Jelang Pilkada, Muhammadiyah Keluarkan Fatwa Haram Risywah Politik

Reporter

Muh. Syaifullah

Editor

Juli Hantoro

Rabu, 16 Oktober 2024 06:25 WIB

Ketua PP Muhammadiyah, Busyro Muqoddas, dalam podcast Bocor Alus Tempo di UGM, Yogyakarta, 26 Agustus 2024. (Youtube@tempo.co)

TEMPO.CO, Jakarta - Pimpinan Pusat Muhammadiyah mengeluarkan fatwa menjelang pemilihan kepala daerah atau Pilkada 2024. Fatwa itu tegas mengharamkan risywah politik atau politik uang.

Ketua PP Muhammadiyah, Syamsul Anwar, dan Busyro Muqoddas menyampaikan pernyataan tegas soal ini. Muhammadiyah menyoroti pentingnya menjaga integritas demokrasi dan mencegah praktik politik transaksional yang merusak.

“Muhammadiyah menekankan bahwa politik uang adalah ancaman serius bagi demokrasi yang sejati,” kata Syamsul di Kantor PP Muhammadiyah Yogyakarta, Selasa, 15 Oktober 2024.

Pilkada serentak akan dilaksanakan pada 27 November 2024 mendatang. Pimpinan Pusat Muhammadiyah menegaskan rakyat berhak mendapatkan pemimpin yang memiliki komitmen kuat terhadap penegakan demokrasi dan hak asasi manusia. Sesuai dengan amanat Pasal 1 ayat 2 UUD 1945, kedaulatan berada di tangan rakyat.

“Pilkada harus menghasilkan pemimpin yang setia pada semangat Pancasila dan agama, serta mampu mengelola birokrasi negara dengan bersih,” kata Busyro Muqoddas.

Advertising
Advertising

Fatwa Majelis Tarjih dan Tajdid Muhammadiyah menegaskan politik uang dalam bentuk apa pun adalah haram. Baik berupa sogokan, imbalan, atau transaksi jual beli suara, semuanya melanggar nilai-nilai agama dan hukum. Politik uang merusak integritas demokrasi dan mendorong praktik korupsi yang semakin meluas.

Muhammadiyah mengingatkan, segala bentuk suap dalam pemilu dan Pilkada tidak hanya bertentangan dengan hukum negara, tetapi juga bertentangan dengan prinsip agama. Oleh karena itu, masyarakat diimbau untuk menolak segala bentuk politik uang.

“Sebagaimana hasil Muktamar ke-48 di Surakarta, Muhammadiyah berkepentingan mendorong terwujudnya pemimpin yang jujur, cerdas, dan berpihak pada kepentingan rakyat,” kata Syamsul Anwar.

Mereka juga mengimbau agar seluruh elemen masyarakat, termasuk warga Muhammadiyah, menjauhkan diri dari praktik politik uang yang dapat mencederai nilai-nilai agama dan demokrasi.

Muhammadiyah mengingatkan lemahnya demokrasi dan meningkatnya korupsi di berbagai sektor merupakan ancaman serius bagi masa depan bangsa.

Melihat semakin rapuhnya demokrasi dan tingginya eskalasi korupsi di berbagai sektor seperti sumber daya alam, perizinan, APBN, APBD, hingga pertanian, Muhammadiyah menilai perlu ada perbaikan tata kelola birokrasi. Hal ini penting agar birokrasi negara dapat dikelola sesuai dengan jiwa Pancasila dan prinsip-prinsip agama.

“Korupsi yang berasal dari praktik suap dalam pemilu dan Pilkada adalah bentuk pelanggaran serius terhadap hukum agama dan harus dihentikan,” kata Busyro.

Pilihan Editor: Survei IPO: Mayoritas Warga Jakarta Menerima Politik Uang



Berita terkait

Sekum Muhammadiyah Abdul Mu'ti Pilihan Prabowo Jadi Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah

5 jam lalu

Sekum Muhammadiyah Abdul Mu'ti Pilihan Prabowo Jadi Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah

Sekum Muhammadiyah Abdul Mu'ti ditunjuk Prabowo menjadi Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah. Bagaimana respons pakar pendidikan?

Baca Selengkapnya

Busyro Minta Prabowo Terbitkan Perpu Kembalikan UU KPK yang Lama

6 jam lalu

Busyro Minta Prabowo Terbitkan Perpu Kembalikan UU KPK yang Lama

Mantan pimpinan KPK Busyro Muqoddas meminta Presiden terpilih Prabowo Subianto membuat Perpu untuk kembalikan UU KPK lama dalam 100 hari kerja.

Baca Selengkapnya

Pengalaman dan Silaturahmi Jadi Modal Kuat Airin-Ade Hadapi Debat Kandidat

19 jam lalu

Pengalaman dan Silaturahmi Jadi Modal Kuat Airin-Ade Hadapi Debat Kandidat

Pasangan calon gubernur-wakil gubernur Banten, Airin Rachmi Diany dan Ade Sumardi, mengandalkan pengalaman kepemimpinan dan kedekatan dengan masyarakat sebagai modal menghadapi debat kandidat.

Baca Selengkapnya

Pramono Anung Bilang Pertemuan dengan Prabowo Tak Berkaitan dengan Pilkada Jakarta

20 jam lalu

Pramono Anung Bilang Pertemuan dengan Prabowo Tak Berkaitan dengan Pilkada Jakarta

Pramono Anung menilai Pilkada Jakarta adalah momen untuk menunjukkan siapa yang paling berkomitmen untuk memperbaiki suatu wilayah.

Baca Selengkapnya

Busyro Tanggapi Abdul Mu'ti Bakal Jadi Menteri: The Right Man on The Right Job

20 jam lalu

Busyro Tanggapi Abdul Mu'ti Bakal Jadi Menteri: The Right Man on The Right Job

Ketua Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah Busyro Muqoddas menanggapi Abdul Mu'ti yang akan menjadi Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah

Baca Selengkapnya

Pemkot Depok Ingatkan ASN Tak Terjebak Medsos pada Pelaksanaan Pilkada 2024

1 hari lalu

Pemkot Depok Ingatkan ASN Tak Terjebak Medsos pada Pelaksanaan Pilkada 2024

Pemkot Depok mengingatkan para ASN untuk bersikap netral pada Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Profil Abdul Mu'ti, Sekum PP Muhammadiyah yang Dapat Jatah Menteri Prabowo

1 hari lalu

Profil Abdul Mu'ti, Sekum PP Muhammadiyah yang Dapat Jatah Menteri Prabowo

Ini profil Abdul Mu'ti, Sekum PP Muhammadiyah yang ditunjuk Prabowo menjadi Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah.

Baca Selengkapnya

Bakal Jadi Menteri Pendidikan Dasar, Ini Riwayat Pendidikan dan Karya Abdul Mu'ti

1 hari lalu

Bakal Jadi Menteri Pendidikan Dasar, Ini Riwayat Pendidikan dan Karya Abdul Mu'ti

Abdul Mu'ti saat ini berstatus sebagai Guru Besar di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Baca Selengkapnya

Rekam Jejak Abdul Mu'ti, Sekum PP Muhammadiyah yang Bakal Jadi Menteri Pendidikan Dasar

1 hari lalu

Rekam Jejak Abdul Mu'ti, Sekum PP Muhammadiyah yang Bakal Jadi Menteri Pendidikan Dasar

Sekum PP Muhammadiyah Abdul Mu'ti diperkirakan akan menempati pos Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah di Kabinet Prabowo.

Baca Selengkapnya

Setelah Dapat Izin Tambang, NU dan Muhammadiyah Dapat Jatah Menteri di Kabinet Prabowo

1 hari lalu

Setelah Dapat Izin Tambang, NU dan Muhammadiyah Dapat Jatah Menteri di Kabinet Prabowo

Presiden terpilih Prabowo Subianto memanggil 49 nama calon menteri, terlihat beberapa di antaranya merupakan petinggi NU dan Muhammadiyah.

Baca Selengkapnya