Bahasa Politik Mega Tetap Jadi Oposisi

Reporter

Editor

Senin, 19 Oktober 2009 07:11 WIB

Calon Presiden dari PDIP, Megawati Soekarno Putri melakukan tes kesehatan di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta, Minggu (17/5). Tempo/Tony Hartawan

TEMPO Interaktif, Jakarta - Pengamat politik dari Universitas Paramadina, Bima Arya Sugiarto, optimistis Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan bisa memainkan peran penting jika memilih menjadi oposisi. Syaratnya, kader partai harus taat pada keputusan tersebut. "Jika PDIP pecah, maka makin sulit memainkan peran oposisi ini," ujar Bima di Jakarta.

"Kalau piawai menawarkan alternatif kebijakan baru, PDIP pasti mampu mempengaruhi kebijakan pemerintah," ia menambahkan.

Menurut Bima, ada indikasi kuat bahwa PDIP akan memilih menjadi oposisi, di antaranya kepergian Megawati Soekarnoputri ke Singapura dan sikapnya yang hingga sekarang belum memutuskan untuk berkoalisi dengan pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono. "Itu sikap khasnya. Itu bahasa politik Mega untuk memberikan sinyal kepada SBY dan konstituennya untuk tetap beroposisi," ujarnya.

Kabar kader PDIP akan bergabung dengan Kabinet Indonesia Bersatu jilid II bermula dari pertemuan Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Taufiq Kiemas dengan Presiden pada Jumat lalu. "Insya Allah (PDIP) diminta," kata Ketua Dewan Pertimbangan Pusat PDIP ini seusai pertemuan itu (Koran Tempo, 18 Oktober).

Rencananya PDIP baru hari ini akan menentukan posisi politiknya untuk beroposisi atau berkoalisi. Tapi, Bima melihat, tak ada peluang bagi kader PDIP masuk kabinet Yudhoyono. "Presiden pasti sudah mengklasifikasi nama-nama 3-4 kursi menteri yang masih kosong," ujarnya.

Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indonesia Dodi Ambardi menilai PDIP kini berada pada situasi dilematis karena sudah kadung disebut-sebut akan menjadi oposisi. Padahal sebagian kadernya ingin berkoalisi. Menurut dia, sikap Megawati yang belum memutuskan sikap justru dinilai sebagai salah satu cara untuk menyelamatkan muka partai. Cara lainnya, "Ya, kepergian Megawati ke Singapura," kata Dodi kemarin.

Dodi melihat, Taufiq Kiemas, Pramono Anung, dan Puan Maharani sebenarnya sudah masuk rencana kerja sama dengan Partai Demokrat. Dia melihat, oposisi yang akan diusung PDIP tidak menguntungkan partai lima tahun ke depan. "Kalau beroposisi dengan suara kecil, akan menjadi mitra kritis yang tidak ada artinya," ujarnya.

RINA WIDIASTUTI | ISTI

Berita terkait

Gerindra Bersiap Usung Prabowo di Pilpres 2024, PDIP Baru Siapkan Kader

11 Agustus 2020

Gerindra Bersiap Usung Prabowo di Pilpres 2024, PDIP Baru Siapkan Kader

Sejumlah kader Gerindra meminta Prabowo kembali maju sebagai capres 2014, sedangkan PDIP masih melakukan kaderisasi dan pematangan calon pemimpin.

Baca Selengkapnya

Unggah Foto Bareng Susi Pudjiastuti, Jonan: We Will Do More

27 Oktober 2019

Unggah Foto Bareng Susi Pudjiastuti, Jonan: We Will Do More

Mantan Menteri ESDM, Ignasius Jonan, mengunggah potret hitam-putih berisi kenang-kenangan bersama bekas koleganya, Susi Pudjiastuti.

Baca Selengkapnya

5 Fakta Unik Perpisahan Kabinet Kerja Jokowi Jilid I

19 Oktober 2019

5 Fakta Unik Perpisahan Kabinet Kerja Jokowi Jilid I

Presiden Joko Widodo atau Jokowi mennggelar acara silaturahmi bersama Wakil Presiden Jusuf Kalla dan menteri Kabinet Kerja Jokowi di Istana Negara.

Baca Selengkapnya

Menteri M. Nasir Mengaku Sudah Siapkan Landasan untuk Ristekdikti

18 Oktober 2019

Menteri M. Nasir Mengaku Sudah Siapkan Landasan untuk Ristekdikti

Nasir juga mendorong agar badan riset dan inovasi nasional segera dibentuk di pemerintahan Jokowi mendatang.

Baca Selengkapnya

Kabinet Kerja Bubar, Budi Karya Kemas Barang dari Rumah Dinas

18 Oktober 2019

Kabinet Kerja Bubar, Budi Karya Kemas Barang dari Rumah Dinas

Sejumlah menteri mulai mengemas barangnya dari rumah dinas, termasuk Budi Karya.

Baca Selengkapnya

Perpisahan Kabinet Kerja, Jokowi Sebut Setiap Hari Adalah Spesial

18 Oktober 2019

Perpisahan Kabinet Kerja, Jokowi Sebut Setiap Hari Adalah Spesial

Jokowi menyatakan setiap hari adalah hari yang spesial dalam kabinet kerja jilid I.

Baca Selengkapnya

Hanif Dhakiri: Kabinet Kerja Solid Percepat Pembenahan Masalah

18 Oktober 2019

Hanif Dhakiri: Kabinet Kerja Solid Percepat Pembenahan Masalah

Hanif mengungkap tantangan sejumlah isu ketenagakerjaan mendatang yakni ekosistem ketenagakerjaan perlu ditransformasi menjadi lebih fleksibel.

Baca Selengkapnya

Presiden Jokowi: Setiap Momen Adalah Spesial, Spesial Pusing

18 Oktober 2019

Presiden Jokowi: Setiap Momen Adalah Spesial, Spesial Pusing

Silaturahmi tersebut dimulai dengan Shalat Jumat bersama, foto bersama, dan dilanjutkan dengan makan siang bersama.

Baca Selengkapnya

Jokowi Akui Baru Kali Ini Bisa Bersantai Bersama Para Menterinya

18 Oktober 2019

Jokowi Akui Baru Kali Ini Bisa Bersantai Bersama Para Menterinya

Sejumlah menteri menampilkan kebolehannya dalam bernyanyi termasuk di antaranya Mendikbud Muhadjir Effendy yang menyanyikan lagu Stuck on You dan Yell

Baca Selengkapnya

Akbar Tandjung Bocorkan Calon Kabinet Jokowi Jilid II

15 Oktober 2019

Akbar Tandjung Bocorkan Calon Kabinet Jokowi Jilid II

Akbar Tandjung mengatakan calon menteri dari partai hanya sedikit dalam komposisi Kabinet Jokowi Jilid II.

Baca Selengkapnya