Alat Pengukur Pencemaran Udara Batal Diadakan 2011

Reporter

Editor

Jumat, 23 Juli 2010 14:11 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta -Pengadaan alat display untuk mengukur dan menginformasikan tingkat pencemaran udara di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta akhirnya dicoret oleh Badan Lingkungan Hidup (BLH).

BLH Yogyakarta batal mengusulkan alat tersebut dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah 2011. Padahal pengadaan alat tersebut sudah direncanakan tahun lalu.

“Harganya terlalu mahal, jauh dari anggaran yang kami usulkan,” kata Kepala BLH Yogyakarta, Harnowati saat rapat kerja dengan Komisi C Dewan Perwakilan Rakyat Daerah DI Yogyakarta, Jumat (23/7).

Anggaran yang diusulkan sebesar Rp 750 juta untuk satu unit alat. Namun setelah melakukan survei ke Jakarta, ternyata harga satu unit alat mencapai Rp 5 miliar. Awalnya, alat tersebut akan dipasang di perempatan Kantor Pos besar yang dinilai tingkat kepadatan kendaraan bermotor tinggi.

“Akhirnya anggaran yang kami usulkan, kami coret sendiri, karena total rencana anggaran BLH yang diusulkan Rp 5,5 miliar,” kata Harnowati.

Alat yang dimaksud untuk mengukur tingkat polusi kendaraan bermotor, seperti tingkat kualitas pencemaran udara akibat timbal, karbondioksida, karbonmonoksida, maupun tingkat kebisingan.

Alat tersebut juga berfungsi untuk menyampaikan informasi tingkat pencemaran udara melalui display yang langsung bisa diketahui masyarakat. Sedangkan tingkat pencemaran udara di Yogyakarta cukup tinggi. Terutama tingkat kebisingannya yang melebihi baku mutu yang ditentukan, yaitu lebih dari 77 decibel.

“Tujuannya, agar masyarakat sadar, bahwa kondisi kendaraannya yang tidak sehat mengakibatkan tingkat polusi tinggi,” kata Harnowati, sehingga pengguna kendaraan bermotor diharapkan akan merawat kendaraannya.

Anggota Komisi C Arief Budiyono menegaskan, bahwa keberadaan alat tersebut penting untuk dianggarkan pada 2011. Apalagi Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara telah mengamanatkan agar informasi kondisi kualitas udara disampaikan kepada publik.

“Kami akan mendesak panitia anggaran untuk menganggarkannya pada 2011,” kata Arief. Mengingat harga satu unit alat tersebut berdasarkan survei terbaru turun hingga menjadi Rp 1,5 miliar.

PITO AGUSTIN RUDIANA

Berita terkait

Profesor Riset Termuda BRIN Dikukuhkan, Angkat Isu Sampah Indonesia yang Cemari Laut Afrika

8 hari lalu

Profesor Riset Termuda BRIN Dikukuhkan, Angkat Isu Sampah Indonesia yang Cemari Laut Afrika

Reza dikukuhkan sebagai profesor riset berkat penelitian yang dilakukannya pada aspek urgensi pengelolaan plastik.

Baca Selengkapnya

Koalisi Desak Pemimpin ASEAN Sukseskan Perjanjian Plastik Global untuk Akhiri Pencemaran

14 hari lalu

Koalisi Desak Pemimpin ASEAN Sukseskan Perjanjian Plastik Global untuk Akhiri Pencemaran

TEMPO, Jakarta- Koalisi Organisasi Masyarakat Sipil mendesak pemimpin ASEAN untuk mengambil sikap tegas dalam negosiasi yang sedang berlangsung untuk mengembangkan instrumen hukum internasional yang mengikat demi mengatasi pencemaran plastik, termasuk di lingkungan laut.

Baca Selengkapnya

Taman Nasional Karimunjawa Rusak karena Limbah Tambak Udang, KLHK Tetapkan Empat Tersangka

44 hari lalu

Taman Nasional Karimunjawa Rusak karena Limbah Tambak Udang, KLHK Tetapkan Empat Tersangka

KLHK menetapkan empat orang tersangka perusakan lingkungan Taman Nasional Karimunjawa pada Rabu, 20 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Busa Penuhi Aliran Kali Baru di Depok, Tebalnya Sampai Tutupi 5 Rumah

27 November 2023

Busa Penuhi Aliran Kali Baru di Depok, Tebalnya Sampai Tutupi 5 Rumah

Busa sampai menutup lima rumah dan menjebak pemancing. Dulu sekali, peristiwa serupa pernah terjadi di Kali Baru Depok.

Baca Selengkapnya

Kabut Asap Selimuti Singapura, Titik Api di Sumatera Naik

7 Oktober 2023

Kabut Asap Selimuti Singapura, Titik Api di Sumatera Naik

Kualitas udara Singapura turun ke kisaran tidak sehat pada Sabtu, seiring meningkatnya kebakaran hutan di Indonesia, yang membawa kabut asap ke sana.

Baca Selengkapnya

DLH DKI Kembali Beri Sanksi Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit di Jakut Karena Cerobong Tak Sesuai Baku Mutu

5 Oktober 2023

DLH DKI Kembali Beri Sanksi Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit di Jakut Karena Cerobong Tak Sesuai Baku Mutu

DLH DKI kembali memberikan sanksi kepada sebuah perusahaan pengolahan kepala sawit karena cerobongnya tak memenuhi baku mutu.

Baca Selengkapnya

Pencemaran Air Kian Mengkhawatirkan, Walhi Dorong Pemprov DKI Intervensi Produk Deterjen

5 Oktober 2023

Pencemaran Air Kian Mengkhawatirkan, Walhi Dorong Pemprov DKI Intervensi Produk Deterjen

Walhi mendorong Pemprov DKI untuk mengintervensi produksi deterjen agar tidak semakin menambah pencemaran yang kian mengkhawatirkan.

Baca Selengkapnya

Tak Ada IPAL, Limbah Deterjen dan Sabun dari Rumah Tangga di DKI Mengalir Langsung ke Sungai

5 Oktober 2023

Tak Ada IPAL, Limbah Deterjen dan Sabun dari Rumah Tangga di DKI Mengalir Langsung ke Sungai

Seharusnya limbah seperti sabun dan deterjen dari rumah tangga diolah dahulu di IPAL baru dialirkan ke sungai. Penebab air baku dibawah standar.

Baca Selengkapnya

Dinas Lingkungan Hidup Pastikan Pencemaran di Kanal Banjir Barat, Air Baku untuk IPA Hutan Kota

3 Oktober 2023

Dinas Lingkungan Hidup Pastikan Pencemaran di Kanal Banjir Barat, Air Baku untuk IPA Hutan Kota

IPA Hutan Kota ingin tetap memproduksi air bersih meski ada pencemaran di sumber air bakunya itu.

Baca Selengkapnya

Polusi Udara Jakarta, Dinas Lingkungan Hidup DKI Segel 4 Perusahaan yang Terindikasi Sumbang Pencemaran

19 September 2023

Polusi Udara Jakarta, Dinas Lingkungan Hidup DKI Segel 4 Perusahaan yang Terindikasi Sumbang Pencemaran

Kalau perusahan tetap lanjutkan kegiatan yang terindikasi menyumbang polusi udara, DLH DKI akan proses hukum ke Polda Metro Jaya.

Baca Selengkapnya