Rekam Jejak PDIP Jadi Partai Oposisi di Luar Pemerintahan SBY

Jumat, 4 Oktober 2024 19:42 WIB

Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Megawati Soekarnoputri memimpin pengumuman nama calon kepala daerah dan wakil kepala daerah, Jakarta, Kamis, 22 Agustus 2024. Kepala Daerah yang diusung PDIP pada Pilkada 2024 berasal dari 169 daerah dengan rincian 6 provinsi, 151 kabupaten, dan 12 kota. TEMPO/Ilham Balindra

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden terpilih Prabowo Subianto mengungkapkan bahwa ia akan bertemu dengan Presiden ke-5 RI dan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri, sebelum pelantikannya pada 20 Oktober 2024. Meski demikian, Prabowo belum memberikan informasi lebih lanjut mengenai tanggal pasti pertemuan itu.

"Insyaallah (akan bertemu). Mudah-mudahan sebelum pelantikan," kata Prabowo saat ditemui di kompleks gedung DPR, Selasa, 1 Oktober 2024.

Sementara, Arifki Chaniago, Direktur Eksekutif Aljabar Strategic Indonesia, menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan PDIP untuk menjadi oposisi atau bergabung dalam koalisi, terutama terkait wacana pertemuan Megawati Soekarnoputri dan Prabowo Subianto.

Pertemuan ini muncul kurang dari dua minggu sebelum pelantikan Prabowo dan Gibran Rakabuming Raka sebagai presiden dan wakil presiden terpilih. Rencana tersebut dianggap sebagai sinyal bahwa PDIP mungkin bergabung dalam pemerintahan baru.

Arifki menambahkan bahwa PDIP memiliki daya tawar politik untuk memilih posisinya, baik di dalam maupun di luar kekuasaan, dan telah terbukti sebagai oposisi yang kritis selama pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono.

Advertising
Advertising

Lalu, bagaimana dengan gaya PDIP selama menjadi oposisi di pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)?

Dalam disertasinya, Tuswoyo menyatakan bahwa setelah kalah dalam Pileg dan Pilpres 2004, Megawati Soekarnoputri mendeklarasikan PDIP sebagai partai oposisi dan melarang kadernya bergabung dalam kabinet Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)-Jusuf Kalla (JK). PDIP kemudian merumuskan Format Oposisi yang menekankan kritik terhadap kinerja pemerintah yang merugikan rakyat, serta menawarkan alternatif yang bermanfaat bagi masyarakat.

Sebagai partai oposisi, PDIP tidaklah baru; sejak awal berdirinya, partai ini selalu berhadapan dengan rezim Orde Baru yang menolak keberadaan oposisi. Namun, saat memegang tampuk kekuasaan, PDIP juga menerapkan orientasi liberal yang sama dengan SBY-JK. Tuswoyo mencatat bahwa untuk menjadi oposisi yang efektif, partai harus memiliki justifikasi ideologi yang berbeda dari pemerintah, agar dapat mengoreksi kebijakan penguasa.

Setelah kritik terhadap kesamaan ideologi, PDIP menyusun kembali Format Oposisi yang menekankan kepentingan rakyat kecil dan menjelaskan pergeseran orientasi ideologinya dari liberal ke ekonomi nasionalistik, sebagaimana ditetapkan dalam Kongres Kedua PDIP di Bali pada 2005. Dalam konteks ini, PDIP berusaha mengedepankan peran negara dalam ekonomi untuk mencegah dominasi asing yang dapat mengancam kedaulatan bangsa.

Dengan mengacu pada Pasal 33 UUD 1945, PDIP berkomitmen untuk menegakkan prinsip-prinsip yang mengatur perekonomian negara. Ketika kebijakan pemerintah dinilai tidak sesuai, PDIP akan mempertanyakannya. Namun, pertanyaan muncul apakah posisi oposisi ini benar-benar berkontribusi pada institusi parlemen atau hanya meningkatkan daya tawar dalam politik.

Meskipun banyak skeptisisme terhadap keputusan PDIP menjadi oposisi, perubahan pandangan publik terjadi seiring laporan kegiatan oposisi PDIP. Penolakan terhadap kebijakan kontroversial seperti penetapan ExxonMobil sebagai operator Blok Cepu dan kenaikan harga BBM menunjukkan konsistensi PDIP dalam melawan kebijakan yang dianggap tidak pro-rakyat dan tidak nasionalistis, sehingga memperoleh dukungan masyarakat.

“Tak menutup kemungkinan hal itu terjadi lagi di era Prabowo, jika PDIP memilih sikap sebagai oposisi total,” kata Arifki lewat keterangan tertulis kepada Tempo, Jumat, 27 September 2024.

Arifki Chaniago menilai bahwa masuknya PDIP ke pemerintahan Prabowo tentu bakal menambah kekuatan politik pemerintah, terutama di parlemen. Posisi PDIP sebagai pemenang pemilihan legislatif 2024 menjadi kekuatan untuk berperan sebagai “oposisi” yang kritis terhadap pemerintah.

MYESHA FATINA RACHMAN I EKA YUDHA SAPUTRA I NANDITO PUTRA I HENDRIK KHOIRUL MUDHID

Pilihan Editor: Jalan Politik Bambang Pacul Wakil Ketua MPR dari PDIP, Usai Dilantik Kirim Pesan untuk 'Kores-Korea'

Berita terkait

Azwar Anas: Kemenpan RB Siapkan Berbagai Kebutuhan Pemerintahan Prabowo-Gibran

3 jam lalu

Azwar Anas: Kemenpan RB Siapkan Berbagai Kebutuhan Pemerintahan Prabowo-Gibran

Menpan RB Abdullah Azwar Anas menepis pertanyaan tentang kelanjutan dirinya di pemerintahan.

Baca Selengkapnya

Wapres Ma'ruf Amin Berkelakar Singgung Zulhas Calon Menteri Prabowo

4 jam lalu

Wapres Ma'ruf Amin Berkelakar Singgung Zulhas Calon Menteri Prabowo

Ma'ruf Amin mengatakan Zulhas akan kembali menduduki posisi menteri Prabowo Subianto.

Baca Selengkapnya

Debat Perdana Pilkada Jakarta, Bagaimana Kesiapan Ridwan Kamil, Dharma Pongrekun, dan Pramono Anung?

4 jam lalu

Debat Perdana Pilkada Jakarta, Bagaimana Kesiapan Ridwan Kamil, Dharma Pongrekun, dan Pramono Anung?

Tiga paslon gubernur dan wakil gubernur Pilkada Jakarta menyatakan kesiapan mereka untuk menghadapi debat perdana 6 Oktober 2024.

Baca Selengkapnya

Terkini: ESDM Buka Suara soal Rencana Prabowo Ganti Subsidi BBM Menjadi BLT, BBN Airlines Indonesia Segera Buka Rute Jakarta-Pontianak

5 jam lalu

Terkini: ESDM Buka Suara soal Rencana Prabowo Ganti Subsidi BBM Menjadi BLT, BBN Airlines Indonesia Segera Buka Rute Jakarta-Pontianak

Kementerian ESDM merespon rencana Presiden Terpilih Prabowo Subianto menggantikan subsidi BBM dengan Bantuan Langsung Tunai atau BLT.

Baca Selengkapnya

Dasco Sebut DPR akan Terima Jumlah Kementerian Prabowo pada 13 Oktober

5 jam lalu

Dasco Sebut DPR akan Terima Jumlah Kementerian Prabowo pada 13 Oktober

Dasco menyebutkan DPR akan menerima jumlah kementerian baru pada 13 Oktober. Dia tak bisa memastikan jumlah kementerian baru di pemerintahan Prabowo.

Baca Selengkapnya

Panas Dingin Hubungan Megawati dan Prabowo: Pernah Berpasangan di Pilpres, Perjanjian Batu Tulis, Jokowi di Antara Mereka

7 jam lalu

Panas Dingin Hubungan Megawati dan Prabowo: Pernah Berpasangan di Pilpres, Perjanjian Batu Tulis, Jokowi di Antara Mereka

Rencana pertemuan Megawati dan Prabowo menjadi peristiwa politik yang ditunggu belangan ini, Hubungan keduanya naik-turun selama ini.

Baca Selengkapnya

Survei Indikator: Mayoritas Responden Mayakini Prabowo Bawa Indonesia Lebih Baik

7 jam lalu

Survei Indikator: Mayoritas Responden Mayakini Prabowo Bawa Indonesia Lebih Baik

Lembaga survei Indikator Politik menyampaikan, mayoritas responden yakin Presiden terpilih, Prabowo Subianto, bisa membawa Indonesia lebih baik.

Baca Selengkapnya

Rencana Pertemuan Prabowo dan Megawati: Kertanegara atau Hambalang hingga Nasi Goreng

7 jam lalu

Rencana Pertemuan Prabowo dan Megawati: Kertanegara atau Hambalang hingga Nasi Goreng

Puan Maharani, memperkirakan okasi pertemuan antara Prabowo dan Megawati, antara Kertanegara atau Hambalang

Baca Selengkapnya

Prabowo akan Ganti Subsidi BBM Menjadi BLT, Kementerian ESDM: Meningkatkan Daya Beli Masyarakat

9 jam lalu

Prabowo akan Ganti Subsidi BBM Menjadi BLT, Kementerian ESDM: Meningkatkan Daya Beli Masyarakat

Prabowo berencana ubah subsidi BBM menjadi BLT. Kementerian ESDM mengatakan gagasan itu untuk meningkatkan daya beli masyarakat.

Baca Selengkapnya

Menu Nasi Goreng di Tengah Wacana Pertemuan Megawati-Prabowo

9 jam lalu

Menu Nasi Goreng di Tengah Wacana Pertemuan Megawati-Prabowo

Puan mengatakan, pertemuan Megawati dan Prabowo hanya tinggal menunggu momentum yang tepat. Megawati maupun Prabowo, katanya, sama-sama ingin bertemu.

Baca Selengkapnya