Angka Pengangguran Di Jombang Meningkat

Reporter

Editor

Minggu, 22 November 2009 13:07 WIB

TEMPO Interaktif, Jombang -Jumlah pengangguran di Kabupaten Jombang, pada tahun ini meningkat jika dibanding tahun lalu. Berdasarkan hasil pendataan Dinas Sosial, Ketenagakerjaan dan Trasmigrasi, hingga bulan Oktober ini jumlah pencari kerja mencapai 13.066 orang. Sedangkan angka pengangguranya mencapai 57.899 orang.

Jumlah itu meningkat lima persen dibanding tahun lalu, yang hanya 12.413 untuk pencari kerja dan 46.451 untuk jumlah pengangguran. Meningkatnya pengangguran ini dikarenakan terbatasnya lapangan kerja dan lemahnya kualitas lulusan pendidikan di Jombang. "Mereka tidak mampu bersaing di luar daerah," kata Kepala Bidang Pelatihan dan Penempatan
Tenaga Kerja, Dinsoskertrans Jombang, Mochammad Soleh, Minggu (21/11).

Pemerintah kabupaten, kata dia, sudah maksimal bekerja mengurangi jumlah pengangguran tersebut. Upaya itu diantaranya dengan pengembangan jaringan kerja, menggelar event-event yang menfasilitasi kreatifitas remaja, dan pengembangan sistem Corporate Social Responsibility (CSR).

Sitem ini diharapkan mampu mendorong generasi muda untuk berwirausaha. Menurut Soleh, lemahnya kualitas tidak didorong dengan minat pengembangan kemampuan di Balai Latihan Kerja (BLK) yang disediakan Pemkab. Akibatnya, keahlian lulusan sekolah menengah tidak terasah. Mereka tidak memiliki skill khusus yang diminta perusahaan.

Ketua Komisi Kesejahteraan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Jombang, Ahmad Thohari membenarkan. Menurut dia, akibat sepinya minat lulusan sekolah menengah dalam menggunakan fasilitas BLK, anggaran untuk pengangguran pada tahun 2009 tidak trerserap dengan baik. Dampaknya, pengajuan anggaran untuk pengangguran pada tahun 2010 kecil.

Ia menyebut, dalam pembuatan kebijakan umum anggaran dan prioritas plafon anggaran sementara (KUA-PPAS), Dewan berpatokan pada pembuatan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) tahun 2010. Pada tahun itu anggaran untuk pengentasan pengangguran hanya sebesar Rp 134 juta. Anggaran itu lebih kecil dari program pemilihan Guk dan Yuk, yang mencapai sebesar Rp 165 juta.

Ia mengaku tidak bisa menyalahkan pemerintah. Sementara warganya juga salah. "Minat belajar pencari kerja yang harus digenjot."

M. TAUFIK

Berita terkait

Dampak Perang Gaza, Angka Pengangguran di Palestina di Atas 50 Persen

45 hari lalu

Dampak Perang Gaza, Angka Pengangguran di Palestina di Atas 50 Persen

ILO memperkirakan jika perang Gaza masih berlanjut sampai akhir Maret 2024, maka angka pengangguran bisa tembus 57 persen.

Baca Selengkapnya

2 Ribu Siswa SMA Program Double Track di Jawa Timur Dapat Pelatihan Digital

28 Februari 2024

2 Ribu Siswa SMA Program Double Track di Jawa Timur Dapat Pelatihan Digital

Ribuan peserta itu terdiri dari siswa asal 52 SMAN maupun SMA swasta, serta remaja dari 10 lembaga non formal di Jawa Timur.

Baca Selengkapnya

Rupiah Pekan Ini Berpotensi Menguat, Apa Pemicunya?

26 Februari 2024

Rupiah Pekan Ini Berpotensi Menguat, Apa Pemicunya?

Pengamat Pasar Uang, Ariston Tjendra, mengatakan rupiah bisa bergerak ke arah Rp 15.500 per dolar AS pada pekan ini.

Baca Selengkapnya

Philadelphia Jadi Kota 'Zombie', Apa Penyebabnya?

24 Februari 2024

Philadelphia Jadi Kota 'Zombie', Apa Penyebabnya?

Wilayah Philadelphia di Amerika Serikat kini heboh karena disebut Kota 'Zombie', Kenapa?

Baca Selengkapnya

Generasi Muda di Cina Kini Lebih Senang Rebahan, Ogah Kerja Keras

15 Februari 2024

Generasi Muda di Cina Kini Lebih Senang Rebahan, Ogah Kerja Keras

Di tengah melemahnya perekonomian Cina, generasi muda di sana lebih senang rebahan dibandingkan bekerja keras.

Baca Selengkapnya

Pengungsi Ukraina di Jerman Belum Terserap Sektor Tenaga Kerja

7 Februari 2024

Pengungsi Ukraina di Jerman Belum Terserap Sektor Tenaga Kerja

Hanya 25,2 persen pengungsi Ukraina di Jerman yang saat ini berstatus bekerja. Angka itu cukup kecil jika dibanding negara Eropa lainnya.

Baca Selengkapnya

Somalia, Negara Paling Korup di Dunia Versi Transparency International

1 Februari 2024

Somalia, Negara Paling Korup di Dunia Versi Transparency International

Transparency International telah merilis hasil Indeks Persepsi Korupsi. Berikut profil Somalia, negara paling korup di dunia.

Baca Selengkapnya

Anies Janji Evaluasi UU Cipta Kerja, Bandingkan Tingkat Pengangguran Era Jokowi Vs SBY

29 Januari 2024

Anies Janji Evaluasi UU Cipta Kerja, Bandingkan Tingkat Pengangguran Era Jokowi Vs SBY

Calon Presiden nomor urut satu Anies Baswedan berjanji bakal mengkaji ulang UU Ciptaker yang tidak memberikan rasa keadilan untuk pekerja kerah biru.

Baca Selengkapnya

Cak Imin: Kesejahteraan Bukan untuk Segelintir Elite, Bukan untuk yang Ingin Berkuasa Terus-menerus

24 Januari 2024

Cak Imin: Kesejahteraan Bukan untuk Segelintir Elite, Bukan untuk yang Ingin Berkuasa Terus-menerus

Cawapres Muhaimin Iskandar atau Cak Imin menegaskan pemerataan pembangunan menjadi salah satu prioritas program jika AMIN terpilih pada Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya

Anies Baswedan Sebut Investasi di Batam Padat Modal: Akibatnya Banyak Pengangguran

20 Januari 2024

Anies Baswedan Sebut Investasi di Batam Padat Modal: Akibatnya Banyak Pengangguran

Anies Baswedan menyebut karakter investasi di Batam yang padat modal menyebabkan banyak pengangguran karena tenaga kerja tidak terserap.

Baca Selengkapnya