TEMPO Interaktif, Jakarta - Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan sering menyebarkan 200 ribu paket pada perayaan lebaran sejak 6 tahun lalu, namun tidak pernah menimbulkan kericuhan. "Caranya tidak begitu (langsung)," kata Kalla saat menyambangi dan menyalami wartawan di rumah kediaman Jalan Brawijaya, Jakarta, Ahad (12/9).
Ketua Palang Merah Indonesia ini mengatakan, ia mendistribusikan paket lebaran melalui sejumlah organisasi. Misalnya, organisasi kemasyarakatan seperti Muhammadiyah dan Nadlatul Ulama.. Kalla mengaku jika paket yang disebarkan terlalu besar pasti akan menimbulkan risiko yang besar.
Sebelumnya, open house yang dilaksanakan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Istana Negara menelan korban tuna netra, Joni Malela, 45 tahun. Acara open house di Istana dilakukan dengan harus mengantri. Joni meninggal karena serangan jantung setelah kepanasan dan berdesakan dengan para pengujung open house.
Selama lebaran ini, Kalla mengaku mengakses berita melalui media online karena suratkabar hingga hari ini belum terbit. "Saya hanya baca online saja," kata Kalla yang mengenakan batik coklat dan celana hitam.
EKO ARI
