TEMPO Interaktif, Makassar - Ratusan mahasiswa Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer (STIMIK) Handayani berdemonstrasi di gedung Dewan Sulawesi Selatan siang ini. Mahasiswa meminta Dewan memediasi dengan pihak yayasan untuk memberikan jaminan agar kampusnya tetap beroperasi meski kontrak gedung dengan pihak BRI Makassar telah berakhir sejak Maret lalu.
Mahasiswa khawatir berakhirnya kontrak sewa gedung tersebut akan menelantarkan 1.200 mahasiswa. Dalam orasinya mahasiswa menuding pihak yayasan telah menyelewengkan biaya kuliah yang disetor mahasiswa sejak beberapa tahun terakhir.
"Semestinya uang kuliah mahasiswa digunakan untuk membeli lahan dan membangun kampus baru," kata Mardin, Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Handayani.
Menurut dia, kontrak yayasan dengan BRI Makassar berakhir 2009, namun BRI memberikan kesempatan setahun kepada pihak kampus untuk membangun kampus baru. "Tapi, sampai sekarang belum ada upaya pihak yayasan untuk membangun kampus baru," kata dia.
Saat diterima tim aspirasi Dewan Sulawesi Selatan, mahasiswa menyampaikan tudingannya bahwa pihak yayasan juga melakukan pembohongan publik menjelang tahun ajaran 2009/2010 lalu dengan melakukan promosi melalui media massa atas peletakan batu pertama pembangunan kampus baru di Jalan Kalpataru Makassar.
Mahasiswa meminta dewan segera menekan pihak kampus agar berjanji tidak menelantarkan mahasiswa.
Menurut Mahasiswa, kondisi manajemen kampus saat ini sudah kacau karena satu persatu pimpinannya mengundurkan diri. "Kalau tidak segera diatasi, aktifitas kampus bisa lumpuh," kata mardin.
"Saat ini masih jalan aktivitas perkuliahan tetapi tidak lancar," ucapnya.
Menurut dia, uang yang dibayarkan mahasiswa selama 14 tahun STMIK Handayani beroperasi cukup banyak. Uang kuliah Rp1,9 juta per mahasiswa angkatan 2009 seharusnya digunakan untuk membangun kampus baru.
Pendemo yang berasal dari berbagai lembaga kampus seperti BEM, MPM, Himpunan Mahasiswa Tekhnik Informatika, Himpunan Mahasiswa Sistem Komputer, juga menuntut pengalihan kepemilikan yayasan Handayani ke yayasan lain.
Tim penerima aspirasi Dewan Aryadi Arsal berjanji akan memanggil pihak yayasan dan petinggi kampus dalam waktu dekat untuk mencari solusi atas masalah itu. "Pekan depan akan kami panggil pimpinan kampus dan yayasan," kata dia.
Dia meminta mahasiswa menyiapkan data-data seperti yang ada dalam tuntutan.
"Kalau ada indikasi pidana maka akan diserahkan kepada pihak Kepolisian," kata anggota Fraksi PKS itu.
INDRA O Y