Berharap Indonesia Jadi Ibu Kota Budaya Dunia, Fadli Zon Ingin Cerita Panji Sepopuler Romeo dan Juliet
Reporter
Antara
Editor
Sapto Yunus
Rabu, 23 Oktober 2024 16:30 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Kebudayaan, Fadli Zon, mengatakan pernyataannya yang mengharapkan Indonesia menjadi ibu kota budaya dunia bukanlah sesuatu yang bombastis dan tak berdasar. Sebab, berkaca pada pengalamannya ke berbagai negara di dunia, Fadli meyakini tidak ada yang memiliki kekayaan budaya setara Indonesia.
“Tinggal bagaimana mempromosikan kekayaan budaya kita secara global dan terutama agar masyarakat bisa menganggapnya sebagai aset luar biasa,” kata Fadli di sela membuka Festival Budaya Panji 2024 di Gedung Kesenian Jakarta, Selasa malam, 22 Oktober 2024.
Fadli menyebutkan cerita Panji sebagai salah satu kekayaan budaya Indonesia yang seharusnya bisa diangkat kepopulerannya hingga termasyhur seperti kisah Romeo dan Juliet karya William Shakespeare pada 1567 atau puisi naratif Layla dan Majnun gubahan penyair Persia asal Azerbaijan, Nizami Ganjavi, pada 1188.
Keinginan itu berdasarkan tradisi cerita Panji yang menurut berbagai catatan telah hidup sejak masa Kerajaan Majapahit atau pertengahan abad ke-15 atau ke-16.
“Itu berarti lebih tua dari Romeo dan Juliet-nya Shakespeare. Bahkan konon sudah ada sejak abad ke-13 di era Singasari,” kata Fadli.
Cerita Panji adalah kumpulan kisah-kisah cinta sarat kepahlawanan yang umumnya merujuk pada lakon antara Panji Inu Kertapati dan Sekartaji yang menyebar di Jawa. Meski demikian, cerita Panji berkembang dan menyebar ke berbagai wilayah di Nusantara, bahkan negara tetangga seperti Malaysia, Filipina, Thailand, Kamboja, dan Myanmar, menciptakan kisah-kisah cinta serta kepahlawanan dengan beragam lakon.
Fadli menceritakan pengalamannya mengunjungi Museum Kesusastraan Nasional Azerbaijan yang juga bernama Museum Kesusastraan Nizami Azerbaijan, mengambil nama sang penyair pencipta puisi naratif Layla dan Majnun.
Museum itu, kata dia, hasil kerja-kerja preservasi naskah Layla dan Majnun yang bisa terkonsolidasi dengan baik, sehingga kisah tersebut dapat terus terjaga dan lestari.
Menurut Fadli, Indonesia bisa belajar dari keberhasilan Azerbaijan melestarikan dan menghargai Layla dan Majnun maupun Nizami Ganjavi dalam upaya pelestarian cerita Panji.
Dia menyambut baik penyelenggaraan Festival Budaya Panji 2024 yang diadakan memperingati tujuh tahun penetapan budaya Panji sebagai Memori Dunia oleh UNESCO pada 2017. Direktorat Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan mengangkat tema “Cerita Panji dalam Keragaman Budaya Nusantara” untuk festival yang berlangsung pada 22-24 Oktober itu.
Selanjutnya, Fadli Zon mengatakan peradaban tertua di dunia ada di Indonesia…
<!--more-->
Selain itu, dia juga meyakini Indonesia sebagai salah satu peradaban tertua di dunia. “Peradaban kita tak bermula sejak kita dijajah Belanda saja,” kata Wakil Ketua DPR RI periode 2014-2019 itu.
Fadli merujuk pada temuan ekspresi budaya yang didapati di Indonesia, bukan sekadar fosil-fosil manusia purba maupun Homo Sapiens yang ditemukan di Nusantara.
Politikus Partai Gerindra itu mencontohkan lukisan purba yang ditemukan di Goa Leang-Leang, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan. Ketika ditemukan, peneliti memperkirakan lukisan itu merupakan tinggalan berusia 40 ribu tahun.
Belakangan, hasil analisis terbaru dari kolaborasi tim peneliti Griffith University, Southern Cross University, serta Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mendapati lukisan purba yang menggambarkan seekor babi itu berusia 51.200 tahun.
“Itu bukti ekspresi budaya. Bukti kita lebih tua dari peradaban mana pun di dunia,” ujar Fadli.
Fadli mengingatkan lukisan purba atau piktograf semacam juga ditemukan di Prancis dan Spanyol tapi usianya 30 ribuan tahun. Dia mengingatkan segala fakta itu harus dibarengi dengan upaya mengenalkan dan menciptakan lagi budaya serta identitas kebudayaan bagi masyarakat luas.
"Reintroduksi budaya kita, reinventing identitas kebudayaan, termasuk cerita Panji,” katanya.
Sebelumnya, saat menjalani serah terima jabatan sebagai Menteri Kebudayaan dari Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 2019-2024 Nadiem Makarim, Fadli menyatakan kekayaan nasional Indonesia bukan semata cadangan alam tetapi juga kekayaan budaya yang luar biasa.
“Inilah yang saya kira akan kita lakukan, mudah-mudahan Indonesia bisa menjadi ibu kota budaya dunia, capital of world culture," katanya di Jakarta, Senin, 21 Oktober 2024.
Pilihan editor: Beda Sikap Soal Surat Berkop Kemendes Berisi Undangan Pribadi Mendes Yandri Susanto