FSGI Pertanyakan Tujuan Rencana Pengembalian Ujian Nasional

Reporter

Annisa Febiola

Editor

Amirullah

Minggu, 3 November 2024 06:36 WIB

Sejumlah siswa SMA Negeri 4 Medan berada di luar kelas menunggu jaringan kembali normal sementara siswa lainnya mengikuti Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) hari pertama, di Medan, Sumatera Utara, Senin, 1 April 2019. ANTARA

TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Jenderal Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI), Heru Purnomo, menolak rencana penerapan kembali Ujian Nasional. Dia mempertanyakan pemberlakuan kembali UN yang telah dihapus sejak 2021.

"Tujuannya untuk apa? Kalau seandainya UN tujuannya untuk pemetaan atau standar nasional pendidikan, itu bagus," katanya saat dihubungi Tempo, Sabtu, 2 November 2024.

Namun, Heru menolak jika UN hanya menjadi alat ukur di akhir jenjang pendidikan dan bahan seleksi masuk jenjang pendidikan berikutnya. "Tapi kalau UN semata tujuannya sebagai alat evaluasi akhir jenjang, kemudian dipergunakan hasil UN itu sebagai alat seleksi, akan menimbulkan berbagai dampak negatif."

Heru menjelaskan, dia bersama rekan-rekannya yang merupakan guru merasakan sendiri bagaimana kenyataan di lapangan. Betapa buruknya dampak jika hasil UN digunakan sebagai alat evaluasi atau alat ukur kelulusan.

Dia menyoroti adanya kecurangan yang mencoreng integritas pendidik dan peserta didik. Seperti misalnya ada tim dari oknum guru atau panitia UN agar siswa tertentu bisa lulus ujian.

Advertising
Advertising

"Ada tim sukses untuk memperoleh nilai seperti itu, kemudian ada upaya sekelompok siswa untuk mencari bocoran. Dalam pelaksanaannya (UN) itu, ada upaya untuk nyontek massal," kata Heru.

Selain itu, kata dia, ada pula upaya dari pihak sekolah untuk menggiring siswa agar wajib mengikuti pendalaman materi. Dari sana, muncul pembiayaan tambahan yang harus dikeluarkan.

Sementara dari sisi lain orang tua, mereka khawatir jika anaknya tidak dapat apa-apa. Pada akhirnya, anak dimasukkan ke lembaga kursus. "Nah, ini kan pemaksaan semua kalau sudah seperti itu."

Haru mengatakan jika anak yang tidak punya kemampuan serta minat belajar tinggi dipaksa seperti itu, akhirnya yang timbul adalah tekanan. Sedangkan bagi anak yang mempunyai kemampuan bagus dalam berpikir, maka mereka akan senang.

"Ketika anak mempunyai kemampuan atau potensinya bagus, dipoles sedikit, diajari, (akan) senang, kemudian bisa menghasilkan nilai UN yang bagus," tuturnya.

Ketika hasil UN dijadikan sebagai alat seleksi dalam Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB), kata Heru, maka siswa yang rajin dan memperoleh nilai bagus akan berpeluang besar diterima di sekolah negeri. Sementara bagi yang tidak demikian, mereka akan merasa tersisih.

Akhirnya, siswa berupaya agar bisa diterima di sekolah negeri dengan cara mencari bocoran, mencontek massal, dan kecurangan lainnya. "Yang akhirnya dengan adanya UN itu menjadi banyak perbuatan yang sifatnya negatif di satuan pendidikan. Maka FSGI menentang habis dari 2013-2014 minta supaya UN dihapuskan," kata Heru.

Menurut dia, banyak masyarakat awam mendukung dikembalikannya UN karena berharap agar siswa tingkat akhir belajar dengan sungguh-sungguh. Pasanya, mereka akan menjalani ujian terhadap tiga tahun atau enam tahun masa belajar.

Jika siswa setiap hari belajar dengan sungguh-sungguh, maka kata Heru, UN bukan hambatan bagi mereka. Orang tua yang melihat anaknya setiap hari rajin belajar juga tidak akan resah.

Namun, menurut Heru, para guru punya perspektif berbeda. "Kacamata guru ketika UN ditiadakan, anak santai saja belajar. Tidak terpacu dengan hal-hal yang lainnya. Guru pun ngajarnya santai saja."

Sebelumnya, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti, menyebut akan fokus menyerap aspirasi dari berbagai pihak selama satu bulan awal masa jabatannya. Menurut dia, penting adanya masukan-masukan untuk jadi bahan pertimbangan dalam penyusunan kebijakan mengenai pendidikan, termasuk soal UN.

“Saya belum ada pembahasan tentang ujian nasional. Saya masih akan banyak mendengar sebelum mengambil keputusan strategis,” kata Mu'ti saat ditemui di Istana Merdeka, Jakarta, Senin, 21 Oktober 2024.

Di sisi lain, Ketua Komisi X DPR, Hetifah Sjaifudian, menilai kembalinya UN atau tidak harus dipertimbangkan dengan fungsi dan tujuannya. “UN itu mungkin kita harus pertimbangkan. Apakah menjadi penentu kelulusan atau sebagai data dan informasi bagaimana peta kondisi pendidikan secara nasional menyeluruh,” kata dia di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, pada Selasa, 29 Oktober 2024.

Oyuk Ivani Siagian dan Anastasya Lavenia Y. berkontribusi dalam penulisan artikel ini.

Pilihan Editor: Prabowo Ingin Pemerintahan yang Bersih: Yang Tidak Mau Bersama Saya, Minggir

Berita terkait

Dari Sabang hingga Merauke, Ribuan Guru Bersatu di Puncak TPN XI

1 jam lalu

Dari Sabang hingga Merauke, Ribuan Guru Bersatu di Puncak TPN XI

TPN memberi ruang bagi guru untuk bukan hanya mendengar, tetapi juga didengar.

Baca Selengkapnya

Alasan Ridwan Kamil-Suswono akan Integrasikan Pendidikan Berbasis Budaya ke Kurikulum Sekolah

17 jam lalu

Alasan Ridwan Kamil-Suswono akan Integrasikan Pendidikan Berbasis Budaya ke Kurikulum Sekolah

Suswono menuturkan generasi muda Jakarta harus memiliki wawasan global tanpa melupakan identitas budayanya.

Baca Selengkapnya

Alasan Insan Tuli di Indonesia Gunakan Bahasa Isyarat Bisindo dan Sibi

1 hari lalu

Alasan Insan Tuli di Indonesia Gunakan Bahasa Isyarat Bisindo dan Sibi

Salah satu perbedaan yang menonjol dari bahasa isyarat Bisindo dan Sibi adalah jumlah tangan yang digunakan.

Baca Selengkapnya

Kisah Inspiratif Calon Guru Besar Unpam dan Peniadaan UN Dikaji Kembali di Top 3 Tekno

3 hari lalu

Kisah Inspiratif Calon Guru Besar Unpam dan Peniadaan UN Dikaji Kembali di Top 3 Tekno

Top 3 Tekno pada Sabtu pagi ini, 2 November 2024, masih dipuncaki artikel terpopuler pada Jumat pagi berisi antara lain kisah inspiratif dari Unpam.

Baca Selengkapnya

Ditiadakan Lalu Dihidupkan Lagi, Begini Kronologi Penghapusan Ujian Nasional

3 hari lalu

Ditiadakan Lalu Dihidupkan Lagi, Begini Kronologi Penghapusan Ujian Nasional

Penghapusan Ujian Nasional dianggap sebagai langkah meningkatkan mutu, tapi di pemerintahan baru UN atau ujian nasional disebut akan digelar lagi.

Baca Selengkapnya

Sinyal Ujian Nasional Diadakan Lagi: Mendikdasmen Bakal Dengarkan Aspirasi Berbagai Pihak

4 hari lalu

Sinyal Ujian Nasional Diadakan Lagi: Mendikdasmen Bakal Dengarkan Aspirasi Berbagai Pihak

Abdul Mu'ti berencana mengkaji ulang kebijakan pendidikan salah satunya pengadaan Ujian Nasional (UN) kembali. Rencana ini juga disambut baik DPR.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Penghapusan Ujian Nasional, Kini UN Dikabarkan Siap Berlaku Kembali

4 hari lalu

Kilas Balik Penghapusan Ujian Nasional, Kini UN Dikabarkan Siap Berlaku Kembali

Pendidikan sekolah dasar dan menengah diwacanakan akan kembali menerapkan Ujian Nasional (UN). Ini alasannya dulu dihapuskan.

Baca Selengkapnya

Pro-Kontra Berbagai Tokoh Soal Penerapan Ujian Nasional yang Dikabarkan akan Diterapkan Lagi

4 hari lalu

Pro-Kontra Berbagai Tokoh Soal Penerapan Ujian Nasional yang Dikabarkan akan Diterapkan Lagi

Ujian Nasional (UN) bagi siswa sekolah dasar dan menengah dikabarkan bakal diterapkan kembali. Ini pendapat tokoh yang pro dan kontra.

Baca Selengkapnya

Ini Mata Pelajaran yang Dulu Diujikan di Ujian Nasional dari SD Hingga SMA Sederajat

4 hari lalu

Ini Mata Pelajaran yang Dulu Diujikan di Ujian Nasional dari SD Hingga SMA Sederajat

Abdul Mu'ti berencana memberlakukan kembali Ujian Nasional. Berikut sejumlah mata pelajaran yang diujikan pada jenjang SD, SMP, dan SMA/Sederajat.

Baca Selengkapnya

Bakal Dihidupkan Kembali, Apa Dampak Positif dan Negatif Penyelenggaraan Ujian Nasional?

4 hari lalu

Bakal Dihidupkan Kembali, Apa Dampak Positif dan Negatif Penyelenggaraan Ujian Nasional?

Penyelanggaraan Ujian Nasional yang sebelumnya dihapus di era Nadiem Makarim kini bakal dihidupkan kembali Mendikdasmen Abdul Mu'ti.

Baca Selengkapnya