Petani di Jombang Keluhkan Anjloknya Hasil Panen Padi
Minggu, 18 Juli 2010 12:59 WIB
Sawah milik Rohim seluas lima ratus meter persegi. Dia mengatakan, penanaman padi sudah dilakukan seperti biasanya, termasuk pola pemupukan. Tanaman kelihatan subur, tapi bulir padi banyak yang tak berisi. Rohim menduga cuaca yang tidak menentu menjadi penyebab kerusakan tanaman padinya, terutama hujan yang terus turun.
Keluhan serupa dikemukakan Danu Puspito dan petani lainnya di Kesamben. Danu mencontohkan, lahan seluas satu hektare biasanya menghasilkan tujuh ton padi. Tapi kali hanya empat hingga lima ton.
Selain buruknya cuaca, serangan hama wereng juga menyebabkan hasil panen anjlok. Nurul Yakin, petani di Kecamatan Bandar Kedungmulyo mengatakan, petani tidak bisa menikmati harga jual gabah yang saat ini cukup mahal, yakni Rp 3.000 per kilogram. ”Nasib petani kian dipersulit harga kebutuhan pokok yang meningkat,” ucapnya.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Jombang Suhardi menjelaskan, panjangnya musim hujan membuat tanaman padi tidak bisa mencerna makanan pada saat pembuahan. Mendung tebal membuat tanaman padi kekurangan cahaya. ”Meski pengairan bagus dan tanaman subur, tapi bulir padi tetap gabuk karena tak berisi,” katanya.
Air hujan yang melimpah di area pesawahan juga memicu munculnya bakteri yang menyebabkan penyakit cendawa bagi tanaman padi. Akibatnya, akar tak bisa lebat sehingga pasokkan makanan tak maksimal. MUHAMMAD TAUFIK.