TEMPO Interaktif, Jakarta - Majelis Ulama Indonesia menegaskan yang diharamkan bukanlah program infotainment, namun isinya yang membuka aib orang. Sebab, menyebarkan aib merupakan hal yang dilarang agama.
"(Yang haram) bukan infotainmentnya, tapi kontennya yang membuka aib, menyiarkan yang tidak patut dilihat dan didengar masyarakat," ujar Ketua Bidang Fatwa MUI Ma'ruf Amin seusai penutupan Musyawarah Nasional MUI di Hotel Twin Plaza, Rabu (28/07/2010).
"Kalau bohong, itu fitnah namanya. Kalau benar, itu ghibah namanya. Menceritakan aib orang lain. Dua-duanya dilarang agama," ucapnya. Pengecualian, kata Ma'ruf, hanya bisa diberikan demi kepentingan pengusutan dan pembuktian dalam proses hukum.
Menurut dia, infotainment yang kontennya buruk membuat akhlak bangsa terpuruk. "Akhlak bangsa tidak lagi memprihatinkan, tapi sudah menakutkan. Karena itu, perlu tindak lanjut," tegasnya.
Ia menambahkan, MUI akan mengkomunikasikan fatwa haram konten infotainment penuh aib itu dengan semua pihak, baik pemerintah, Dewan Perwakilan Rakyat, maupun Komisi Penyiaran Indonesia.
BUNGA MANGGIASIH
