TEMPO Interaktif, Surakarta - Wali Kota Surakarta Joko Widodo mengaku tidak mematok target angka kelulusan siswa Sekolah Menengah Atas dalam ujian nasional. Menurutnya, penetapan target kelulusan dapat memicu terjadinya kecurangan dalam pelaksanaan ujian tersebut.
“Jika wali kota menetapkan target, sekolah pasti berusaha keras untuk bisa mencapai target tersebut,” kata Joko Widodo Ketika ditemui wartawan di balai kota, Selasa (23/03). Hanya saja, dia khawatir jika cara untuk mencapai target itu dilakukan dengan cara curang.
Sedangkan tahun lalu, Surakarta juga tidak menetapkan target kelulusan. “Tidak terdengar adanya kecurangan,” kata Joko. Dirinya yakin, kecurangan yang banyak dilakukan oleh guru maupun siswa di berbagai daerah justru disebabkan oleh adanya target kelulusan yang ditetapkan oleh pemerintah daerah.
Tahun lalu, jumlah siswa di Surakarta yang tidak lulus mencapai 12,49 persen dari total jumlah peserta ujian sebanyak 6.542 siswa Sekolah Menengah Atas. Angka tersebut lebih buruk di banding hasil Ujian Nasional tahun lalu, dimana hanya delapan persen siswa Sekolah Menengah Atas yang tidak lulus.
Dia juga mengaku tidak khawatir jika tahun ini jumlah siswa yang tidak lulus ujian nasional lebih besar lagi. “Yang penting ujian berlangsung secara jujur,” kata dia. Menurutnya, inti dari sebuah pendidikan adalah kejujuran.
Dirinya menyatakan tidak sependapat jika penurunan angka kelulusan pada tahun lalu merupakan indikasi bahwa kinerja lembaga pendidikan di Surakarta juga menurun. “Banyak faktor yang mempengaruhi,” kata dia. Minat belajar siswa menjadi salah satu faktor yang sangat menentukan.
Hanya saja, dirinya tetap akan melakukan evaluasi jika hasil ujian nasional telah diumumkan. “Termasuk efektifitas program jam wajib belajarnya,” kata Joko Widodo.
AHMAD RAFIQ