Pegiat hingga Akademisi Sebut Gemuknya Kabinet Prabowo Sarat Kepentingan Politik

Sabtu, 12 Oktober 2024 13:34 WIB

Ketua DPR Puan Maharani bersama Sekretaris Kabinet Pramono Anung menemui Menteri Pertananan sekaligus Presiden terpilih Prabowo Subianto di sela acara kunjungan Paus Fransiskus di Istana Negara pada Rabu, 4 September 2024. TEMPO/Daniel A. Fajri

TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah pegiat dan akademisi menyoroti rencana Prabowo Subianto yang ditengarai bakal mengoperasikan banyak kementerian pada kabinet pemerintahannya mendatang. Presiden terpilih itu disebut bakal mengoperasikan lebih dari 40 kementerian di pemerintahannya.

Pengajar Hukum Tata Negara dari Universitas Andalas, Feri Amsari mengatakan tidak ada kebutuhan yang mendesak bagi Prabowo untuk mengoperasikan jumlah kementerian lebih dari jumlah yang dioperasikan pada pemerintahan sebelumnya. Banyaknya jumlah kementerian berisiko kian membebani anggaran negara.

"Ini upaya untuk bagi-bagi kue kekuasaan, mengingat gemuknya koalisi partai politik pendukung Prabowo," kata Feri melalui pesan suara singkat, Sabtu, 12 Oktober 2024.

Dalam dokumen berjudul Gambaran Nomenklatur Mitra AKD (Alat Kelengkapan Dewan) yang diterima Tempo, Prabowo disebut bakal mengoperasikan sebanyak 46 kementerian di kabinet pemerintahannya. Jumlah ini lebih banyak dari jumlah kementerian yang beroperasi, baik di pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono maupun Joko Widodo yang berjumlah 34.

Rencana Prabowo untuk menambah jumlah kementerian ini berjalan mulus setelah panitia kerja Badan Legislasi DPR dan pemerintah kompak menyetujui perubahan redaksional pasa Pasal 15 di pembahasan revisi Undang-Undang Kementerian Negara. Walhasil, pasal yang sebelumnya mengatur ihwal jumlah kementerian maksimal adalah 34, kini diatur sesuai dengan kebutuhan presiden.

Advertising
Advertising

Pengajar Hukum Tata Negara dari Universitas Mulawarman, Herdiansyah Hamzah mengatakan alih-alih mengoperasikan kabinet pemerintahan yang gemuk, Prabowo mestinya membentuk kabinet pemerintahan yang efisien dengan mayoritas komposisinya berasal dari kalangan profesional non-partai alias kabinet zaken.

Kabinet zaken, kata dia, menjadi kabinet pemerintahan yang amat dibutuhkan dalam kondisi saat ini. Menurut Herdiansyah, kabinet zaken akan minim konflik kepentingan hingga tak bakal memerlukan anggaran yang besar dalam pengoperasiannya, mengingat jumlahnya yang efisien.

"Jika jumlahnya sebanyak ini, tentu bukan kabinet zaken namanya. Ini upaya untuk mengakomodasi partai di koalisi dan partai yang baru bergabung," ujar Herdiansyah.

Peneliti Politik Populi Center, Usep Saepul Ahyar sependapat dengan Herdiansyah. Ia mengatakan, sebelumnya jumlah kementerian Prabowo disebut sebanyak 41 kementerian. Namun, isu penambahan muncul di tengah rencana pertemuan Prabowo dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri.

PDIP merupakan pesaing Prabowo dalam pemilihan presiden lalu. Hingga saat ini, belum ada kejelasan sikap politik PDIP mengenai dukungan atau menjadi partai di luar pemerintahan Prabowo meski partai pesain Prabowo lainnya seperti NasDem, PKB dan PKS telah menyatakan bakal mendukung.

"Penambahan ini jadi sarat kepentingan politik setelah ada kemungkinan PDIP bergabung," kata Usep.

Apabila PDIP bergabung dengan pemerintahan Prabowo, kata dia, maka tidak akan ada lagi partai di luar pemerintahan. Usep mengatakan, kondisi seperti ini bakal berdampak buruk terhadap demokrasi karena hilangnya fungsi check and balances di pemerintahan. PDIP merupakan partai pemenang di pemilihan legislatif lalu.

"Ini berbahaya bagi demokrasi karena tidak ada oposisi yang mengawasi jalannya pemerintahan," kata Usep.

Ketua Harian DPP Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad tak membenarkan maupun membantah ihwal beredarnya jumlah kementerian di kabinet Prabowo yang mencapai 46 jumlahnya. Ia menyatakan jumlah final kementerian masih dihitung.

"Tetapi waktu kemudian jumlahnya ada sekitar-sekitar itu, saya mendapatkan informasi bahwa kementerian yang ada itu memang ingin mengoptimalkan fungsi kementerian sebaik-baiknya," kata Dasco di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta Pusat pada Jumat, 11 Oktober 2024.

Dia menyebut, kementerian-kementerian di kabinet Prabowo-Gibran mendatang diperuntukkan agar dapat bermanfaat bagi rakyat. Sekaligus berfokus pada janji kampanye Prabowo, seperti Asta Cita, hingga 17 program aksi.

Pun, mengenai bergabungnya PDIP ke pemerintahan Prabowo, hal tersebut belum dijawab lugas oleh Wakil Ketua DPR tersebut. "Lihat saja nanti," kata dia.

Annisa Febiola berkontribusi dalam penulisan artikel ini.

Pilihan Editor: Hashim Djojohadikusumo Sebut Prabowo Akan Pisahkan Kementerian Pendidikan dan Ristek

Berita terkait

Serba-serbi Prabowo Siapkan Kabinet dalam Masa Transisi dari Pemerintahan Jokowi

3 menit lalu

Serba-serbi Prabowo Siapkan Kabinet dalam Masa Transisi dari Pemerintahan Jokowi

Prabowo disebut tengah menyiapkan kabinetnya di tengah masa transisi dari Pemerintahan Jokowi, Berikut serba-serbi yang ingin publik ketahui.

Baca Selengkapnya

Fakta Seputar PKS Kunjungi Prabowo: Dari Harapan, Apresiasi hingga Berbalas Pantun

18 menit lalu

Fakta Seputar PKS Kunjungi Prabowo: Dari Harapan, Apresiasi hingga Berbalas Pantun

Pimpinan PKS mengunjungi kediaman Presiden terpilih Prabowo Subianto di Kertanegara. Berikut sederet fakta persamuhan antara PKS dan Prabowo.

Baca Selengkapnya

Jokowi Kebut Teken Sejumlah Keppres, Perpres dan PP Sebelum Pensiun, Terbaru Tetapkan Batam dan BSD sebagai KEK

26 menit lalu

Jokowi Kebut Teken Sejumlah Keppres, Perpres dan PP Sebelum Pensiun, Terbaru Tetapkan Batam dan BSD sebagai KEK

Jokowi di ujung masa jabatannya teken sejumlah kebijakan. Teranyar, meneken Perpres soal penetapan Kota Batam dan BSD sebagai Kawasan Ekonomi Khusus

Baca Selengkapnya

PKS Dukung Pemerintahan Prabowo, Gibran: Selamat Bergabung

51 menit lalu

PKS Dukung Pemerintahan Prabowo, Gibran: Selamat Bergabung

Wakil presiden terpilih, Gibran Rakabuming Raka, menyambut positif keputusan PKS bergabung dengan pemerintahan Prabowo.

Baca Selengkapnya

PKS Bilang Sudah Sodorkan Kadernya untuk Jadi Menteri di Kabinet Prabowo

2 jam lalu

PKS Bilang Sudah Sodorkan Kadernya untuk Jadi Menteri di Kabinet Prabowo

PKS meminta publik menunggu nama kader PKS yang disodorkan menjadi menteri di Kabinet Prabowo.

Baca Selengkapnya

Respons Gibran soal Peluang PDIP Masuk Kabinet Prabowo

4 jam lalu

Respons Gibran soal Peluang PDIP Masuk Kabinet Prabowo

Prabowo sudah memiliki berbagai pertimbangan dalam menempatkan menterinya di kabinet.

Baca Selengkapnya

Hashim Sebut 44 Juta Keluarga Miskin di RI dan 27 Juta Rumah Tak Layak Huni

6 jam lalu

Hashim Sebut 44 Juta Keluarga Miskin di RI dan 27 Juta Rumah Tak Layak Huni

Hashim Djojohadikusumo mengatakan hingga saat ini ada total 37 sampai 44 juta keluarga di Indonesia yang masih hidup di bawah garis kemiskinan.

Baca Selengkapnya

PDIP Diharapkan Tetap Berada di Luar Pemerintahan Meski Pertemuan Prabowo-Mega Sukses Terlaksana

7 jam lalu

PDIP Diharapkan Tetap Berada di Luar Pemerintahan Meski Pertemuan Prabowo-Mega Sukses Terlaksana

Keberadaan PDIP di luar pemerintahan Prabowo akan mewujudkan fungsi check and balances pemerintahan.

Baca Selengkapnya

Apakah Itu Lame Duck? Istilah Bebek Lumpuh yang Terdengar di Masa Akhir Jabatan Jokowi

7 jam lalu

Apakah Itu Lame Duck? Istilah Bebek Lumpuh yang Terdengar di Masa Akhir Jabatan Jokowi

Masa peralihan atau transisi pemerintahan Jokowi ke Prabowo disebut menjadi yang terlama. Kondisi ini disebut bakal menyebabkan lame duck. Apa itu?

Baca Selengkapnya

Respons Yusril Ihza Mahendra Soal Kabar Dirinya Jadi Calon Menko di Kabinet Prabowo

7 jam lalu

Respons Yusril Ihza Mahendra Soal Kabar Dirinya Jadi Calon Menko di Kabinet Prabowo

Yusril Ihza Mahendra meyakini Prabowo akan memilih orang yang berkompeten dalam kabinet pemerintahannya nanti.

Baca Selengkapnya