Gelombang Tinggi, Timika Alami Kelangkaan Bahan Bakar Minyak
Reporter
Editor
Sabtu, 12 Desember 2009 13:00 WIB
TEMPO Interaktif, Timika - Antrian panjang kendaraan bermotor baik roda dua maupun roda empat sejauh 2-3 kilometer sejak Sabtu (12/11) pagi, terlihat Stasiun Pengisian ahan Bakar Umum Satuan Pemukiman (SP) 2 dan SPBU Nawaripi di Sempan, Timika, Papua.
Menurut Supervisor Operasional SPBU Nawaripi, Arief, Sabtu siang, persediaan BBM jenis premium dan solar di Timika menipis karena kapal pembawa bahan bakar dari Ambon ke Timika terhalang ombak besar.
“Akibat gelombang pasang membuat kapal pembawa BBM selalu terlambat. Saat ini hanya ada dua kapal pengangkut BBM," kata Arief.
Sejumlah warga yang antre sejak pagi mengeluhkan pelayanan SPBU Nawaripi untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar warga. Arni, warga yang antre sejak pukul 10.00 pagi waktu Papua, mengeluhkan sikap diskriminasi pengelola SPBU. “Sudah berjam-jam sampai sekarang (pukul 13.45 waktu Papua) saya belum juga dilayani,” kata Arni.
Sebagian warga yang enggan diwawancara juga menyatakan keluhan yang sama. Warga menuding pengelola SPBU bermain dengan aparat keamanan, dan lebih mengutamakan warga tertentu yang membawa jerigen untuk menimbun bahan bakar.
Ketika Tempo dan sejumlah wartawan, sampai di SPBU Nawaripi, beberapa warga yang membawa jerigen untuk menimbun BBM segera menyembunyikan jerigennya. Pengelola SPBU yang menurut sejumlah warga ‘bermain’ dengan oknum aparat tertentu bersikap seolah tidak terjadi apa-apa. “Iyo ada wartawan jadi dong (mereka) sembunyikan jerigen,” kata sejumlah warga.
Mengahadapi tudingan pengelola SPBU bertindak diskriminatif dan bermain dengan sejumlah aparat keamanan, Arief menyangkal tudingan itu. “Kami sama sekali tidak melakukan diskriminatif. Kami melayani pembeli sesuai dengan kebutuhan. Kalau ada yang akan membeli BBM dalam jumlah banyak harus menunjukkan surat pengantar dari kantor pemerintah atau kantor instansi lain,” kata Arief.
Menurut Arief, kelangkaan bahan bakar ini masih akan terjadi sampai beberapa hari lagi. Belum diketahui pasti apakah menjelang Natal nanti persoalan bahan bakar di Timika akan segera berakhir.