Seragam Sesuai Syariat Islam Usulan MUI Ditolak

Reporter

Editor

Kamis, 1 Juli 2010 11:58 WIB

TEMPO/Dinul Mubarok
TEMPO Interaktif, Jombang - Rekomendasi Majelis Ulama Indonesia kepada Pemerintah Kabupaten Jombang, Jawa Timur tentang kewajiban pelajar putri memakai seragam sekolah sesuai syariat islam ditolak Jaringan Islam Anti Diskriminasi (JIAD) Jawa Timur.

Rekomendasi itu dinilai berlebihan, dan bertentangan dengan demokrasi. "MUI terlalu tergesa-gesa. Berbusana adalah masalah kepantasan publik, dan tak harus dipaksakan dengan mengatasnamakan agama tertentu," kata Aan Anshori, Koordinator JIAD, Kamis (01/7).

Seperti diberitakan, Senin (28/6) kemarin, MUI mengadakan rapat kerja daerah. Dalam rapat itu, ulama merekomendasikan pemerintah kabupaten agar membuat aturan seragam sekolah sesuai syariat Islam. Selain itu, ulama juga mengharamkan aktifitas perpeloncoan bagi siswa baru.

Aan menjelaskan, tanpa alasan yang cukup obyektif, MUI menganggap regulasi itu penting. Hanya karena alasan terganggu dengan banyaknya pelajar (perempuan) yang menggunakan rok mini, MUI lantas merekomendasikan penggunaan busana sesuai syariat tidaklah bijak.

Ulama lupa, penerapan syariat Islam dalam berbusana akan terbentur dengan falsafah demokrasi, dan kebebasan dalam menentukan sikap dan pilihan masyarakat. Pemaknaan terhadap syariat Islam juga beragam, mengingat Indonesia bukan negara Islam.

Sebab itu, tidak boleh ada pemaksaan dengan mengatasnamakan agama tertentu. "Padahal konsepsi kenegaraan kita meletakkan negara berada dalam jarak yang sama," kata dia. Aan melanjutkan, seharusnya MUI lebih sensitif terhadap isu pendidikan lain yang tak kalah pentingnya. Misalnya biaya pendidikan, gaji guru, dan kasus pungutan liar yang merugikan masyarakat.

MUI juga harus mendorong pemkab lebih serius merespon rendahnya gaji tenaga honorer pendidik, dan menyiapkan dana bagi masyarakat miskin.

Sementara itu, Dinas Pendidikan (Dindik) kabupaten setempat justru mendukung usulan MUI. Hanya saja, aturan seragam sekolah sesuai syariat Islam hanya diterapkan bagi muslimah saja.

Sementara untuk non muslim sudah ada ketentuan sendiri, yakni rok harus lima sentimeter di bawah lutut. "Kami mendukung usulan itu, tapi harus proporsional," kata Kepala Dindik, Setyo Darmoko.

MUHAMMAD TAUFIK

Berita terkait

Bilang Study Tour Perlu Tetap Ada, FSGI Singgung Pengawasan hingga Biaya Siluman

1 hari lalu

Bilang Study Tour Perlu Tetap Ada, FSGI Singgung Pengawasan hingga Biaya Siluman

Sekretaris Jenderal FSGI mengatakan study tour perlu tetap ada. Namun perlu pengawasan ketat, termasuk soal biaya.

Baca Selengkapnya

Pegadaian Peduli Transformasi Sekolah di Bengkulu

1 hari lalu

Pegadaian Peduli Transformasi Sekolah di Bengkulu

Program ini menjadi bukti komitmen PT Pegadaian dalam upaya penerapan TPB/SDGs empat tentang Pendidikan Berkualitas melalui pengembangan kapasitas guru dan manajemen Sekolah.

Baca Selengkapnya

Kemenhub Tak Buka Pendaftaran Taruna STIP, Pengamat: Kalau Bisa Tutup 2 Tahun

3 hari lalu

Kemenhub Tak Buka Pendaftaran Taruna STIP, Pengamat: Kalau Bisa Tutup 2 Tahun

Ki Darmaningtyas menilai perlu adanya evaluasi terhadap sistem asrama untuk taruna STIP.

Baca Selengkapnya

Pasca-Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana, Wali Kota Depok Keluarkan SE Tentang Study Tour

3 hari lalu

Pasca-Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana, Wali Kota Depok Keluarkan SE Tentang Study Tour

Pasca kecelakaan bus rombongan perpisahan siswa SMK Lingga Kencana, Wali Kota Depok mengeluarkan surat edaran tentang kegiatan study tour.

Baca Selengkapnya

Politikus PKS Soroti Komitmen Konstitusi dalam Mengatasi Masalah Pendidikan

5 hari lalu

Politikus PKS Soroti Komitmen Konstitusi dalam Mengatasi Masalah Pendidikan

Wakil Ketua Fraksi PKS DPR RI Mardani Ali menyoroti peran penting komitmen dan investasi negara dalam mengatasi masalah di sektor pendidikan.

Baca Selengkapnya

BCA Menggelar Program BCA Berbagi Ilmu di UNDIP

5 hari lalu

BCA Menggelar Program BCA Berbagi Ilmu di UNDIP

BCA Menggelar Program BCA Berbagi Ilmu di Universitas Diponegoro (UNDIP) dengan tema 'Survival Leadership, Facing Uncertainties'.

Baca Selengkapnya

Airlangga Hartarto Dorong Peningkatan Pendidikan Mikroelektronik

7 hari lalu

Airlangga Hartarto Dorong Peningkatan Pendidikan Mikroelektronik

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mendorong peningkatan pendidikan mikroelektronik untuk kuasai pasar semikonduktor.

Baca Selengkapnya

Faktor yang Mempercepat Penuaan Otak, Kesepian sampai Kurang Pendidikan

7 hari lalu

Faktor yang Mempercepat Penuaan Otak, Kesepian sampai Kurang Pendidikan

Para ilmuwan menemukan beberapa faktor dan kebiasaan yang tampak tak berbahaya bisa mempercepat penuaan otak.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Investasi Bidang Pendidikan Membuka Peluang Indonesia Maju

9 hari lalu

Sri Mulyani: Investasi Bidang Pendidikan Membuka Peluang Indonesia Maju

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan investasi di bidang pendidikan akan membuka peluang Indonesia menjadi lebih maju.

Baca Selengkapnya

Mbak Cicha Peduli pada Keseimbangan Pendidikan

10 hari lalu

Mbak Cicha Peduli pada Keseimbangan Pendidikan

Keseimbangan antara kemampuan akademis, karakter, entrepreneur harus diperhatikan untuk meningkatkan kualitas pendidikan sebagai kunci utama kemajuan bangsa.

Baca Selengkapnya