TEMPO Interaktif, Jakarta: Menteri Luar Negeri Nur Hassan Wirajudha menyatakan, perang antara Amerika Serikat-Irak kemungkinan akan terjadi Maret mendatang. Prediksi ini didapatkannya saat dialog dengan berbagai kalangan di Uni Eropa yang diikutinya minggu lalu. Hal ini dikatakan Wirajudha saat jumpa pers di kantornya usai foreign policy breakfast (FPB) bersama tokoh-tokoh lintas agama, Jumat (31/1). Menurut Wirajudha, spekulasi ini bisa dibaca melalui perkembangan dunia internasional. Pada 5 Februari nanti, Menlu AS Collin Powell akan menyampaikan pidatonya di depan Dewan Keamanan PBB dan juga menginformasikan data-data intelijen yang dimiliki AS bahwa Irak memang memiliki senjata pemusnah masal. Sedangkan Tim Inspeksi PBB (UNMOVIC) telah memaparkan hasil penyelidikan di Irak terhadap kemungkinan Irak memiliki senjata nuklir, 27 Januari lalu. Jadi perlu beberapa hari bagi DK PBB untuk memutuskan, apakah memperpanjang kerja UNMOVIC untuk melakukan tugas di Irak, tegas Menlu. Menurut dugaan beberapa kalangan di Uni Eropa sendiri, lanjut dia, perpanjangan itu akan diberikan bukan dalam waktu bulanan, tapi mingguan. Tenggat waktu penyerahan laporan dari tim inspeksi PBB berikutnya pada awal Maret, sekitar tanggal 4 atau 5. Mungkin kalau terjadi perang, mungkin bulan Maret itu. Dalam arti perpanjangan telah diberikan, laporan telah diserahkan dan dinilai, tandasnya. Tetapi tidak menutup kemungkinan perang tersebut dapat terjadi kapan saja, Kalau AS mengambil tindakan sendiri. (D.A. CandraningrumTempo News Room)
Berita terkait
Sri Mulyani: Masalah Impor Tidak Hanya Tanggung Jawab Bea Cukai
32 detik lalu
Sri Mulyani: Masalah Impor Tidak Hanya Tanggung Jawab Bea Cukai
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan persoalan impor tidak hanya tanggung jawab Dirjen Bea Cukai.