senjata GAM akan dilakukan secara bertahap. Pada tahap awal akan diletakkan 20 persen dari keseluruhan senjata. Sesuai kesepakatan, lokasi penempatan senjata hanya boleh diketahui oleh Henry Dunant Centre selaku fasilitator perundingan. Henry Dunant Centre sendiri menyatakan sangat menghargai komitmen kedua belah untuk memasuki fase lanjutan dari proses penghentian permusuhan di Aceh. Menyangkut masih adanya penembakan terhadap dua anggota GAM di Krueng, Mane, Aceh Utara, pada Jumat (7/2) lalu, Kamaruzzaman mengkhawatirkan kasus itu akan menjadi kendala dalam proses selanjutnya. Sejak penandatanganan perjanjian damai, GAM mencatat delapan personilnya tewas ditembak, tiga diculik dan enam orang ditangkap. Berkait dengan pemantauan proses demiliterisasi, Menko Polkam, Susilo Bambang Yudhoyono, dan rombongan dijadualkan berkunjung ke Aceh, Minggu (9/2). Mereka akan bertemu dengan tokoh-tokoh masyarakat setempat, dan Direktur HDC, Martin Griffits. (Yuswardi A. Suud/Zainal Bakri- Tempo News Room)