TEMPO Interaktif, BOJONEGORO:Para perajin kayu di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, mengeluhkan seringnya terjadi pemadaman listrik sejak Oktober lalu. Bahkan memuncak pada Sabtu dan Minggu 14 dan 15 November, yang berlansung sejak pagi pukul 09.00 hingga 17.00 waktu setempat.Mereka mengaku mengalami kerugian cukup besar karena tidak bisa beraktivitas secara maksimal. Ya, jelas rugi. Pekerjaan tidak bisa diselesaikan sesuai waktu, kata Rahman, salah satu perajin kayu di Kampung Ngrowo, Bojonegoro, kepada Tempo, Senin (16/11). Dia mengaku dalam sehari mengalami kerugian sekitar Rp 300 ribu.Selain di Ngrowo, sentral pengrajin kayu di Bojonegoro terdapat di sejumlah tempat lainnya seperti di kampung Sukorejo, dan Depo. Mereka tidak bisa mengerjakan pesanan berupa meja, kursi, bufet dan peralatan rumah tangga terutama dari kayu. Menurut Rahman, pekerjaan perkayuan sudah banyak menggantungkan dari aliran listrik, seperti untuk pemotongan kayu dan sejenisnya. Pekerjaan itu sebagian besar dilakukan pada siang hari. Keluhan yang sama juga diungkapkan Yeni, pengelola internet di Bojonegoro. Dia mengaku kehilangan penghasilan sekitar Rp 250 ribu hingga Rp 350 ribu. Sebab, listrik padam bersamaan dengan jam-jam padat pengunjung. Juru bicara PLN Area Jaringan Pelayanan (APJ) Bojonegoro Widiyanto mengatakan pemadaman dilakukan karena sedang dilakukan perbaikan jaringan. Waktu pemadaman memang lebih panjang pada hari Minggu.Menurutnya, APJ Bojonegoro yang membawahi Lamongan, Bojonegoro dan Tuban, mempunyai kapasitas listrik terbatas sebesar 149 Mega Watt. Dengan rincian Bojonegoro sebesar 61,5 MW, Tuban 42,5 MW dan Lamongan 45 MW. Tetapi, kapasitas itu tidak bisa dipakai maksimal karena ada devisit pemakaian sekitar 20 MW atau hanya terpakai sekitar 129 MW. Karena, ada perlatan yang kurang maksimal, ujarnya. Aatas nama APJ PLN, Widiyanto meminta maaf kepada pengguna listrik di tiga kabupaten tersebut. SUJATMIKO