1,2 Juta Warga Jawa Timur Masih Buta Aksara  

Reporter

Editor

Minggu, 1 Agustus 2010 14:48 WIB

Kegiatan belajar. Dok.TEMPO/NURDIANSAH

TEMPO Interaktif,Surabaya - Sebanyak 1,2 juta jiwa warga Jawa Timur tercatat masih mengalami buta aksara. "Kami akui, buta aksara masih 1,2 juta jiwa, itu artinya masih sangat tinggi," kata Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Timur Rasiyo, dalam sebuah acara di Surabaya, Ahad (1/8).

Tingginya buta aksara, tambah mantan Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur ini, bukanlah hal yang baru. Bahkan sejak 2008 lalu, pemerintah telah mencanangkan gerakan pemberantasan buta aksara dengan melakukan berbagai pelatihan dan kursus.

Tak hanya itu, gerakan Wajib Belajar (Wajar) juga telah digalakkan mulai dari Wajar 9 tahun hingga 12 tahun. Tapi hasilnya hingga saat ini belum begitu memuaskan. Selama 2008-2010 ini, pemerintah baru bisa mengentaskan sekitar 900 ribu buta aksara dari data sebelumnya yang mencapai 2,1 juta jiwa buta aksara.

"Yang patut disyukuri, kita tidak menemukan buta aksara diusia 15-45 tahun," kata dia. Rasiyo mengklaim, program pemberantasan buta aksara setidaknya telah berhasil dengan ditandai tidak adanya buta aksara diusia remaja.

Sedangkan untuk membantu pemberantasan buta aksara diusia 45 tahun ke atas, pemerintah saat ini mencoba untuk melibatkan seluruh instansi baik pemerintah maupun swasta termasuk juga lembaga swadaya masyarakat.

Advertising
Advertising

Beberapa pelatihan yang melibatkan ibu-ibu PKK, Korpri serta LSM juga digiatkan. "Target kita 2014 sudah tidak ada lagi buta aksara," tambahnya.

Kepala Bidang Pendidikan Nonformal dan Informal Dinas Pendidikan Jawa Timur M Nasor mengatakan, masyarakat juga memiliki kewajiban untuk membantu memberantas buta aksara.

"Masyarakat harus sadar, bagi yang bisa membaca harus bertanggung jawab terhadap keluarga atau di lingkungan yang masih ada buta aksaranya," kata dia.

Di Jawa Timur sendiri, buta aksara umumnya terjadi di kawasan tapal kuda yaitu kawasan Madura dan Pasuruan hingga Banyuwangi. Di daerah ini terdeteksi paling banyak menyumbang buta aksara karena pemahaman masyarakat yang belum memandang penting arti pendidikan.

Rohman Taufiq

Berita terkait

Al-Qahtani, Lansia Saudi Berusia 110 Tahun yang Kembali Bersekolah

7 Agustus 2023

Al-Qahtani, Lansia Saudi Berusia 110 Tahun yang Kembali Bersekolah

Seorang wanita Saudi membuktikan pepatah lama "lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali" dengan kembali ke sekolah - pada usia 110 tahun.

Baca Selengkapnya

Hari Ibu 22 Desember, Kapan Diperingati Pertama Kali?

22 Desember 2022

Hari Ibu 22 Desember, Kapan Diperingati Pertama Kali?

Hari Ibu Nasional setiap 22 Desember mengenang gerakan dalam Kongres Perempuan Indonesia. Kapan Hari Ibu pertama kali diperingati?

Baca Selengkapnya

Perjuangan Dewi Mengajar Suku Badui, dari Diusir hingga Jalan Kaki Puluhan Kilometer

22 November 2022

Perjuangan Dewi Mengajar Suku Badui, dari Diusir hingga Jalan Kaki Puluhan Kilometer

Dewi, guru madrasah rela menempuh jarak puluhan kilometer untuk mengajar anak-anak suku Badui.

Baca Selengkapnya

Sungguh APDESI Dukung Jokowi 3 Periode? Berikut Profil Asosiasi Pemerintah Desa

1 April 2022

Sungguh APDESI Dukung Jokowi 3 Periode? Berikut Profil Asosiasi Pemerintah Desa

Asosiasi Pemerintah Desa (APDESI) dikabarkan mendukung masa jabatan Presiden Jokowi 3 periode. Profil APDESI yang baru terbentu 2016 ini.

Baca Selengkapnya

Hari Aksara Internasional, Pekerjaan Rumah Tuntaskan Melek Huruf

8 September 2021

Hari Aksara Internasional, Pekerjaan Rumah Tuntaskan Melek Huruf

UNESCO menetapkan 8 September sebagai Hari Aksara Internasional. Namun, hari monumental itu baru diperingati untuk pertama kalinya pada 1967.

Baca Selengkapnya

Afganistan Beri Penghargaan pada Laki-laki Buta Huruf

3 Januari 2020

Afganistan Beri Penghargaan pada Laki-laki Buta Huruf

Mia Khan adalah seorang buta huruf di Afganistan sangat mendukung pendidikan putri-putrinya dengan mengatarkan mereka ke sekolah hampir setiap hari.

Baca Selengkapnya

Mendikbud Sebut Angka Buta Huruf di Indonesia Timur Masih Tinggi

7 September 2019

Mendikbud Sebut Angka Buta Huruf di Indonesia Timur Masih Tinggi

Mendikbud Muhadjir Effendy mengatakan, angka buta huruf di wilayah provinsi Indonesia bagian timur masih tinggi.

Baca Selengkapnya

2,3 Juta Perempuan Indonesia Masih Buta Huruf

7 September 2017

2,3 Juta Perempuan Indonesia Masih Buta Huruf

Kementerian ingin memberantas buta huruf untuk meningkatkan budaya literasi di era digital.

Baca Selengkapnya

Karawang Jadi Tuan Rumah Hari Aksara Internasional

10 September 2015

Karawang Jadi Tuan Rumah Hari Aksara Internasional

Karawang berprestasi dalam memberantas tingkat buta huruf.

Baca Selengkapnya

Astaga, Ribuan Aparat Desa di Papua Masih Buta Huruf  

30 Juni 2015

Astaga, Ribuan Aparat Desa di Papua Masih Buta Huruf  

Lantaran tak bisa baca-tulis, diperkirakan ada ribuan desa di Papua tak bisa mengelola dananya.

Baca Selengkapnya